Selasa, 20 Agustus 2019

Sang Petani Raja Lele




Ada yang kenal Gatot Surono?

Dia adalah orang yang dituduh kiri oleh Orde Baru. Pernah dijebloskan ke penjara sepulang dari kuliah ikatan dinas di China selama 4 tahun. Gelarnya doktor. Tapi malah jadi seseorang pekerja pabrik sebab susah mendapat kerja lantaran dicap orang kiri. Dibantu seorang uskup dia bekerja di pabrik penyulingan, itu pun masih diracekin pensiunan tentara rekan sepabriknya.

Akhirnya beliau dipecat

Namun dipecat dengan hormat karna jasanya pada pabrik sudah membuat pabrik besar. Pabrik memecat beliau karna tekanan dari pensiunan tentara tadi. Beliau dapat pesangon karena konditenya baik. Dari uang pesangon itu beliau menyewa tanah di desanya untuk bertani.

Pada 1984 Gatot menanam padi dengan cara alami. Pada saat mana Orde Baru sedang gencar-gencarnya menggolakan swasembada beras sehingga aturan tanam padi pun semua harus menerima berdasarkan paket yang diminta Orba. Pada masa itu dikenal benih varitas ungul tahan wereng (VUTW).

Namun petani Gatot tak mau, dia tetap gigih menanam padi dengan cara alami yang kata beliau tidak mencemari tanah maupun tidak berbahan kimia,
“Ingin tetap melanjutkan pola tanam warisan para leluhurnya”, katanya.

Didatangi tentara

Atas sikap dan pendiriannya, akhirnya Gatot kembali didatangi tentara yang  mencabuti tanaman padinya. Petani ini dijebloskan kembali ke sel penjara di Koramil setempat, selama 4 bulan dengan tuduhan melawan rejim Suharto.

Tak surut diperlakukan tak adil, Gatot tak jua berhenti bertani. Bahkan ia tetap gigih dan menyuruh orang lain untuk menanam kembali lahan pertaniannya.

Hingga pada masanya tiba musim panen, sang petani panen besar. Pasca panen ia mengundang tentara-tentara Koramil tadi untuk syukuran; acara makan-makan di rumahnya. Makan dengan nasi hangat beras hasil panen yang beraroma harum dan legit serta lauk pauk khas pedesaan.

Kepada sang petani, tentara tersebut kemudian bertanya
"Saya belum pernah makan seenak ini sebelumnya”, komentar si tentara. “Nasinya juga enak dan beda; ini beras apa?", sambungnya.
Sebagai petani Gatot Surono menjawab dengan lugas dan apa adanya.
"Beras itu saya namakan Raja Lele, itu dari benih padi yang bapak larang saya untuk menanamnya. Tanaman itu yang bapak cabuti kemarin dulu".
Tentara tersebut tersentak kaget dan berkata dengan nada menyesalinya.
"Mbah saya minta maaf, saya ini cuman aparat, saya menjalankan perintah. Saya dapat perintah dan kalau saya tidak menjalankan perintah tersebut saya akan dipecat atasan".
Mbah Gatot menerima itu dan berkata pada tentara tersebut untuk tidak melarang kegiatannya lagi karena beliau akan mengajari itu kepada semua petani di desanya.

Petani Kiri Indonesia

Begitu lah. Bapak Gatot Surono adalah seseorang pahlawan pertanian yang mengharumkan nama Indonesia dari karya benih padi raja lelenya yang dikenal di berbagai belahan dunia.

Beliau dicap “kiri” berpuluh-puluh tahun dan mendapat perlakuan tak adil dari Orde Baru selama lantaran diangap sebagai komunis.
Tapi itu tak menyurutkan niat beliau untuk mengabdi pada negara dengan penemuan dan inovasinya yang luar biasa di bidang pertanian.

Hinga nama beras Raja Lele dikenal masyarakat dan jadi beras unggulan dengan kualitas terbaik.

Doa teraik untuk sang petani, Gatot Surono yang telah meningal pada Senin (19/8/2019); 2 hari setelah peringatan ke 74 tahun kemerdekaan RI.


0 komentar:

Posting Komentar