KAMIS, 02 JULI 2015 | 20:22 WIB
Lambang
Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika, yang terdapat di
Lobi Markas Besar CIA di Langley. cia.gov
TEMPO.CO, Washington -
Hugh Tovar, yang pernah menjadi kepala kantor badan intelijen Amerika Serikat,
Central Intelligence Agency (CIA) di Indonesia, meninggal Sabtu, 27 Juni, 2015,
di Greensburg, Amerika Serikat. Berita ini dilansir situs triblive.com edisi 2 Juli
2015.
Tovar
menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan CIA dan berada di tengah-tengah apa
yang disebut Newsweek sebagai "dua operasi aksi rahasia paling
kontroversial CIA selama Perang Dingin" sebelum akhirnya pensiun ke Laurel
Highlands, Pennsylvania.
Bernardo Hugh Tovar, dikenal secara profesional sebagai B. Hugh Tovar dan dipanggil "Hugh" oleh keluarga dan teman-temannya, meninggal dengan tenang di Rumah Sakit St Anne di Greensburg, dalam usia 92 tahun.
Tovar, yang berkarir 30 tahun di CIA membeli sebuah pondok di Champion, tahun 1967, yang letaknhya beberapa mil dari Seven Springs. "Kami pindah ke sana pada akhir tahun 2001 dan memutuskan untuk membangun rumah di sana," kata istrinya, Pamela Kay Balow.
Bernardo Hugh Tovar, dikenal secara profesional sebagai B. Hugh Tovar dan dipanggil "Hugh" oleh keluarga dan teman-temannya, meninggal dengan tenang di Rumah Sakit St Anne di Greensburg, dalam usia 92 tahun.
Tovar, yang berkarir 30 tahun di CIA membeli sebuah pondok di Champion, tahun 1967, yang letaknhya beberapa mil dari Seven Springs. "Kami pindah ke sana pada akhir tahun 2001 dan memutuskan untuk membangun rumah di sana," kata istrinya, Pamela Kay Balow.
"Kami
menghabiskan enam bulan di sana dan beberapa tahun kemudian, pada tahun 2004
atau 2005, kami pindah ke sana secara penuh. Kami mencintai keindahan Laurel
Highlands, kami mencintai ketenangan, kami mencintai lingkungan dan teman-teman
kami," kata Balow, yang menikah dengan Tovar pada 31 Desember 1975, di
Bangkok, Thailand.
Tovar pensiun pada tahun 1978 tetapi tidak pernah benar-benar berpisah dengan masa lalunya sebagai orang intel. "Dia akan berbicara dengan siapa saja yang akan tertarik bicara dengannya. Dia tidak akan berbicara tentang rahasia. Apa yang dia bisa katakan adalah apa yang dilakukannya dan mengapa ia melakukannya. Ada beberapa prestasi dan beberapa kesulitan."
"Dia menulis sejumlah hal pada 1970-an dan 1980-an untuk National Strategy Information Center di Washington yang menjadi sumber primer untuk berbagai bagian dari bisnis intelijen - aksi rahasia, kontra intelijen, operasi paramiliter - yang diajarkan di universitas-universitas," kata Balow.
Koresponden keamanan nasional Newsweek Jeff Stein menulis pekan ini bahwa perang terselubung CIA di Laos selama masa Tovar adalah operasi paramiliter terbesar dan terpanjang dalam sejarah CIA.
"Itu berlangsung 1961-1975 dan mempekerjakan ratusan agen CIA dan pilot, serta ribuan suku lokal Hmong dalam upaya yang gagal untuk memblokir Komunis Vietnam Utara dan menggunakan Laos sebagai rute pasokan dan landasan untuk serangan ke Vietnam Selatan," tulis Stein.
"Hugh membuat jejak selama bertugas di Indonesia pada pertengahan 1960-an ketika ia menjadi Kepala Kantor CIA selama kerusuhan anti-Cina yang sangat berdarah yang menyebabkan Soekarno terguling dan naiknya Soeharto," kata Colin Thompson, mantan petugas CIA kepada Newsweek.
Tovar selalu membantah memberikan informasi rahasia kepada orang-orang di Kedutaan Besar AS di Jakarta yang memberi militer Indonesia nama-nama orang yang diduga Komunis, yang kemudian diburu dan dibunuh, kata Stein. "AS tidak --dengan sejumlah cara -- membantu Angkatan Darat menekan Komunis," kata Tovar dalam sebuah wawancara tahun 2001, yang dikutip Stein.
Tovar, yang berasal dari Bogata, Kolombia, dan merupakan veteran Perang Dunia II, disebut Stein sebagai "pengkritik yang terukur" dari upaya Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintah asing.
TRIBLIVE.COM | ABDUL MANAN
Tovar pensiun pada tahun 1978 tetapi tidak pernah benar-benar berpisah dengan masa lalunya sebagai orang intel. "Dia akan berbicara dengan siapa saja yang akan tertarik bicara dengannya. Dia tidak akan berbicara tentang rahasia. Apa yang dia bisa katakan adalah apa yang dilakukannya dan mengapa ia melakukannya. Ada beberapa prestasi dan beberapa kesulitan."
"Dia menulis sejumlah hal pada 1970-an dan 1980-an untuk National Strategy Information Center di Washington yang menjadi sumber primer untuk berbagai bagian dari bisnis intelijen - aksi rahasia, kontra intelijen, operasi paramiliter - yang diajarkan di universitas-universitas," kata Balow.
Koresponden keamanan nasional Newsweek Jeff Stein menulis pekan ini bahwa perang terselubung CIA di Laos selama masa Tovar adalah operasi paramiliter terbesar dan terpanjang dalam sejarah CIA.
"Itu berlangsung 1961-1975 dan mempekerjakan ratusan agen CIA dan pilot, serta ribuan suku lokal Hmong dalam upaya yang gagal untuk memblokir Komunis Vietnam Utara dan menggunakan Laos sebagai rute pasokan dan landasan untuk serangan ke Vietnam Selatan," tulis Stein.
"Hugh membuat jejak selama bertugas di Indonesia pada pertengahan 1960-an ketika ia menjadi Kepala Kantor CIA selama kerusuhan anti-Cina yang sangat berdarah yang menyebabkan Soekarno terguling dan naiknya Soeharto," kata Colin Thompson, mantan petugas CIA kepada Newsweek.
Tovar selalu membantah memberikan informasi rahasia kepada orang-orang di Kedutaan Besar AS di Jakarta yang memberi militer Indonesia nama-nama orang yang diduga Komunis, yang kemudian diburu dan dibunuh, kata Stein. "AS tidak --dengan sejumlah cara -- membantu Angkatan Darat menekan Komunis," kata Tovar dalam sebuah wawancara tahun 2001, yang dikutip Stein.
Tovar, yang berasal dari Bogata, Kolombia, dan merupakan veteran Perang Dunia II, disebut Stein sebagai "pengkritik yang terukur" dari upaya Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintah asing.
TRIBLIVE.COM | ABDUL MANAN
0 komentar:
Posting Komentar