Senin, 11 Januari 2016

Konsep Bela Negara dan Proyek Nonton Film

Tiket nonton film Jenderal Soedirman yang tidak mencantumkan harga tiket, tapi ada pungutan Rp. 25.000,- per siswa  

Beberapa siswa Madrasah Aliyah (MA) Salafiyah Wonoyoso Kebumen menuturkan kepada KebumenNews perihal “wajib nonton” film Jenderal Soedirman, pada hari Selasa (12/12). Pemutaran film disertai wajib tonton yang dikenakan pada siswa ini merupakan kerjasama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kebumen dan Kodim 0709/Kebumen.

Keterangan yang dihimpun KebumenNews menyebutkan tempat pemutaran film ini telah dan akan dilaksanakan di auditorium SMA Negeri 2 Kebumen. Pada Sabtu (10/12) di tempat yang sama telah dilaksanakan pemutaran film dengan mewajibkan para Kepsek SMA, SMK, MA se Kabupaten Kebumen. Sedangkan jadwal pemutaran hari Senin (12/12) untuk siswa MA Salafiyah Wonoyoso, MA-PK Ma’arif dan MA Nawawi Kebumen.

Agenda pemutaran film Jenderal Soedirman yang diasumsikan sebagai implementasi konsep “bela negara” versi militer ini, juga telah dijadwalkan di Kabupaten Temanggung selama bulan Desember lalu. Film ini dianggap mewakili semangat heroik kepahlawanan, nasionalisme dan cinta NKRI.   
Produser film ini Ramesh R dari Padma Production menyampaikan pemutaran film produksinya akan dilaksanakan secara nasional dengan melibatkan pelajar berbagai sekolah se Indonesia.

Project-Oriented Bela Negara

Beberapa aktivis yang diminta tanggapan oleh KebumenNews mengaku cukup kaget dengan instruksi wajib tonton film yang diperlakukan pada kalangan pelajar. Ini mengingatkan gaya orba versi Soeharto yang mewajibkan pelajar nonton film Pengkhianatan G30S/PKI di masa rejim Soeharto dulu. Film tentang tragedi politik di sekitar 1965 besutan Arifin C Noer yang dibuat berdasarkan perspektif dan pesanan rejim ini, sekarang tak berlaku lagi.

Sebagai gantinya kini dibuat film disertai instruksi wajib tonton bagi praktisi pendidkan formal dan kalangan pelajar. Bre Kastari, aktivis HAM lintas karesidenan Kedu Banyumas mengemukakan pendapatnya terkait kehadiran film ini sebagai upaya indoktrinasi baru bergaya militerisme. Berbarengan dengan launching film ini di Kabupaten Temanggung, ditandai dengan runtuhnya monumen patung Jendral Soedirman di Purbalingga.

“Kepahlawanan dan nasionalisme itu tak identik dengan militer”, cetusnya. Terlebih karena berdalih pendidikan nasionalisme dan penanaman semangat heroik, ujung-ujungnya ternyata mbayar tiket. Hal ini membuktikan issue pendidikan bela negara telah berkolaborasi dengan kepentingan proyek komersial baru di daerah.  
"Akan berbeda jika nontonnya gratis", tambahnya. 

Keterangan yang dihimpun KebumenNews menginformasikan bahwa untuk menonton film dengan durasi 2 Jam 10 menit ini, bagi kalangan sekolah negeri dibebaskan dari beban tiket, karena dapat memanfaatkan sumber dana BOS. Sedangkan untuk sekolah swasta dikenakan harga tiket sebesar Rp. 25.000,- per siswa. Ironisnya, besaran harga tiket ini tidak dicantumkan di tiket yang beredar... 

Sumber http://kebumennews.com
     

1 komentar: