Jumat, 02 Juni 2017

Kiprah Megawati Soekarnoputri di Jeju Forum Korsel


2 Juni 2017

Megawati Soekarnoputri di Sesi Pemimpin Dunia, Jeju Forum di Jeju, Korea Selatan, 1 Juni 2017. (Foto: KBRI Seoul)

Jeju – Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri melakukan dialog dengan Wakil Presiden Amerika Serikat ke-45 Albert Arnold Gore Jr (Al Gore) dalam Forum Jeju Untuk Perdamaian dan Kemakmuran (Jeju Forum for Peace and Prosperity) 2017, di Korea Selatan, 1/6/2017.

Megawati dan Al Gore melakukan pertemuan empat mata di sebuah ruang pertemuan 301 A di International Convention Center (ICC) Jeju, sekitar setengah jam.
Wartawan tidak diperkenankan masuk dalam ruang pertemuan
"Ini mengenai masalah perubahan cuaca,” ujar Megawati kepada wartawan seusai pertemuan dengan Al Gore, di Jeju, Kamis
Megawati mengatakan kepada Al Gore bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan yang sangat mengkhawatirkan adalah akibat pemanasan global, yakni mencairnya es di Kutub Utara, Kutub Selatan maupun Islandia.
“Beliau sepakat yang sangat mengkhawatirkan di Islandia setiap hari berton-ton es yang meleleh sehingga suatu saat kalau dibiarkan seperti ini, diprediksi di pertengahan abad ini air laut bisa naik dua sampai tiga meter,” kata Megawati.
Megawati menekankan Indonesia memiliki pulau-pulau yang sangat banyak jumlahnya. Saat ini saja banjir rob telah terjadi di sejumlah tempat.
“Beliau setuju hal itu bisa terjadi, tapi solusi tentang hal ini beliau mengatakan selalu ada harapan,” ujar Megawati.
Megawati menyampaikan Al Gore juga sempat menanyakan kondisi hutan di Indonesia. Al Gore mendengar banyak pembalakan liar terjadi.
“Tentu saya mengatakan, kami mencoba mengatasi hal itu dengan cukup berat karena memang secara situasional juga hal-hal seperti itu sangat terpengaruhi dari berbagai masalah,” jelas Mega.
Sementara itu isu lain yang turut dibahas Megawati bersama Al Gore dalam pertemuam empat mata tersebut adalah mengenai situasi politik di Tanah Air, termasuk soal korupsi di Indonesia.
“Tentu beliau sebagai politisi juga menanyakan situasional di Indonesia tentang pemerintahan sekarang. Saya katakan partai saya memang selalu berupaya melakukan perbaikan-perbaikan. Beliau juga tanya soal korupsi, saya bilang kami juga bergerak dalam pemberantasan korupsi itu, dan beliau juga setuju salah satu masalah di dunia ini adalah bagaimana mengatasi korupsi itu,” kata dia.
Al Gore tidak memberikan pernyataan resmi mengenai pertemuannya dengan Megawati. Al Gore hanya sempat berseloroh di hadapan wartawan dan delegasi Indonesia, bahwa dirinya dan Megawati baru saja menyepakati perjanjian perdamaian.
“Kami baru saja menyepakati perjanjian perdamaian untuk menyelamatkan dunia,” ujar Al Gore sambil tertawa.
Dalam lawatannya ke Korsel, Megawati secara khusus diminta oleh Presiden Korsel Moon Jae-in untuk menjembatani proses reunifikasi dua Korea.

Selain itu Megawati juga diminta mewakili Asia di forum tahunan “The Jeju Forum for Peace and Prosperity” yang diselenggarakan 31 Mei-2 Juni 2017.
The Jeju Forum for Peace and Prosperity

Megawati Soekarnoputri mengajak seluruh dunia, khususnya negara-negara Asia, untuk menerapkan semangat yang terkandung dalam lima butir Pancasila guna menyelesaikan persoalan yang kini terjadi di dunia.
“Pancasila adalah pemandu secara spiritual, politik, ekonomi dan lain-lain. Pancasila dapat diimplementasikan secara internasional untuk mencari solusi kehidupan bersama,” ujar Megawati saat memberikan pidato kuncinya di hadapan ratusan orang perwakilan 70 negara yang hadir di Jeju Forum for Peace and Prosperity, di International Convention Center Jeju, Korea Selatan, 1/6/2017
Megawati mengatakan melalui pidato Presiden Soekarno 1 Juni 1945, Pancasila pertama kali lahir. Dalam gagasan Soekarno, Pancasila berarti lima prinsipal yang menjadi dasar Republik Indonesia.

Pertama, kata Megawati, percaya kepada Tuhan. Percaya kepada Tuhan dapat dilakukan dengan saling menghormati satu sama lain.

Kedua, kemanusiaan yang berkeadilan. Melalui prinsip kedua ini Indonesia berkomitmen terhadap keadilan dan kesejahteraan, tidak hanya untuk rakyat Indonesia, namun juga untuk negara lain.

Ketiga, persatuan Indonesia. Hal ini, kata Mega, dapat diinterpretasikan secara internasional, di mana seluruh negara di dunia harus bersatu menciptakan perdamaian.

Keempat, diskusi dan demokrasi mufakat. Dalam konteks ini demokrasi bukan monopoli, namun milik rakyat seutuhnya.
Kelima, keadilan sosial. Keadilan sosial ini berkaitan dengan kesejahteraan sosial.

Megawati menekankan lima butir inti Pancasila itu dapat menjadi pedoman guna mewujudkan perdamaian dunia.
“Saya percaya tidak ada di antara kita yang ingin mewariskan konflik kepada generasi muda,” ujar Megawati.
Dalam lawatannya ke Korsel, Megawati secara khusus diminta oleh Presiden Korsel Moon Jae-in untuk menjembatani proses reunifikasi dua Korea. Selain itu Megawati juga diminta mewakili Asia memberikan pidato di forum tahunan “The Jeju Forum for Peace and Prosperity” yang diselenggarakan 31 Mei-2 Juni 2017.

Forum ini dihadiri delegasi lebih dari 70 negara yang terdiri dari politisi, birokrat, diplomat, akademisi, wirausaha, dan para wartawan serta perwakilan lembaga internasional. Terdapat 71 sesi pertemuan dalam forum tersebut.

Selain Megawati, Al Gore, Anibal Cavaco Silva, dan Punsalmaagin Ochirbat, sejumlah tokoh juga hadir dalam forum itu, seperti para mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa (Indonesia), George Yeo (Singapura), Gareth Evans (Australia), dan Nyamosor Tuya (Mongolia).
Antara

Sumber: JakartaGreater 

0 komentar:

Posting Komentar