Minggu, 11 November 2018

Megawati Sebut Ada Upaya Menutupi Fakta Sejarah G30S 1965


Reporter: Syafiul Hadi | Editor: Syailendra Persada
Minggu, 11 November 2018 10:17 WIB

Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri menerima gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam Diplomasi Ekonomi dari Fujian Normal University (FNU), Fuzhou, Cina pada hari ini, Senin, 5 November 2018. ISTIMEWA

Jakarta - Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengatakan masih banyak cerita sejarah bangsa Indonesia belum terungkap sampai sekarang. Salah satunya, kata dia, adalah peristiwa pada tahun 1965.
"Ketika tahun 1965 terjadi sebuah peristiwa di republik ini yang benar-benar menurut saya secara politik itu termasuk noda hitam dari republik kita," kata Megawati dalam pidato wawasan kebangsaan di acara Purna Paskibraka Indonesia, Jakarta, Sabtu, 10 November 2018.
Megawati menyampaikan pidato wawasan kebangsaan ini berkaitan dengan peringatan Hari Pahlawan pada 10 November ini. Di depan seluruh anggota Purna Paskibraka Indonesia, dia menyinggung bagaimana generasi muda Indonesia tak mengeri sejarah karena masih banyak yang disembunyikan.

Pada tahun 1965, terjadi insiden yang disebut Gerakan 30 September. Cerita sejarah versi pemerintah Orde Baru menyebutkan kejadian ini merupakan pengkhianatan PKI dengan menculik dan membunuh beberapa jenderal TNI.

Menurut Megawati, peristiwa 1965 ini sampai sekarang masih ditutup-tutupi. Sebab, dia mencontohkan, masih banyak anak-anak sekolah yang tidak mengerti apa sebenarnya terjadi kala itu. 
"Saya jadi berpikir, seperti apa sebenarnya sejarah yang diberikan kepada anak-anak sekolah untuk mengetahui realita sejarah bangsanya yang benar," katanya.
Megawati menyayangkan bagaimana peristiwa sejarah di Indonesia masih belum lengkap secara asli. Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menilai kejadian sejarah di negara ini tidak diurutkan dengan benar karena ada beberapa yang masih disembunyikan. 
"Tak boleh sejarah itu diputar balik," kata dia. "Suatu saat pasti akan terbuka kebenaran daripada sejarah itu sendiri."

Sumber: Tempo.Co 

0 komentar:

Posting Komentar