Senin, 22 Mei 2017

Catatan Lahirnja PKI

Dharmawan Isaak

22 Mei 2017 | 23:27 · 

Tanggal 23 Mei tanggal ini mungkin tidak mengandung arti apapun bagi sebagian orang Indonesia saat sekarang, bahkan munkin bagi antek imperialis dan para penguasa sekarang menimbulkan rasa tjemas dan ketakutan, karena pada hari inilah telah lahir PKI (Partai Komunis Indoneisa).

PKI adalah partai pertama jang menggunakan kata Indonesia dan partai pertama jang dalam program perdjuangannja mentjantumkan perdjuangan kemerdekaan, mengusir kolonial Belanda, kelas buruh Indonesia dari penindasan dan penghisapan, karena programnja jang tegas dan djelas memihak kelas tertindas, melawan kelas penghisap dan penguasa djahat, selalu diburu oleh mereka termasuk oleh rezim jang sekarang.

Suatu kenjataan Indonesia tidak didjadjah oleh negara industri, melainkan didjadjah oleh negara jang dikuasai pedagang kelontong dan dan para farmer, karena itu di tanah djadjahan mereka pun tdak dibangun industri di tanah djadjahannja. Dari sini menimbulkan lemahnja kekuatan kelas buruh atau pun kelas borbuis nasioanal, padahal duet antara 2 kelas ini dalam perdjuangan kemerdekaan nasional penting sekali. Dengan absennja industrialissi, maka lemah sekali tulang punggung bagi gerakan buruh. Karena buruh industri karena sipat pekerdjaannja mempunjai disiplin jang tinggi dan memerlukan kerdja sama jang ketat satu sama lainnja. Jang paling penting perkembangan industri mereka berkepentingan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.


Karena sjarat2 objektif di atas sangat terasa sekali pengaruhnja terhadap perkembangan PKI. Sebagian besar pendiri partai berasal dari bordjuis ketjil jang masih lemah sekali di bidang tiori dan membawa watak kelas bordjuis ketjil jang sangat tebal, ialah subjektivisme, permuntjulannja dalam idiologi politik praktis ialah timbulnja oportunis kiri mapun kanan, kedua oportunis ini dalam praktek sering muntjul bersamaan.


Karena lemah di bidang tiori, maka waktu lahirnja PKI telah menempuh kesalahan "dogmatisme" meniru partai komunis Eropa lebih tepatnja Rusia, hal ini terdjadi karena belum ada pengertian jang djelas, perbedaan buruh dan kelas buruh; dan kekisruhan ini sampai sekarang masih terdapat pada generasi muda; 


"Buruh adalah orang2 jang kehidupannja tergantung pada pendjualan tenaga kerdjanja, karena tenaga kerdja jang mereka djual, tidak dibajar semaunja, maka mereka merupakan satu kelas jang dihisap oleh kelaskapitalis" 
Sedangkan "Kelas buruh adalah orang2 jang sadar dalam masjarakat kapitalis terbagi mendjadi kelas terhisap (buruh) dan kelas penghisap (kapitalis), dan dengan sadar ber-sama2 dengan buruh berdjuang melawan penindasan jang dilakukan oleh kapitalis dan kelas penghisap lainnja, feodalis, berdjuang merebut kekuasaan dari mereka dan mendirikan masjarakat sosialis jang tanpa penghisapan".

Pada waktu itu masjarakat di Nusantara adalah masjarakat jadjahan dan feodal; karena itu tugas PKI waktu itu mengadakan revolusi agraria, melawan feodalisme jang mendjadi sandaran pokok dari kolonialis Belanda dan bersamaan melawan kolonialis Belanda. Dengan kata lain pada waktu itu seharusnja mengadakan perang tani jang pandjang dan tahan lama.

Karena belum adanja pengertian bahwa buruh tani dan tani miskin lapisan bawah jang dididik dan menerima adjaran Marxisme-Leninisme merupakan kekuatan kelas buruh, maka sebagaian besar Pimpinan PKI jang tidak tertangkap telah medjadi kaum "likwidator" hampir semuanja lari ke luar negri, bukan pergi ke desa memimpin kaum tani melakukan revolusi agraria. Lebih parah lagi keadaan ini dengan ulahnja kaum Trotiskeysme, sesudah Partai melakukan kesalahan, bukan mengadakan kritik-otokritik dan menentukan garis baru jang tepat, tetapi setjara hianat menjalahkan Partai dan mendirikan Partainja sendiri.


Mendjelang revolusi (?) 1945 kekuatan kiri Indonesia sangat terpetjah belah, banjak partai jang mengibarkan Marxisme-Lenisme, sebagai tjontoh menanamkan PKI sadja ada 2 ialah PKI legal dan PKI ilegal. Belum lagi Partai2 lain jang dengan nama lain, seperti Partai Buruh, Partai Rakjat Sosialis jang dipimpin Mr. Amir [doc]

0 komentar:

Posting Komentar