Rabu, 02 Oktober 2013

Gua Grubug, Saksi Pembantaian Mengerikan PKI di Gunungkidul

Rabu, 2 Oktober 2013 07:33

Laporan Reporter Tribun Jogja, Hary Susmayanti

Lorong Gua Grubug di Gunungkidul yang menjadi lokasi pembantaian anggota PKI 
Foto: TRIBUNJOGJA.COM/HARY SUSMAYANTI 
 


TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965 silam menjadi sejarah yang tidak akan pernah dilupakan oleh bangsa Indonesia. 
Gerakan yang hendak merubah idiologi Pancasila menjadi Komunis tersebut berhasil ditumpas oleh Tentara Nasional Indonesia.

Operasi penumpasan kroni-kroni PKI ini terjadi dihampir seluruh wilayah Indonesia tak terkecuali di Gunungkidul. Banyak lokasi di kabupaten paling timur DIY ini yang menjadi saksi bisu pembrangusan antek-antek PKI. Salah satunya gua Grubug yang terletak di Dusun Jetis, Desa Pacarejo, Semanu.

Di gua vertikal ini, puluhan tahun silam menjadi lokasi pembantaian antek-antek PKI. Orang –orang yang terkait dengan gerakan komunis tersebut dibunuh dan dilemparkan ke dalam lubang raksasa yang memiliki kedalaman sekitar 100 meter tersebut. Meski terjadi sekitar 48 tahun silam, cerita pembantaian pengikut PKI saat itu masih diingat oleh warga sekitar lokasi gua.

Salah satunya oleh Untung(70). Warga yang rumahnya berada di jalur menuju ke Gua Grubug tersebut mengaku masih ingat betul bagaimana pengikut PKI dibunuh dan dibuang ke dalam dasar gua. “Ratusan orang yang dibuang ke dalam gua, tapi warga tidak tahu berapa jumlah pastinya,”ucapnya saat ditemui seusai pulang dari ladang di sekitar lokasi Gua Grubug, Selasa(1/10).

Ayah enam orang anak ini menceritakan, pembantaian pengikut PKI ini dilakukan pada malam hari. Setelah operasi pemberantasan PKI dilaksanakan oleh pemerintah, orang-orang yang menjadi pengikut partai berpaham komunis terus ditangkapi oleh pasukan TNI. Setelah tertangkap, orang-orang PKI ini kemudian ada yang diasingkan dan ada yang dibunuh dengan cara dibuang ke dalam gua atau sering disebut luweng.

Pembantaian PKI ini hampir berlangsung setiap malam. Orang-orang yang akan dieksekusi diturunkan dari kendaraan di jalan raya dan kemudian disuruh jalan kaki menuju ke bibir gua. Setelah sampai di bibir gua, satu persatu pengikut PKI langsung dieksekusi dan mayatnya dibuang ke dalam gua.

Pembantaian pengikut PKI ini berlangsung cukup lama. Bahkan pernah dimulai sekitar pukul 22.00 Wib hingga pagi hari.“Saya ingat betul saat itu malam Selasa Kliwon. Orang yang dibuang ke dalam gua cukup banyak karena dimulai sekitar pukul 22.00 hingga pagi hari menjelang warga hendak pergi ke pasar. Bahkan saya sampai mengurungkan niat untuk pergi ke pasar karena masih banyak orang yang lalu-lalang di jalan samping rumah,”ujarnya.

Saat pembantaian, lanjutnya, warga yang tinggal di sekitar lokasi gua tidak ada yang berani untuk keluar rumah. Warga memilih tinggal di dalam rumah hingga pembantaian selesai dilaksanakan. “Kami tidak tahu berapa yang dibuang dan siapa yang melakukannya. Setiap ada orang yang dibuang ke dalam gua, kami tidak berani keluar rumah,”ungkapnya.

Meski sudah puluhan tahun, Untung mengaku sampai saat ini masih trauma. Bahkan untuk bercerita kepada orang-orang luar.

Setelah era PKI berhasil ditumpas, perlahan kesereman Gua Grubung mulai pudar. Tulang belulang manusia yang pernah dibuang ke dalam gua sudah dibersihkan oleh pemerintah sekitar tahun 1982 silam. Dari cerita yang beredar, ada sekitar tiga truk tulang-belulang yang berhasil diambil dari dalam gua. Saat ini, Gua Grubug menjadi salah satu obyek wisata minat khusus yang mulai ramai dikunjungi wisatawan.

Salah seorang pemandu wisata susur Gua Jomblang-Grubug, Adi mengungkapkan, di dalam gua masih ada batu balok yang digunakan untuk jalan para pekerja yang membersihkan tulang . Balok-balok batu tersebut dipasang berjajar yang panjangnya mencapai ratusan meter.

“Balok batunya sudah ada sejak tahun 1982. Sekarang digunakan untuk jalan wisatawan,”ucapnya beberapa waktu silam.(has)

http://jogja.tribunnews.com/2013/10/02/gua-grubug-saksi-pembantaian-mengerikan-pki-di-gunungkidul

0 komentar:

Posting Komentar