Sabtu, 07 Januari 2017

PKI Sudah Mati, Tapi Dipakai Sebagai Isu Memecah Belah

BY  ON


PKI bagai momok yang begitu menakutkan. Semua orang membayangkan bahwa kudeta yang dilakukan PKI begitu kejam, begitu keji hingga keturunan para PKI pun dibenci padahal mereka tidak tahu apa-apa. Namun apakah kita pernah berpikir, kalau ada apa-apa kok bisa-bisanya yang disalahkan PKI? Bukannya PKI sudah dibubarkan dan ajaran komunisme sudah dilarang?
Jokowi Kok PKI?
Mengapa banyak sekali fitnah bahwa Jokowi itu PKI, Cina, Kristen, dll? Bukan karena ada bukti atau ada kesaksian, tetapi karena ada mafia-mafia dan orang besar yang terusik saat Jokowi bersih-bersih di Indonesia. Mafia migas, beras, garam, dll pasti tidak rela ATM mereka kering dibuat Jokowi. Oleh karena itu mereka mengoreng isu paling laku di Indonesia. Agama dan PKI pun dipilih, minimal bisa menganggu kinerja Jokowi dan memperlambat pembersihan Indonesia dari noda-noda membandel. Para penghasut dikerahkan dan setelah penghasut tertangkap, para mafia lepas tangan. Ulangi terus-menerus dengan harapan suatu saat Jokowi lengser.
Ini merupakan taktik yang keji namun untuk masyarakat yang kurang berpendidikan, cara ini cukup efektif. Masyarakat mudah termakan isu meski merekapun tidak tahu komunisme itu apa. Kalau ditanya kepada sebagian besar orang, bahkan yang sudah berpendidikan, mereka akan sulit menjawab karena tidak perbah belajar hal itu. Jawaban paling umum adalah komunisme anti agama sehingga merupakan ajaran buruk. Ini hanya salah satu aspek dari komunisme, masih ada yang lain. Tapi ini sudah membuktikan bahwa masyarakat tidak tahu komunisme itu sebenarnya apa sehingga mudah digiring.

Ada yang Ingin Negara Ini Hancur
Dibanding pemerintahan sebelumnya yang lebih banyak prihatin, pemerintahan sekarang bekerja keras untuk memperbaiki Indonesia yang salah urus. Kapal-kapal pencuri ikan dibom, bukan hanya dibiarkan. Pungli diberantas, bukan dibiarkan hingga masyarakat menjerit. Mafia-mafia dimatikan, bukan mengikuti asas ‘Tahu sama Tahu’. Proyek mangkrak dilanjutkan, masyarakat dipintarkan dan tidak dinina bobokan lagi. Sangat terlihat bahwa Indonesia menuju negara yang lebih maju.
Malaysia memiliki perdana menteri yang tersangkut skandal korupsi dan popularitasnya pun merosot. Indonesia sebagai tetangga memiliki presiden yang bersih dan jujur tapi entah mengapa mengalami paling banyak fitnah. Bila anda berani memfitnah perdana mentri Malaysia, dijamin saat tertangkap akan langsung masuk penjara tanpa drama pra-peradilan. Indonesia lebih menjunjung tinggi kebebasan berpendapat. Masih disidang meski sudah jelas yang dihinanya merupakan orang paling berkuasa di Indonesia. Kalau mau Jokowi tinggal bilang ‘bungkam dia’ maka sudah hilang orang tersebut dari peradaban. Ini tanda Jokowi memang pemimpin yang rendah hati dan sabaran.
Namun banyak aktor politik yang selalu menyerang pemerintah, mulai dari DPR yang selalu mengungkit-ungkit isu-isu yang sebenarnya di blow-up seperti pekerja cina dan dari bapak prihatin yang merasa paling berjasa terhadap Indonesia padahal partainya banyak yang ditangkap karena korupsi. Ibas pun sudah hilang dari peredaran, entah berada dimana dia sekarang.
Ada apa ini? Mengapa saat Indonesia mulai mangalami kemajuan malah banyak yang menyerang? Saat Indonesia jalan di tempat mengapa tidak ada yang ribut kecuali masyarakat? Apa ada udang dibalik bakwan? Apa mereka malu mengakui bahwa pemerintahan mereka gagal sehingga mencoba mencari-cari kesalahan pemerintah sekarang? Ada kejanggalan yang sangat kentara disini, orang macam apa yang tidak suka negaranya maju, malah senang bila ada krisis?

Penyebar Hoax Wajib Ditangkap
Meski sekarang sedang gencar-gencarnya pemblokiran situs hoax, penulis merasa bahwa ini belum cukup. Website tersebut hanya diblokir, bukan dimatikan. Berarti website tersebut masih bisa diakses dari luar negeri. Para pembuat website juga tidak diproses, meski memang sulit untuk mencari otak IT dari sebuah website. Perlu kerjasama dengan provider web yang biasanya bertempat diluar negeri sehingga cara tergampang adalah hanya memblokir.
Saran penulis, kalau bisa kepolisian menangkap bila ada akun yang sering mengshare berita hoax. Meski mereka bukan pembuat, tetap saja mereka membantu penyebarannya. Tidak perlu sampai dipenjara, diperiksa saja pasti mereka sudah kapok. Toh kita lihat semua pelaku yang ditangkap karena berita hoax tidak ada yang berani bertangung jawab. Yang pion kecil diperingatkan saja pasti sudah tidak berani. Semoga saja Indonesia tidak akan tumbang hanya gara-gara beginian. Salam waras. (07/01/2017).

0 komentar:

Posting Komentar