Jumat, 07 September 2018

Pemuda Muhammadiyah Ingatkan Utang Janji Jokowi Soal HAM

Priska Sari Pratiwi, CNN Indonesia | Jumat, 07/09/2018 21:20 WIB


Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak (berbaju putih) (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak meminta permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM) tak menjadi komoditas politik bagi calon presiden dan wakil presiden selama kampanye pilpres 2019. 

Dia berkaca dari Presiden Joko Widodo yang mengumbar akan menyelesaikan masalah HAM saat kampanye, tetapi sampai saat ini tak kunjung terwujud. 

"Tidak boleh itu sekadar jadi komoditas politik. Dulu juga Pak Jokowi gunakan itu, tapi sampai detik ini tidak ada satu pun yang selesai," ujar Dahnil saat ditemui di kantor wakil presiden, Jakarta, Jumat (7/9). 

Di pilpres 2014, Jokowi memang menjanjikan bakal menyelesaikan sejumlah permasalahan HAM di antaranya tragedi Semanggi I dan II, Trisaksi, Talangsari, dan tragedi 1965. 

Namun selain permasalahan HAM masa lalu, Dahnil juga berharap presiden dan wapres yanh terpilih mampu menyelesaikan kasus penyiraman air keras penyidik KPK Novel Baswedan. Sejak tahun lalu, pelaku penyiraman air keras itu tak kunjung terungkap. 

Dahnil pun tak sepenuhnya percaya jika ada pasangan calon yang menjanjikan bakal menyelesaikan kasus Novel. Ia memastikan akan terus menagih janji tersebut. 

"Misal ada yang janji mau nuntaskan kasus Novel kita enggak percaya seratus persen. Kita akan tagih dan awasin terus," katanya.
Selain permasalahan HAM, Dahnil juga menyoroti permasalahan impor yang selalu dibahas di masa kampanye. Berkaca pada kampanye pilpres terdahulu, permasalahan impor selalu menjadi bahan jualan pasangan capres cawapres. Nyatanya, kata dia, kebijakan Jokowi saat ini justru cenderung menggenjot impor. 
"Sebutlah Pak Jokowi dulu menyebut setop impor, nanti akan kita lihat juga Prabowo jual apa, apakah setop impor juga, atau sekadar janji," ucap Dahnil. 
"Bagi saya rezim impor harus dihentikan siapapun presidennya, karena ekonomi domestik kita tidak akan berkembang," lanjutnya. (ayp)
Sumber: CNN Indonesia 

0 komentar:

Posting Komentar