Rabu 01 Oct 2014, 19:01 WIB | - detikNews
Jakarta - Pengamanan presiden ternyata sudah menjadi persoalan sejak Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 silam. Setelah sempat hanya dikawal dengan Pasukan Pengawal Presiden, adanya percobaan pembunuhan Presiden pada 1957 maka dibentuklah Tjakrabirawa pada tahun 1962.
Dibentuknya Tjakrabirawa ini membuat Letnan Maulwi Saelan yang saat itu bertugas di Makassar lalu ditunjuk sebagai. Kepala Staff dan Wakil Komandan Tjakrabirawa. Posisi ini yang membuat Maulwi berada di ring 1 Bung Karno di saat paling kritis dalam masa peralihan kekuasaan yakni 1965-1966.
"Melalui dia kami melihat Soekarno yang sebenarnya," kata Bonnie Triyana, salah satu penulis buku Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno dalam peluncuran buku di Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakpus, Rabu (1/10/2014).
Acara peluncuran buku ini juga dihadiri oleh Maulwi yang datang dengan menggunakan kursi roda. Usia yang sudah lanjut membuat seluru rambutnya memutih. Ia duduk di baris paling depan bersama para veteran RI lainnya.
Penulis buku lainnya, Asvi Warman Adam yang menilai Maulwi Saelaan tak hanya seorang penjaga fisik Soekarno namun juga seorang Penjaga moral Soekarno.
"Karena Maulwi membenarkan banyak sejarah yang beredar di sekitar kita," Asvi.
Ia mencontohkan bahwa Maulwi ada mendampingi Bung Karno pada 4 Agustus 1965 saat Bung Karno mengalami stroke ringan. Sehingga, tidak benar jika ada sejarah yang menulis Bung Karno memanggil Kolonel Untung untuk menangkap beberapa orang jenderal.
"Maulwi juga menjadi saksi tidak ada surat yang dikirim Letkol Untung kepada Bung Karno yang dibaca di toilet pada 30 September saat terjadinya G30S," sambungnya.
Ditulis Asvi jika peristiwa 18 Maret 1966 menjadi peristiwa Maulwi menunjukkan keberaniannya dan ketenangannya pada Bung Karno. Saat itu Bung Karno berangkat dari Istanan Merdeka menuju Istana Bogor . Ajudan presiden, Bambang Wijanarko melaporkan kondisi sudah aman.
Namun, di air mancur Medan Merdeka Barat, rombongan presiden terhenti karena jalan terhalang truk militer milik RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat). Diceritakan dalam air mancur ada sebuah mobil lapis baja yang dilengkapi senapan mesin dan terarah pada mobil presiden. Saat itu diceritakan Presiden Soekarno marah karena Bambang Wijanarko melaporkan jalanan sudah steril untuk dilewati.
Para pengawal yang menumpangi jip terbuka loncat dari mobil dan berdiri mengelilingi mobil presiden. Pasukan RPKAD juga sudah mengulang senjatanya dan bersiap memuntahkan timah panas ke mobil yang ditumpangi presiden.
Saat itu, Maulwi Saelan turun dari mobil dan berteriak meminta agar Pasuka RPKAD tak menembak. Ia meminta bertemu Komandan Pasukan RPKAD. Setelah bertemu, komandan Pasukan, truk truk RPKAD menepi dan rombongan presiden meneruskan perjalanan ke Istana Bogor.
"Itu membuktikan Maulwi Saelan tak hanya Penjaga fisik presiden tapi juga penjaga presiden agar terluput dari fitnah sejarah yang dilontarkan terzin penguasa orde baru," pungkas Asvi.
(bil/ndr)
http://news.detik.com/berita/2707011/kisah-maulwi-saelan-penjaga-terakhir-soekarno-menguak-misteri-30-september-65/2
0 komentar:
Posting Komentar