Selasa, 10 Juli 2018

“Jenderal, di manakah kubur mereka..?” [3]

Oleh: Yoseph T Taher
ilustrasi : [googling]
Dari nama-nama yang ditelusuri oleh para tapol di RTM/TPU Pekanbaru setelah “pembebasan umum” yang terpaksa dilakukan oleh Pemerintah Soeharto pada 20 Desember 1977, tercatat sejumlah 40 orang Tapol yang sempat “diambil malam dan dilenyapkan” dari TPU/RTM Pekanbaru Riau selama masa 1966-1968 adalah:
  1. Zainuddin, Staff Caltex, Ketua SOBSI Riau/ Eks. Tapol PRRI 1958
  2. Muslihun, Staff Caltex, Ketua Cabang Persatuan Buruh Minyak (Perbum) Rumbai, Pekanbaru.
  3. A. Aziz Siregar, Staf/fungsionaris Perbum Cabang Rumbai, Pekanbaru.
  4. Misdar, pegawai Caltex Dumai, Pimpinan Perbum Dumai.
  5. Misbach, pegawai Caltex Duri, Pimpinan Perbum Duri.
  6. Rusli Danur B.A, guru SMA/SMEA, Ketua PGRI Pekanbaru Riau.
  7. Subekti, Pimpinan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), Riau
  8. M. Yusuf B.A., pegawai Pemerintah, Anggota BPH (Badan Pemerintahan Harian) Pekanbaru.
  9. Kambasli, Ketua CGMI Pekanbaru Riau/ Eks. Tapol PRRI 1958.
  10. Hamdah, Pimpinan PKI Sungai Pakning Riau/ Eks Tapol PRRI 1958.
  11. Zubir Ahmad, Pelajar, Ketua IPPI Pekanbaru Riau.
  12. Muchtar Bagindo Marajo, petani, Pimpinan BTI Pekanbaru.
  13. A. Kusumitro, anggota Pimpinan PKI Kotapraja Pekanbaru.
  14. Nordin. O., anggota Pemuda Rakyat Pekanbaru.
  15. Suyitno Hadi, anggota Pimpinan PKI Kota Pekanbaru.
  16. Sutan Malano, pimpinan SBPP (Sarikat Buruh Perkapalan Pelayaran) Pekanbaru.
  17. Sudibyo, Pimpinan Barisan Tani Riau, Pekanbaru.
  18. Sugimin, pegawai Pemerintah di kantor Balaikota Pekanbaru, Ketua SSKDN (Sarikat Sekerja Kementerian Dalam Negeri) Pekanbaru.
  19. Malanton Simanjuntak, pimpinan SBKB (Sarikat Buruh Kenderaan Bermotor) Pekanbaru
  20. Kamaluddin Syamsuddin, Staff Caltex, Pimpinan Perbum Rumbai, Pekanbaru.
  21. Ardan A. Nopel, Ketua Pemuda Rakyat Riau/ Eks Tapol PRRI 1958.
  22. Abunandar, staff Caltex, Pimpinan Perbum Rumbai.
  23. Darajad Lubis, Pimpinan SOBSI Riau, Pekanbaru.
  24. Nasution, pimpinan BTI Sungai Rangau, Duri/Dumai (hanya diketahui marganya saja)
  25. Nyonya Nasution (istri Nasution diatas), Gerwani Sungai Rangau Duri/Dumai.
  26. Djasni, mahasiswa, pimpinan CGMI Pekanbaru.
  27. M. Lubis, pimpinan SOBSI Pekanbaru.
  28. Hamlet Nasution, pimpinan Pemuda Rakyat Pekanbaru.
  29. Tampubolon (hanya dikenal marganya saja), pimpinan PKI Sungai Rangau.
  30. Syahruddin Djalal, pegawai Caltex, Pimpinan Perbum Rumbai.
  31. Aliusir, pimpian BTI Riau, Pekanbaru.
  32. Ngadimin, pegawai Caltex, pimpinan Perbum Duri.
  33. Darwis, pegawai Pekerjaan Umum, pimpinan SBPU Kota Pekanbaru/ eks. Tapol PRRI 1958.
  34. Abbas, mandor Pekanbaru (maaf, kurang informasi)
  35. Syarif Tanjung, pegawai Caltex, Pimpinan Perbum Duri.
  36. M. Saleh, Pelajar, Ketua IPPI Pekanbaru.
  37. Sidi Berbangso (Barabanso), pimpinan BTI Riau, Pekanbaru/ eks. Tapol PRRI 1958.
  38. Bachtiar, pimpinan SBKB Pekanbaru/ eks Tapol PRRI 1958
  39. Lukman, pegawai Kantor Bea Cukai, Pekanbaru (kurang jelas identitasnya).
  40. Ngadibi, pimpinan Pemuda Rakyat Riau, Pekanbaru.

Geger Penghilangan Paksa 
Kehilangan mereka membuat gundah para sanak saudara dan keluarga tercinta. Mereka tertanya-tertanya, dimana mereka dikuburkan. Para keluarga, anak cucu, senantiasa menahan duka. Terlebih disaat-saat ummat sedang menunaikan ibadah agama masing-masing di bulan Ramadan dan Idulfitri. Kemana akan pergi membersihkan pusara, menyekar bunga melati dan membakar kemenyan di atas kubur ayah, suami atau saudara yang diambil malam dari Rumah Tahanan Militer dan dibunuh. Jenderal, dimana kubur mereka?
Seorang wanita, seorang ibu yang lahir beberapa tahun sebelum ayahnya yang tercinta ditangkap dan dihilangkan oleh Orde Baru Soeharto, setiap tahun merintih perih merindukan ayah yang tak pernah lagi dilihatnya semenjak dirinya masih bayi. Setiap selesai menjalankan ibadah agama, air matanya senantiasa menetes mengenang ayah tercinta yang tak tahu dimana keberadaan pusaranya.
Tiada yang dapat dilakukannya, selain menyerahkan kepada Yang Maha Kuasa, dengan iringan doa yang dilimpahkan dan ditulisnya dengan haru dan deraian air mata:
Ayah tercinta
Kala arah meraba asa
Kutuang rindu dalam cerita
Ayah ku pergi entah di mana
Meninggalkan cerita dalam cinta
Angin berhembus ditiup angin semilir
Singgah di dahan jati yang belum diukir
Kala kau pergi kami tak habis pikir
Mungkin ini semua sudah jadi takdir
Beristirahatlah ayah di alam sana
Doa kami mengiringi perjalanan di alam baqa
Berakhir sudah derita dunia
Di akhirat ayah dapat titipan doa
Anb-4 July/ 08/07/2018-YTT.

0 komentar:

Posting Komentar