Minggu, 02 Oktober 2016

PKI-NU Mesra Kalahkan Calon TNI, Pembunuhan 1965 Menggila

Jum'at, 02 Oktober 2015 | 10:29 WIB 

Pertemuan PKI di Batavia atau Jakarta pada 1925. wikipedia. org
 
TEMPO.CO, Banyuwangi - Aktivis Nahdlatul Ulama yang ikut operasi penumpasan Partai Komunis Indonesia, Muhammad Ikrom Hasan, bercerita tentang suasana sosial-politik Banyuwangi, Jawa Timur, ketika tahun 1965. Ia mengatakan pemberangusan terhadap orang-orang PKI di Banyuwangi berlangsung lebih panas dibanding daerah lain. Selain dipicu peristiwa pembunuhan tujuh jenderal di Jakarta, Partai NU, militer, dan PKI bersaing ketat dalam politik lokal Banyuwangi menjelang 1965.

Menurut Ikrom, konflik bermula ketika Suwarso Kanapi, calon yang diusung koalisi PKI dan NU Banyuwangi, menang sebagai Bupati Banyuwangi. Suwarso mengalahkan Joko Supaat Slamet, yang diusung PNI dan NU Blambangan.

Saat itu NU pecah menjadi dua kepengurusan, NU Blambangan untuk wilayah Banyuwangi selatan dan NU Banyuwangi untuk Banyuwangi utara. "Joko Supaat Slamet saat itu menjabat sebagai Komandan Kodim Banyuwangi," kata Ikrom, Senin, 21 September 2015.


Ternyata kemenangan Suwarso ditolak PNI dan NU Blambangan. Aksi demonstrasi digencarkan hingga pelantikan bupati tertunda tujuh bulan. Pelantikan baru bisa dilakukan pada Agustus 1965. Tak lama setelah konflik lokal ini, terjadilah pembunuhan tujuh jenderal di Jakarta. “NU dan militer kembali merapatkan barisan untuk menumpas PKI,” ujar Ikrom. Kini, ia menduduki posisi Wakil Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan Jawa Timur.

Bekas pengurus Pemuda Rakyat, Bambang Ruswanto Tikno Hadi, 75 tahun, mengatakan Suwarso Kanapi akhirnya diberhentikan lalu dipindahkan ke Malang. Sejak saat itu sosoknya lenyap tak berbekas. Komandan Kodim Banyuwangi Joko Supaat Slamet, yang menjadi rivalnya dulu, kemudian ditunjuk sebagai Bupati Banyuwangi caretaker.


Pangkat Joko dari mayor naik menjadi letnan kolonel. “Politik lokal inilah yang membuat jumlah korban di Banyuwangi banyak,” tutur Bambang. Ia pernah menjabat Ketua Divisi Planning Pemuda Rakyat Provinsi Jawa Timur pada 1964-1965. Menurut Bambang, selain Kodim, dulunya Banyuwangi menjadi markas Batalyon Infanteri 510.

Namun satuan ini tidak dilibatkan dalam penumpasan PKI karena diduga banyak personelnya telah menjadi komunis. Akhirnya satuan yang dikirim ke Banyuwangi adalah Batalyon Infanteri 515, yang bermarkas di Jember. Saat itu batalion ini merupakan satuan organik Kodam VIII/Brawijaya.

IKA NINGTYAS
 
https://nasional.tempo.co/read/news/2015/10/02/078705736/pki-nu-mesra-kalahkan-calon-tni-pembunuhan-1965-menggila

1 komentar:

  1. I am very grateful for this enlightening article. I am new to this issue, but for me it elucidated several questions. Congratulations on your knowledge on the subject. Thank you very much. ID Photos Pro 8.0.2.6

    BalasHapus