Senin, 10 Agustus 2015

Ancaman Disintegrasi Bangsa [note]


  1. PKI Madiun
Pemberontakan ini terjadi di Madiun Jawa Timur
-  Pemimpin pemberontakan : Amir Syarifudin, Musso
-  Sebab : kecewa terhadap hasil pejanjian Renville
-  Tujuan : Mendirikan negara Republik Soviet Indonesia yang diproklamasikan 18 September 1948
-  Penyelesaian : Operasi militer oleh TNI Divisi Siliwangi ( Gatot Subroto, Sungkono)

  1. APRA ( Angkataan Perang Ratu Adil )
-  Pemberontakan ini terjadi di Bandung, Jawa Barat
-  Pemimpin pemberontakan : Westerling, Sultan Hamid II(otak/dalang pemberontakan)
-  Tujuan/sebab : Menolak kedatangan TNI dalam pembentukan APRIS dan ingin mempertahankan bentuk Federal dengan KNIL sebagai kekuatan militernya
-  Penyelesaian : diplomasi dengan Mayor Engels

  1. Andi Azis
-  Pemberontakan ini terjadi di Makassar (Sulawesi Selatan)
-  Pemimpin pemberontakan : Andi Azis
-  Tujuan/sebab : Menolak kedatangan TNI dalam pembentukan APRIS dan ingin mempertahankan bentuk Federal dengan KNIL sebagai kekuatan militernya
-  Penyelesaian : Operasi militer dpp oleh AE Kawilarang

  1. RMS (Republik Maluku Selatan)
-   Pemberontakan ini terjadi di Maluku Selatan
-   Pemimpin pemberontakan Dr Soumokil
-   Tujuan/sebab : mendirikan negara merdeka terpisah dari RI maupun RIS
-   Penyelesaian : melalui operasi militer dpp AE kawilarang
-   Menjadikan kota Ambon sebagai ibu kota RMS

  1. DI/TII
1. DI/TII  Jawa Barat
-   Pemberontakan ini terjadi di Jawa Barat
-   Pemimpin pemberontakan SM Kartosuwiryo
-   Tujuan/sebab : mendirikan negara Islam, karena kecewa terhadap hasil perjanjian Renville yang mengharuskan TNI pindah ke Jawa Tengah (wilayah RI)
-          Penyelesaian : melalui operasi militer Baratayudha, taktik pagar betis di Gunung Geber

2. DI/TII Jawa Tengah
-   Pemberontakan ini terjadi di Jawa Tengah
-   Pemimpin pemberontakan Amir Fatah (Tegal) mantan anggota TII Kartosuwiryo dan Kyai Somolangu (Kebumen) mendirikkan Angkatan Umat Islam (AUI)
-   Tujuan/sebab : mendirikan negara Islam dan bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo
-   Penyelesaian : melalui operasi militer Gerakan banteng Nasional, Operasi Guntur dengan pasukan inti banteng Raiders

3. DI/TII Aceh
-   Pemberontakan ini terjadi di Aceh
-   Pemimpin pemberontakan : Tengku Daud Beureueh
-   Tujuan/sebab : Kecewa terhadap pemerintah pusat yang menurunkan status Aceh menjadi karesidenan  kemudian mendirikan negara Islam dan bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo
-          Penyelesaian : Diplomasi oleh M.Jasin (pimpinan pangdan Iskandar Muda)  melalui Masyarakat Kerukunan rakyat Aceh

4. DI/TII Kalimantan Selatan
-   Pemberontakan ini terjadi di Kalimantan Selatan
-   Pemimpin pemberontakan : Ibnu Hajar
-   Tujuan/sebab : menamai kelompoknya Kesatuan Rakyat yang Tertindas kecewa karena pasukannya tidak menjadi pasukan inti TNI,  kemudian mendirikan negara Islam dan bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo
-   Penyelesaian : melalui operasi militer

5. DI/TII Sulawesi Selatan
-   Pemberontakan ini terjadi di Sulawesi Selatan
-   Pemimpin pemberontakan : Kahar Muzakar
-   Tujuan/sebab : menamai kelompoknya Komando Gerelya Sulawesi Selatan kecewa karena pasukannya tidak menjadi pasukan inti TNI, kemudian mendirikan negara Islam dan bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo
-          Penyelesaian : pimpinan pemberontak tewas dalam operasi militer

  1. PRRI/Permesta
PRRI = Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia
Permesta  = Perjuangan Rakyat Semesta
Pemberontakan terjadi di Sumatera (PRRI) dan Sulawesi (Permesta)
Diawali denggan pembentukan dewan-dewan di daerah:
Dewan Banteng di Sumatera Barat
Dewan Gajah di Sumatera Utara
Dewan Garuda di Sumatera Selatan
Dewan Manguni di Sulawesi Utara
Memproklamasikan berdirinya PRRI tanggal 15 Februari 1958 dan kota Bukittinggi sebagai ibu kota Negara, 17 Februari 1958 Permesta menyatakan bergabung dengan PRRI
-   Pemimpin pemberontakan : Syafrudin Prawiranegara (sebagai PM PRRI) AE. Kawilarang, Achmad Husein
-   Tujuan/sebab : kecewa pada pemerintah pusat terutama dalam pemerataan penbangunan

-   Penyelesaian : Melaslui operasi militer ( operasi 17 Agustus untuk PRRI, operasi Merdeka untuk Permesta)

G 30 S/PKI
Tewasnya pemimpin PKI Pasca pemberontakan PKI Madiun 1948 menuntut organisasi mengadakan regenerasi, tahun 1950-an PKI dipimpin oleh golongan muda (dibawah kepempimpinan DN Aidit) melakukan beberapa pembaharuan al :
a. Mengadakan kerja sama dengan partai-partai lain (PNI dan Soekarno)
b. Membentuk organisasi massa sebagai underbone partai, antara lain :
            - BTI (petani)
            - PR (pemuda)
            - SOBSI (buruh)
            - Gerwani (wanita)
`          - Lekra (seniman)
Pada masa Demokrasi Terpimpin muncul dua kelompok yang saling ingin berkuasa yakni
PKI dan TNI AD yang sama-sama mencoba mempengarruhi Sukarno
Pelaksanaan NASAKOM (nasionalisme, agama dan komunis) pada era Demokrasi Terpimpin memberikan peluang PKI lebih unggul dibanding TNI AD

Bentuk kegiatan PKI untuk memperluas pengaruhnya dalam kehidupan politik di Indonesia
1. Memobilisasi buruh, petani dan nelayan
2. Melancarkan aksi sepihak
3. Menciptakan politik pertentangan dan saling curiga
4. Mendesak pembentukan angkatan Kelima (mempersenjatai Buruh dan Petani sebagai angkatan ke lima setelah TNI AD, AL, AU, Kepolisian)

            Berdasarkan isi Dokumen Gilchrist, pada bulan Mei 1965 muncul desas-desus tentang dibentuknya Dewan Jenderal  dalam tubuh Angkatan Darat yang akan melakukan penggulingan kekuasaan presiden Sukarno, untuk mencegah hal tersebut PKI membentuk organisasi tandingan dengan nama Dewan Revolusi sebagai kelompok tandingan. 
Kondisi kesehatan presiden yang semakin memburuk semakin menambah keresahan banyak kalangan terlebih antara PKI dan TNI AD terutama dalam mencari sosok pemimpin seandainya RI 1 meninggal terlebih pada awal bulan oktober  dimana banyak anggota TNI (khususnya AD) yang masuk ke Jakarta (padahal mereka mempersiapkan diri dalam rangka peringatan hari TNI - 5 Oktober-red)
           
 Tepat tengah malam tanggal 30 September 1965 beberapa kelompok pasukan dibawah Letkol Untung melakukan aksi bersenjata dan menculik (bahkan membunuh) para perwira TNI AD antara lain :
            1. Letjen Achmad Yani                    
            2. Mayjen R. Soeprapto                    
            3. Mayjen MT Haryono                     
            4. Mayjen S Parman
            5. Brigjen DI Panjaitan
            6. Brigjen Soetojo S 
            7. Lettu Pierre Tendean 

            Saat penculikan Jendral AH Nasution berhasil meloloskan diri namun putrinya Ade Irma Suryani meninggal terkena peluru nyasar peristiwa ini nantinya di kenal dengan istilah Gerakan 30 September (G 30 S/ PKI)
Korban keganasan PKI di Jawa Tengan (Yogyakarta) adalah : Kolonel Katamso dan Letkol Sugiyono
Tindakan yang dilakukan panglima Kostrad Mayjen Soharto dalam mengatasi pemberontakan tersebut :
            1. mengadakan kontak dengan Pangdam IV/Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah
            2. Menatrealisir pasukan yang ada di sekitar istana
            3. Mengamankan gedung-gedung strategis (RRI dan Telkom)
            4. Operasi penumpasan di lanud Halim Perdanakusumah

            Dampak sosial yang muncul akibat pemberontakan PKI adalah munculnya aksi protes yang menuntut pemerintah segera menyelesaikan masalah tersebut seadil-adilnya aksi dipelopori oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) sehingga tercetuslah TRITURA ( Tri Tuntutan Rakyat ) yang berisi :
  1. Pembubaran PKI
  2. Pembersihan Kabinet dari unsur-unsur PKI
  3. Penurunan harga/ perbaikan ekonomi 
  4. http://kristinawidayanti.blogspot.co.id/2015/08/ancaman-disintegrasi-bangsa-pki-madiun.html?view=classic

0 komentar:

Posting Komentar