Fadila Adelin |08 Agustus 2015 00:11
Penumpasan pengikut PKI
ini dilakukan pada malam hari.
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965 silam
menjadi sejarah yang tidak akan pernah dilupakan oleh bangsa Indonesia.
Gerakan yang hendak mengubah idiologi Pancasila menjadi
komunis tersebut berhasil ditumpas oleh Tentara Nasional Indonesia.
Operasi penumpasan kroni-kroni PKI ini terjadi di hampir
seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali di Gunungkidul, Yogyakarta. Banyak
lokasi di kabupaten paling timur Jogja ini yang menjadi saksi bisu
pemberangusan antek-antek PKI.
Salah satunya Gua Grubug yang terletak di Dusun Jetis,
Desa Pacarejo, Semanu, Gunungkidul yang terjadi antara tahun 1966-1968.
Di gua vertikal ini, puluhan tahun silam menjadi lokasi
pembantaian antek-antek PKI. Orang–orang yang terkait dengan gerakan komunis
tersebut dibunuh dan dilemparkan ke dalam lubang raksasa yang memiliki
kedalaman sekitar 100 meter itu.
Meski terjadi sekitar 50 tahun silam, cerita pembantaian
pengikut PKI saat itu masih diingat sampai sekarang.
Salah
satu saksinya adalah Marsito (79), kakek yang kini beprofesi sebagai tukang
becak ini pernah menjadi pemuda yang turut serta dalam penumpasan PKI di
Yogyakarta. Dirinya bercerita, dulu setelah PKI berhasil ditumpas, amarah
rakyat Indonesia ternyata masih membara. Banyak pengikut PKI dan anggota
keluarganya pun dibunuh.
"Ratusan orang yang dibuang ke dalam gua, tapi warga tidak tahu berapa jumlah pastinya," ucapnya kepada brilio.net, Jumat (7/8).
Penumpasan pengikut PKI ini dilakukan pada malam hari. Setelah
operasi pemberantasan PKI dilaksanakan oleh pemerintah, orang-orang yang
menjadi pengikut partai berpaham komunis terus ditangkapi oleh pasukan TNI.
Setelah tertangkap, orang-orang PKI ini kemudian ada yang diasingkan dan ada
yang dibunuh dengan cara dibuang ke dalam gua atau sering disebut luweng.
"Jadi dulu rekan saya di kumpulan Benteng Melati ada yang asli Gunungkidul, dia bercerita pembantaian biasanya dilakukan mulai jam 10 malam sampai pagi," cerita Marsito
Saat pembantaian, lanjutnya, warga yang tinggal di sekitar
lokasi gua tidak ada yang berani untuk keluar rumah. Warga memilih tinggal di
dalam rumah hingga pembantaian selesai dilaksanakan.
Setelah era PKI berhasil ditumpas, perlahan kengerian Gua
Grubung mulai pudar. Tulang belulang manusia yang pernah dibuang ke dalam gua
sudah dibersihkan oleh pemerintah sekitar tahun 1982 silam.
Dari cerita yang beredar, ada sekitar tiga truk tulang-belulang
yang berhasil diambil dari dalam gua.
Saat ini, Gua Grubug menjadi salah satu objek wisata minat
khusus yang mulai ramai dikunjungi wisatawan untuk susur gua karena lokasinya
memang masih satu kawasan dengan wisata Gua Jomblang.
Sumber: Brilio.Net
0 komentar:
Posting Komentar