Senin, 23 Mei 2016

Jangan Warisi Rasa Takut kepada Generasi Muda

Ahmad Mustaqim - 23 Mei 2016 19:42 wib


Aksi tolak komunisme. Foto: MI/Galih Pradipta.
 
Metrotvnews.com, Yogyakarta: Inisiator Forum Intelektual Anti Pemberangusan Kebebasan Akademik, Arie Sujito, mengajak pada akademisi di Yogyakarta menunjukkan bahwa perguruan tinggi masih mempunyai integritas serta daya kritis untuk berpikir merdeka.

Ungkapan yang Arie sampaikan itu menyusul banyaknya tindakan intoleransi berupa pembubaran acara diskusi, baik yang dilakukan masyarakat sipil maupun di perguruan tinggi. Salah satu alasan pembubaran yang muncul selama ini yakni klaim hidupnya paham komunisme.


"Saya ingat perkataan Gus Dur, salah satu prinsip penting dalam negara demokrasi adalah kebebasan berpendapat. Bukan ideologi tertentu, tapi hak orang membicarakan sesuatu," kata Arie di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Senin (23/5/2016).

Persoalan intoleransi akhir-akhir ini tak hanya masuk di lingkup masyarakat sipil, semisal pembubaran pesantren waria Al-Faatah, Banguntapan, Bantul, tapi juga pembubaran acara Hari Kebebasan Pers Internasional di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Dosen Fisip UGM, Arie Sujito. Foto: Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim

Perguruan tinggi yang semestinya leluasa menjalankan kajian ilmiah justru ikut terkena tindakan intoleransi itu. Sejumlah kampus yang pernah mengalami intoleransi, baik kebebasan berekspresi maupun beragama, yakni UGM, UIN Sunan Kalijaga, dan Universitas Proklamasi 1945.

Menurut Arie, kebebasan berpendapat sudah semestinya dijunjung tinggi di Indonesia. Ia menilai persoalan yang mestinya dijadikan musuh bersama yakni korupsi, ketidakadilan, dan ketimpangan, bukan sejarah yang kelam seperti peristiwa 1965.

"Sejarah kelam itu harus dibicarakan supaya clear dan tidak perlu ditutup-tutupi agar kita bisa menjadi bangsa lebih baik," ujar dosen FISIP UGM ini.

Menurutnya, jangan sampai generasi muda diwarisi rasa ketakutan akan terancamnya kebebasan berpendapat. Untuk itu, ia mengajak para birokrat kampus lain melawan upaya pelarangan apapun atas nama demokrasi.

"Biar mahasiswa bisa berdiskusi sesuai kecerdasannya. Para dosen bisa berkarya. Para seniman juga bisa beraktivitas sesuai kreasi. Jurnalis juga bisa menulis sesuai tanggung jawab dan komitmennya," kata Arie.

Di sisi lain, Arie berharap rezim pemerintahan saat ini menjawab tantangan persoalan bukan dalam hal permusuhan antarkelompok. Namun, yang lebih luas, yakni perlindungan terhadap masyarakat sipil itu menjadi komitmen bersama.

"Saya tidak ingin sikap ketakutan meluas. Karena energi kita menjadi habis gara-gara mengurusi kayak gini," katanya.


(UWA)

http://m.metrotvnews.com/jateng/peristiwa/wkB8QJlN-jangan-warisi-rasa-takut-kepada-generasi-muda

0 komentar:

Posting Komentar