Senin, 02 April 2018

Pelajar Indonesia Bantah Dapat Pelajaran Komunisme di China

Natalia Santi, CNN Indonesia | Senin, 02/04/2018 16:38 WIB


Ilustrasi China. (AFP/Nicolas Asfouri)

Jakarta -- Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Tiongkok membantah kabar sebuah media nasional yang menyebut bahwa pelajar Indonesia di China mendapat pelajaran khusus tentang ideologi komunisme.
"Kami keberatan dengan judul dan konten berita tersebut karena menimbulkan keresahan di kalangan pelajar Indonesia di Tiongkok, serta tidak didasari sumber dan fakta yang akurat dari pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di Tiongkok," tulis surat pernyataan sikap PPI Tiongkok, yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (2/4). 
Lebih lanjut, surat pernyataan sikap yang mewakili suara seluruh pelajar Indonesia di China itu itu membantah ditanamkannya ideologi komunisme kepada pelajar Indonesia di China.

Selain itu, mereka juga menyayangkan penggunaan kata 'Cina' secara konsisten dalam pemberitaan media massa nasional tersebut yang merujuk pada Keputusan Presiden No. 12/2014 tentang pencabutan surat edaran presidium Kabinet Ampera. Keppres No. 12/2014 itu sendiri menetapkan penggunaan kata "Tiongkok" untuk menggantikan "Cina" dalam penyelenggaraan pemerintahan. 

Surat pernyataan yang ditandatangani para ketua PPI di seluruh penjuru China itu juga mengharapkan agar berita itu ditarik sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dan penggiringan opini negatif terhadap pelajar Indonesia yang telah, sedang maupun akan menempuh pendidikan di China.

Pemberitaan tersebut bermula dari pernyataan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sofyan Anif yang memaparkan hasil kunjungan ke China bersama 10 rektor lainnya.

Diberitakan media tersebut, Sofyan mengungkapkan bahwa dalam pertemuan salah satu rektor perguruan tinggi di China menyebut di negaranya sedang gencar menanamkan ideologi komunisme kepada seluruh pelajar di China. 

"Artinya apa, artinya siswa yang berasal dari Indonesia pun juga pasti mendapatkan pelajaran terkait ideologi komunis," kata Sofyan dalam sebuah seminar di UMS, Sabtu (31/3) pagi, seperti dikutip dari Republika.
Kabar tersebut telah dibantah oleh Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama di China. Mereka menegaskan tidak ada pelajar Indonesia yang diajarkan paham komunisme di kampus-kampus mereka di China.

Michael Siagian, pengurus harian PPI Pusat Tiongkok saat dihubungi CNNIndonesia.commenyatakan pemberitaan soal ajaran komunisme itu meresahkan seluruh pelajar Indonesia di China karena tidak benar.
"Banyak pelajar yang mengirim pesan ke kita, bertanya apakah benar pelajar Indonesia di Tiongkok dipaksa belajar komunisme," kata Michael melalui telepon, Senin (2/4).
Padahal kata dia, tidak ada mata pelajaran komunisme seperti yang disebut dalam pemberitaan. Michael yang menjadi mahasiswa Chongqing Medical University, memberi contoh dirinya sebagai mahasiswa kedokteran tidak pernah dan tidak ada pelajaran komunis dalam mata kuliahnya.
"Kalaupun ada, itu adalah mata kuliah mahasiswa jurusan Hubungan Internasional. Itu pun tidak khusus hanya mempelajari Marxisme, tapi juga paham-paham liberal lainnya. Tak hanya di Tiongkok, di universitas jurusan hubungan internasional mana pun saya rasa ada, di Indonesia juga," kata dia.
"Kita bisa minta kurikulumnya untuk memastikan," kata Michael yang sempat mengira pemberitaan itu adalah lelucon 1 April atau April Mop. "Tapi masih terus diberitakan sampai sekarang, tanggal 2," kata dia.

Dia mengkhawatirkan nasib 14 ribu pelajar dan mahasiswa Indonesia yang saat  ini belajar di China jika pemberitaan itu tidak diluruskan. 
"Ada 14 ribu pelajar di Tiongkok yang pulang bisa dituding telah ditanamkan ajaran komunis," kata Michael yang mengharapkan klarifikasi atas pemberitaan tersebut." (nat)

Sumber: CNN Indonesia 

0 komentar:

Posting Komentar