Kamis, 29 September 2016

Eyang Sri sang Penyintas Tragedi 1965

Andry Novelino, CNN Indonesia | Kamis, 29/09/2016 12:07 WIB



Sri Sulistyawati atau biasa dipanggil Eyang Sri pernah aktif dalam Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Eyang Sri, 76 tahun, sedang mempersiapkan kisahnya sebagai buku yang akan diterbitkan dengan judul Mawar Merah. (CNN Indonesia/Andry Novelino)



Eyang Sri menunjukkan foto dirinya 6 tahun lalu, saat terserang penyakit batuk-batuk selama 2 bulan. Dia pernah menjadi tahanan politik selama 11 tahun yang membuat kesehatannya buruk. (CNN Indonesia/Andry Novelino)


Meski berusia lanjut, Eyang Sri aktif berorganisasi. Ia menghadiri pertemuan para penyintas korban Tragedi 65. (CNN Indonesia/Andry Novelino)


Eyang Sri menatap foto kenangannya (dari kiri ke kanan) bersama Mantan Pangdam Kalimantan Timur periode 1965, Mayjen Haryo Kecik, dan mantan Ketua Gerwani cabang Bojonegoro, Jawa Timur, Lestari. (CNN Indonesia/Andry Novelino)


Selama di penjara, Eyang Sri mengalami penyiksaan sebagai tahanan politik. Namun penderitaan masa lampau tak membuatnya patah semangat. "Saya tak bersalah, jadi tak pernah kapok berorganisasi," kata dia. (CNN Indonesia/Andry Novelino)


Eyang Sri beraktivitas sehari-hari tanpa ingin dibantu orang lain dan tak ingin merepotkan siapapun sepanjang hidupnya. Eyang masih mengingat liputan pertamanya yakni blusukan di pasar mencatat harga barang-barang. (CNN Indonesia/Andry Novelino)


Eyang Sri menjaga usaha kecil tour dan travel di kontrakan rumah tokonya di Jakarta Timur. Dia mengalami gangguan penglihatan dan membutuhkan biaya pengobatan yang cukup besar setiap bulan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)


Eyang Sri menunjukkan daster hadiah ulang tahun pemberian dari anak angkatnya Sortha (kanan). Mantan wartawan ini pertama kali tampil di publik di acara Forum Silaturahmi Anak Bangsa yang diselenggarakan almarhum Taufiq Kiemas

Sumber: CNN Indonesia 

0 komentar:

Posting Komentar