Jumat, 01 Juni 2018

Temui Perwakilan Aksi Kamisan, Jokowi Gak Ajak Wiranto

01 June 2018 | Margith Juita Damanik

Keluarga korban menyampaikan keluh kesah ke Jokowi




Jakarta - Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Kamis (31/5) menerima perwakilan massa aksi Kamisan di Istana Negara. Mereka ditemui Jokowi sekitar pukul 14:00 WIB. Pertemuan di dalam Istana berlangsung selama dua jam.

Ada sekitar 20 orang perwakilan massa yang ikut di dalam pertemuan tersebut. Mereka merupakan perwakilan dari tiap kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di masa lalu.

Ini merupakan momen yang telah mereka nantikan sejak tahun 2007.
Keluarga korban pelanggaran HAM ingin dapat bertemu dengan Presiden dan menyampaikan keluhan mereka secara langsung. Tercatat, sudah 540 kali aksi Kamisan digelar setiap pekan di depan Istana Negara. Mereka melakukan aksi diam dengan payung dan baju hitam di depan Istana Negara.

Penuntasan kasus HAM di masa lalu sebenarnya merupakan salah satu janji Jokowi saat berkampanye di Pilpres 2014 lalu. Namun, empat tahun telah berlalu. Di mata sebagian besar aktivis HAM, penuntasan kasus di masa lalu hanya sekedar janji kampanye.

Toh, Jokowi malah mengangkat Wiranto menjadi Menkopolhukam. Padahal, ia kerap dikaitkan dengan beberapa pelanggaran kasus HAM di Tanah Air, antara lain peristiwa kerusuhan tahun 1998 dan kerusuhan di Timor Leste usai digelar jejak pendapat 1997.

Lalu, apa saja yang mereka bicarakan di dalam Istana dengan Jokowi?


1. Jokowi diserahkan dokumen draft kasus pelanggaran HAM

Aksi Kamisan

Sumarsih, Ibunda dari almarhum Norwan Wawan, mahasiswa yang tewas akibat tertembak peluru tajam dalam Tragedi Semanggi I tahun 1998 lalu, mengatakan dalam pertemuan itu, mereka menyerahkan salinan dokumen berisi daftar kasus pelanggaran HAM di masa lalu.

Selain itu, setiap perwakilan massa aksi Kamisan diberikan kesempatan oleh Jokowi untuk menyampaikan keluh kesahnya.

Lalu, apa respons Jokowi usai diberikan dokumen itu?
"Dia mengatakan akan mempelajari dulu draft yang kami serahkan," ujar Sumarsih ketika ditemui IDN Times di depan Istana Negara.
Ia mengaku belum ada kejelasan hingga kapan Jokowi akan mempelajari draft tersebut. Di dalam dokumen itu, kata Sumarsih, sama sekali gak ada kasus pelanggaran HAM yang sengaja diistimewakan. Kasus yang ditulis di dalam draft itu memang masuk ke dalam program kerja Jokowi-Jusuf Kalla tahun 2014-2019.

2. Jokowi sengaja gak mengajak Wiranto di dalam pertemuan

Wiranto_2

Keberadaan Wiranto di dalam kabinet Kerja Jokowi kerap dikritik oleh aktivis HAM. Gimana mau menuntaskan pelanggaran kasus HAM di masa lalu, kalau salah satu pejabat yang diminta untuk mengusut kasus tersebut malah ikut terlibat?

Oleh sebab itu, Jokowi rupanya sengaja gak mengajak Wiranto dalam pertemuan dengan perwakilan acara Kamisan. Jaksa Agung, H.M Prasetyo pun juga gak nampak hadir.

Menurut juru bicara Presiden, Johan Budi, Jokowi ingin fokus dulu mendengar masukan dari keluarga korban.
"Pertemuan ini lebih banyak karena ingin mendengarkan dulu," ujar Johan usai mendampingi Presiden kemarin.
Menurut dia, Jokowi berjanji akan meminta Wiranto dan Prasetyo untuk berkoordinasi dengan Komnas HAM.
"Bapak Presiden berjanji segera memanggil Jaksa Agung dan Menkopolhukam untuk membicarakan permintaan perwakilan korban beberapa kasus pelanggaran HAM di masa lalu," kata dia.

3. Jokowi gak menemui massa aksi Kamisan di luar Istana

Aksi Kamisan_3
Sayangnya, usai dilakukan pertemuan secara tertutup, Jokowi gak ikut ke luar Istana dan menemui sisa massa keluarga dan korban pelanggaran HAM di masa lalu. Padahal, mereka berharap juga bisa ikut bertemu dan menyampaikan keluh kesahnya.

Sumber: IDN Times 

0 komentar:

Posting Komentar