Minggu, 19 Juni 2016

Save NKRI, Mewaspadai Gerakan Khilafah di Kampus

Juni 19, 2016 9:50 pm

 ill: islamnusantara-ist

JAKARTA, ISLAMNUSANTARA.COM – Pekan kemarin, ratusan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, menggelar aksi damai, menolak pergerakan organisasi pengusung ideologi khilafah di dalam kampus (sumber). Akhir-akhir ini, mereka seringkali menyebarkan propaganda khilafah, di dalam masjid kampus. Karena itulah, para mahasiswa melakukan penolakan. Para mahasiswa beralasan, meski Indonesia merupakan negara dengan umat muslim terbesar, namun Indonesia bukanlah negara Islam yang mengusung konsep khilafah. Indonesia merupakan negara demokratis, yang mengusung Pancasila sebagai dasar negara.
Upaya menyusupkan konsep kekhilafahan ini, ternyata tidak hanya melalui mahasiswa, tapi juga dilakukan oleh beberapa dosen. Konsep khilafah sebenarnya banyak yang menentang. Alasannya sederhana. Lihatlah Suriah, ketika dikuasai oleh kelompok ISIS. Kenapa ISIS? Karena ISIS mengusung konsep khilafah, dengan memilih Abu Bakr Al Baghdadi sebagai pimpinannya. Dan apa yang terjadi? Bukanlah rahmatan lil alamain, tapi justru kehancuran yang merata di seluruh penjuru negeri. Lalu kenapa konsep ini masih ingin diperjuangkan mahasiswa dan oknum dosen?
Indonesia memang menjadi pasar empuk, untuk penyebaran paham radikal. Indonesia merupakan negara terbesar, dengan penduduk muslim. Dan paham radikal keagamaan, sudah mulai ada di negeri ini sejak jaman Indonesia belum merdeka. Kondisi inilah yang sering dimanfaatkan oleh kelompok radikal, untuk terus merongrong negeri ini, dengan menyusupkan paham kekerasan agar konsep khilafah bisa diterapkan.
Dunia kampus, seharusnya dijadikan media untuk mendidik generasi muda yang tangguh, yang berguna bagi lingkungannya. Bukan dijadikan tempat, untuk menyebarluaskan paham yang tidak sesuai dengan Indonesia. Konsep khilafah tidak sesuai karena mereka mengusung anti keberagaman. Sementara Indonesia merupakan negara yang beragam. Karena itulah, meski berpenduduk muslim terbesar, Indonesia tidak menjadikan sebagai negara Islam. Tapi Indonesia merupakan negara Pancasila, yang mengusung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial.
Nilai-nilai inilah yang seharusnya ditanamkan di lingkungan kampus. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dalam sebuah penelitiannya pada 2011 menyebutkan, adanya peningkatan pemahaman fundamentalisme keagamaan di lingkungan kampus negeri dan swasta. Sekarang sudah tahun 2016. Apakah semakin meningkat? Namun, fakta yang tidak bisa dibantah, banyak generasi muda kita yang menjadi pengikut kelompok radikal keagamaan. Para pelaku tindak pidana terorisme, masih didominasi kaum muda. Yang berangkat ke Suriah pun, juga masih didominasi kaum muda.
Sebelumnya, BNPT sempat mensinyalir pesantren yang juga mengajarkan paham kekerasan. Jauh sebelum itu, pendidikan anak usia dini (PAUD) di Depok Jawa Barat, ditemukan buku bacaan anak yang mengajarkan jihad. Kalau dunia pendidikan sudah dimanfaatkan untuk menyusupkan paham kekerasan, bagaimana jadinya generasi kedepan? Mari kita berpikir secara sadar. Gunakan akal dan pikiran kita, yang dianugerahkan Allah. Banyak fakta dan contoh yang bisa dijadikan pembelajaran, kenapa Pancasila lebih tepat dari pada khilafah. Kenapa keberagaman lebih indah dari pada keseragaman. Bahkan, Al Quran pun menegaskan, Allah menciptakan umat manusia di bumi bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Karena itu manusia harus saling mengenal antar sesama. Saling memahamai, menghargai, agar kerukunan antar umat beragama terus terjaga. (ISNU)

Sumber: Kompasiana, Penulis: Nuning Listi
 
http://www.islamnusantara.com/save-nkri-mewaspadai-gerakan-khilafah-di-kampus/

0 komentar:

Posting Komentar