Jumat, 27 Juli 2007 18:52
Jakarta, NU Online - Sebanyak tujuh orang yang
selama ini dianggap berjasa kepada bangsa, negara dan perdamaian memperoleh
penghargaan Gus Dur Award yang diberikan dalam peringatan harlah ke 9 PKB di
Hotel Borobudur Jakarta, Jum’at (27/7).
Mereka yang menerima penghargaan ini adalah LB Moerdani,
Harry Tjan Silalahi, Jacob Oetama, Ken Sudarto, Alfred Simanjuntak, Oey Hay
Djoen dan Gedong Bagus Oke. Tidak semua tokoh tersebut bisa hadir untuk
menerima penghargaan karena sebagian sudah meninggal sehingga diwakili oleh
keluarganya.
Jenderal Leonardus Benyamin Moerdani adalah mantan
panglima ABRI. Prestasinya terukir sebagai penata organisasi intelijen di tubuh
militer. Ia merupakan penggagas Badan Intelijen Strategis (Bais) pada 1983 Dia
juga sukses mereorganisasi sejumlah komando daerah militer dan memodernisir
peralatan TNI semasa menjabat Pangab.
Harry Tjan Silalahi dikenal sebagai peneliti senior
bidang politik, budaya dan pertahanan dan aktif di CSIS (Center For Strategic
& International Studies). Sejak awal tahun 50-an, ia mulai aktif memberikan
kontribusi dalam dunia politik nasional dan banyak menulis di berbagai surat
kabar dan buku.
Jakob Oetama adalah Pemimpin Umum Harian Kompas dan Chief Executive Kelompok Kompas-Gramedia. Ia menawarkan jurnalisme damai dan berhasil membuka horizon pers yang benar-benar modern, bertanggung jawab, nonpartisan, dan memiliki perspektif jauh ke depan.
Jakob Oetama adalah Pemimpin Umum Harian Kompas dan Chief Executive Kelompok Kompas-Gramedia. Ia menawarkan jurnalisme damai dan berhasil membuka horizon pers yang benar-benar modern, bertanggung jawab, nonpartisan, dan memiliki perspektif jauh ke depan.
Ken Sudarto adalah tokoh periklanan Indonesia dan pendiri
Matari Advertising. Dialah yang mengkonsep pencitraan PKB sebagai partai yang
nasionalis religius dan modern sehingga bisa diterima oleh masyarakat luas.
Alfred Simanjuntak adalah pencipta lagu nasional ‘Bangun
Pemudi Pemuda’. Pria Batak kelahiran 8 September 1920 itu juga merupakan
pencipta mars dan hymne PKB. Dalam usianya yang lebih dari 80 tahun, ia masih
sehat dan menerima secara langsung penganugerahan ini.
Gedong Bagus Oka adalah tokoh pembaruan Hindu dan gerakan
anti kekerasan di Indonesia. Ia termasuk salah satu tokoh yang tergabung dalam
Gerakan Moral Nasional untuk meredakan konflik yang terjadi di Indonesia
beberapa waktu lalu.
Oey Hay Djoen adalah mantan tahanan politik Pulau Buru
bernomor punggung 001 (Pramoedya bernomor 007). Secara khusus Oey menerjemahkan
buku-buku yang ditulis oleh pemikir Sosialisme, antara lain: Karl Marx,
Frederick Engels, G.V. Plekhanov, N.G. Chernyschevsky, Rosa Luxemburg dsb.
Sebagai budayawan Oey telah membukukan kumpulan puisinya.
Selain memberikan Gus Dur Award, Harlah ke 9 PPKB ini
juga memberikan penghargaan Bakti Khidmad PKB kepada para tokoh yang dianggap
berjasa dalam mendirikan dan mengembangkan PKB. (mkf/ti/wk)
0 komentar:
Posting Komentar