Jumat, 29 April 2016

Buru, pulau cantik saksi bisu kekejaman orde baru


Dhianita Kusuma Pertiwi - 29/04/2016, 14:00


Mungkin kamu sudah sering dengar Alcatraz, pulau di California yang pernah digunakan sebagai penjara federal Amerika. Gak nyangka, ternyata Indonesia juga punya pernah punya tempat seperti itu. Namanya Pulau Buru, berada di daerah timur Indonsia dan pernah menjadi tempat pembuangan tahanan politik negara. Berikut sejarah pulau cantik yang menjadi saksi bisu kekejaman Orde Baru.

Geografis Pulau Buru

Pulau Buru via wikipedia

Pernah dengar nama pulau ini? Pulau Buru merupakan pulau ketiga terbesar di Kepulauan Maluku. Pulau ini pertama kali ditemukan pada tahun 1365 dan menjadi salah satu lahan subur bagi penjajah dari Belanda dan Portugis untuk meraup hasil buminya, yakni cengkeh. Keadaan tanah di Pulau Buru cukup berawa dan tumbuhan yang terkenal adalah pohon sagu, yang menjadikannya sebagai makanan pokok masyarakat Pulau Buru disamping nasi.

Pulau ini sekarang dikenal dengan potensi pariwisata pantai dan alamnya yang cantik. Namun, dibalik keindahan wisata alam dari pulau Buru, tersimpan cerita pahit tentang kekejaman Orde Baru.

Pulau Buru di masa Orde Baru

Tapol Orde Baru via dokumentasi pribadi

Nama Pulau Buru menjadi dikenal masyarakat luas begitu tempat itu dipilih sebagai ‘tempat pemanfaatan’ bagi tahanan politik Orde Baru. 12.000 orang yang dituduh memiliki kaitan dengan tragedi G30S dan kelompok komunis, tani, dan buruh ditangkap di puluhan kota di Jawa dan Sumatera kemudian dibuang ke Pulau Buru. Pemberangkatan para tapol itu dimulai sejak tahun 1969, dan mereka ditempatkan di barak-barak yang menyebar di Pulau Buru. Wilayah pembangunan tapol di pulau tersebut merupakan penjara alam dalam satu cekungan yang dikelilingi tembok hutan belukar dan perbukitan.

Kehidupan tapol di Pulau Buru

Tonwal di Pulau Buru via visualdocumentationproject

Tapol Orde Baru menjalani kehidupan yang sangat tersiksa selama dipenjara di Pulau Buru. Mereka diwajibkan menggarap berhektar tanah rawa menjadi lahan siap tanam padi, bekerja mulai pagi sampai malam tanpa imbalan gaji, malah dibayar dengan siksaan dan makanan yang tidak layak. Siksaan diberikan oleh peleton pengawal latihan ABRI yang ditugaskan untuk mengawasi tapol di tempat pembuangan.

Kehidupan yang menyiksa tersebut membuat banyak tapol yang meninggal di sana; beberapa karena sakit, mati karena dihajar petugas, tenggelam di sungai, bunuh diri, atau bahkan diserang hewan buas atau bentrok dengan masyarakat suku asli Pulau Buru.

 Misteri Pulau Buru

Makam tapol yang meninggal via visualdocumentationproject

Sejak tahun 1976, para tapol dipulangkan dari Pulau Buru. Dan sampai sekarang, masih ada beberapa tapol yang bertahan di Pulau Buru karena berbagai alasan. Tentu saja tidak mudah bagi mereka untuk melupakan begitu saja pengalaman yang sudah dialami, siksaan yang pernah dirasakan, dan pengkhianatan negara pada mereka karena sudah dipenjara bertahun-tahun tidak pernah menjalani pengadilan yang sah.

Kecantikan pesisir laut Banda yang bisa dinikmati oleh wisatawan sebenarnya menyimpan banyak cerita para tapol Orde Baru yang harus menjalani kehidupan berat di sana

0 komentar:

Posting Komentar