Jumat, 29 April 2016

Setara : Dukung Ikhtiar Presiden Ungkap Kebenaran 1965

Jumat, 29 April 2016 

Presiden RI, Joko Widodo

JAKARTA- Perintah Presien Joko Widodo kepada Menkopolhukam, Luhut B Panjaitan untuk mencari kuburan massal korban genosida 65, merupakan respons Presiden Joko Widodo atas pernyataan Luhut sebelumnya yang mendahului Joko Widodo dengan menyatakan bahwa negara tidak akan pernah meminta maaf sekaligus menyangkal adanya kuburan massal serta ribuan korban dalam peristiwa 65. Hal ini disampaikan oleh Ketua Setera Institute, Hendardi kepada Bergelora.com, di Jakarta, Jumat (29/4)

“Perintah Jokowi harus dimaknai sebagai ikhtiar presiden untuk memulai kerja pengungkapan kebenaran atas peristiwa itu sekaligus kritik keras kepada Komnas HAM, Kejaksaan Agung, Menkopolhukam, yang tidak pernah menyajikan data kepada Presiden Jokowi, padahal data itu tersebar di banyak tempat. Upaya mencari data adalah tugas negara/pemerintah,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah harus segera menyusun langkah sehingga data dari berbagai sumber bisa dihimpun, divalidasi, dan menghasilkan rekomendasi strategis.

“Setelah proses pengungkapan kebenaran dilakukan barulah pemerintah menetapkan langkah pemulihan korban, penyelesaian berkeadilan dan memperkuat kebijakan pencegahan atas peristiwa serupa di masa yang akan datang,” jelasnya.

Ia mengingatkan, proses pengungkapan kebenaran haruslah dilakukan oleh komite/komisi yang independen dan bertanggung jawab kepada presiden serta memastikan adanya mekanisme partisipatif dari berbagai pihak terutama korban dan keluarga korban.


Menkopolhukam Siap Gali

Sebelumnya, Menkopolhukam dalam akun facebooknya menyatakan bahwa dirinya siap untuk pergi menggali kuburan-kuburan massal 1965  jika ada yang sudah siap untuk menunjukkan lokasinya.

“Dengan ini saya menyampaikan kepada publik bahwa saya siap untuk bersama-sama pergi menggali kuburan massal korban peristiwa 1965, jika ada yang dapat menunjukkan di mana lokasinya. Saya ingin menyelesaikan persoalan ini karena sudah berpuluh-puluh tahun diberitakan terdapat ratusan ribu bahkan jutaan korban akibat peristiwa 1965,” tegasnya beberapa waktu lalu.

Ia juga menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo memerintahkan dirinya untuk mencari dan membongkar kuburan-kuburan tersebut sehingga permasalahan dapat dituntaskan.

“Saya melaporkan niat ini kepada Presiden ketika pagi tadi saya dipanggil ke Istana Negara. Beliau memerintahkan saya untuk mencari dan membongkar kuburan tersebut sehingga permasalahan dapat dituntaskan. Jika ada yang bersalah, maka akan diselesaikan secara yudisial,” ujarnya.
Selain itu Luhut Panjaiatan juga melaporkan kepada Presiden beberapa perkembangan terakhir sebelum bertolak ke Tiongkok untuk membicarakan kerja sama keamanan antar dua negara.

“Saya juga melaporkan kepada Presiden mengenai pembentukan crisis center, perkembangan penanganan masalah HAM di Papua, Simposium G30S PKI, South China Sea, dan pemberitaan yang mengaitkan nama saya dengan Panama Papers,” ujarnya. (Enrico N. Abdielli)
 
http://www.bergelora.com/nasional/politik-indonesia/3300-setara-dukung-ikhtiar-presiden-ungkap-kebenaran-1965.html

0 komentar:

Posting Komentar