27 Nov 2008, 00:22 WIB
Jakarta: Meski hanya enam halaman, apa yang ditulis Tim Weiner dalam bukunya berjudul Membongkar Kegagalan CIA menggegerkan. Dalam buku tersebut wartawan senior The New York Times ini menyebut mantan Wakil Presiden Indonesia Adam Malik sebagai agen intelijen Amerika Serikat, CIA.
"Stasiun CIA di Jakarta memiliki seorang agen yang punya posisi baik: Adam Malik, mantan Marxis berusia 48 tahun".
"Saya merekrut dan mengontrol Adam Malik. Ia adalah pejabat Indonesia tertinggi yang pernah kami rekrut".Demikian pernyataan perwira CIA Clyde Mc Avoy dalam wawancara dengan Weiner pada 2005 yang ditulis di buku itu. Weiner juga mengutip dokumen CIA yang menyebut Adam Malik pernah menerima uang senilai US$ 100 atau sekitar Rp 50 juta pada saat itu guna memberantas Gerakan September 30 atau Gestapu.
Tudingan itu membuat keluarga Adam Malik terkejut.
"Itu suatu hal yang tidak mungkin, mustahil. Itu suat kebohongan yang amat luar biasa," kata Otto Malik, putra sulung almarhum Adam Malik.Kendati demikian, keluarga Adam Malik menyerahkan masalah ini ke pemerintah.
"Tapi kalau pemerintahnya tak peduli, banyak sekali dari keluarga, teman-teman, maupun pengacara siap tampil," ucap Otto.Menurut Asvi Warman Adham, sejarawan LIPI, dari segi pembuktian sejarah, kesaksian tunggal dan tak adanya bukti dokumen tertulis belum bisa menyatakan Adam Malik adalah agen CIA.
"Hanya pengakuan seorang saja...dan orang itu sudah meninggal," kata Asvi. "Kecuali kalau Weiner punya dokumen yang lain...dokumen CIA atau Departemen Luar Negeri AS yang menunjukkan indikasi ada percakapan telepon atau surat penugasan, misalnya".Benarkan Adam Malik adalah agen CIA? Cosmas Batubara, aktivis mahasiswa angkatan 66, Penyair Angkatan 66 Taufik Ismail, dan mantan menteri era 19-60 Mohamad Achadi ikut angkat bicara dalam dialog Adam Malik dan Buku CIA. Saksikan selengkapnya dalam tayangan video Barometer edisi 26 November 2008. Selamat menyaksikan.(BOG)
Sumber: Liputan6
0 komentar:
Posting Komentar