Minggu, 30 September 2012 16:17 | Reporter : Mustiana Lestari
Markas PKI. ©2012 Merdeka.com
Masih lekat dalam ingatan Tinus saat sejumlah orang
bersenjata tajam beramai-ramai mengobrak-abrik dan membakar markas Comite
Central Partai Komunis Indonesia (PKI) di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.
Takut menghadapi massa yang beringas, pedagang yang sudah berdagang sejak tahun
1965 ini lari kocar-kacir ke arah Kenari.
"Ada dua truk orang bawa senjata sebesar ini serang dan
bakar, ngeri saya lari ke Kenari. Semua orang di sini lihat doang gak ada yang
ngamanin," ujar pedagang loak yang berjualan sejak tahun 65 ini kepada
merdeka.com, di Jakarta, Minggu (30/9).
Bukan hanya melihat peristiwa kebakaran, Tinus juga melihat para tentara keluar masuk pasca-pembakaran. "Pos di sini jagain di sini lama. Tapi waktu pembakaran untungnya pagi jadi belum ada orang," pungkas bapak berumur 82 ini mengenang.
Kini, bangunan yang dulu berdiri jumawa kini seakan tak bernyawa. Seperti si empunya yang dihabisi tanpa membalas, gedung ini kusam, dengan jendela pecah di mana-mana. Tak jelas nasibnya.
"Katanya sudah dibeli hotel Acacia mau dibuat restoran tapi sampai sekarang belum," kata Tinus.
Dia mengatakan, gedung tak terawat itu juga sering menjadi tempat uji nyali bagi mereka yang mengaku pemberani.
"Tapi saya jarang digodain karena sudah kenal dan sering nginep di sini," tutupnya. [ren]
Bukan hanya melihat peristiwa kebakaran, Tinus juga melihat para tentara keluar masuk pasca-pembakaran. "Pos di sini jagain di sini lama. Tapi waktu pembakaran untungnya pagi jadi belum ada orang," pungkas bapak berumur 82 ini mengenang.
Kini, bangunan yang dulu berdiri jumawa kini seakan tak bernyawa. Seperti si empunya yang dihabisi tanpa membalas, gedung ini kusam, dengan jendela pecah di mana-mana. Tak jelas nasibnya.
"Katanya sudah dibeli hotel Acacia mau dibuat restoran tapi sampai sekarang belum," kata Tinus.
Dia mengatakan, gedung tak terawat itu juga sering menjadi tempat uji nyali bagi mereka yang mengaku pemberani.
"Tapi saya jarang digodain karena sudah kenal dan sering nginep di sini," tutupnya. [ren]
Sumber: Merdeka.Com
0 komentar:
Posting Komentar