Senin, 3 September 2012
09:00Reporter : Yan
Muhardiansyah
Anwar Congo, pemeran utama
The Act of Killing. (merdeka.com/Yan Muhardiansyah)
Merdeka.com - Anwar Congo tidak ingat lagi berapa
anggota dan pendukung Partai Komunis Indonesia telah dibasmi. Maklum saja,
peristiwa itu sudah lewat hampir setengah abad.
Hanya saja, dia menegaskan tidak menyesal. Soal dosa, dia
membela diri orang-orang dia basmi itu tidak percaya Tuhan.
Berikut penuturan Anwar Congo saat ditemui Yan Muhardiansyah di rumahnya, Medan, Rabu (29/8).
Kenapa Anda mau direkrut menjadi pembasmi PKI?
Pada umumnya dulu anak jalanan bergabung di satu kelompok bertentangan dengan kelompok anu (komunis). Seperti kawan-kawan saya dulu paling benci dengan komunis. Saya salah satunya.
Umumnya anak jalanan di setiap pelosok Sumatera Utara tidak senang dengan komunis karena mereka (PKI) menganggap anak jalanan adalah anak-anak perampok kota, tidak pernah diajar, tidak berpendidikan.
Anda pernah dipaksa membasmi?
Tidak pernah, hanya emosi kita.
Setelah membasmi, apakah Anda pernah mengalami mimpi buruk?
Saya sudah berusaha menghilangkan mimpi buruk saya dengan pergi ke Padang dulu, empat puluh hari, Suluk namanya tahun 1999. Setelah berhaji baru tidak ada lagi.
Apakah sampai saat ini Anda merasa menyesal dan berdosa?
Saya tidak pernah menyesal karena itu sudah berlalu. Buat saya, yang sudah berlalu tidak saya ingat-ingat lagi. Biarpun itu satu anu dalam perjalanan hidup saya, saya tidak pernah menyesal. Perkara dosa, saya membayangkan yang saya kerjai ini orang tidak pernah mempercayai Tuhan. [fas]
Berikut penuturan Anwar Congo saat ditemui Yan Muhardiansyah di rumahnya, Medan, Rabu (29/8).
Kenapa Anda mau direkrut menjadi pembasmi PKI?
Pada umumnya dulu anak jalanan bergabung di satu kelompok bertentangan dengan kelompok anu (komunis). Seperti kawan-kawan saya dulu paling benci dengan komunis. Saya salah satunya.
Umumnya anak jalanan di setiap pelosok Sumatera Utara tidak senang dengan komunis karena mereka (PKI) menganggap anak jalanan adalah anak-anak perampok kota, tidak pernah diajar, tidak berpendidikan.
Anda pernah dipaksa membasmi?
Tidak pernah, hanya emosi kita.
Setelah membasmi, apakah Anda pernah mengalami mimpi buruk?
Saya sudah berusaha menghilangkan mimpi buruk saya dengan pergi ke Padang dulu, empat puluh hari, Suluk namanya tahun 1999. Setelah berhaji baru tidak ada lagi.
Apakah sampai saat ini Anda merasa menyesal dan berdosa?
Saya tidak pernah menyesal karena itu sudah berlalu. Buat saya, yang sudah berlalu tidak saya ingat-ingat lagi. Biarpun itu satu anu dalam perjalanan hidup saya, saya tidak pernah menyesal. Perkara dosa, saya membayangkan yang saya kerjai ini orang tidak pernah mempercayai Tuhan. [fas]
Sumber: https://www.merdeka.com/khas/saya-tidak-menyesal-polemik-the-act-of-killing-5.html
0 komentar:
Posting Komentar