Sunday, 7 October 2012
Takengon – Lintas Gayo – Aktivis Hak Azazi Manusia
(HAM) Aceh, Mustawalad mengatakan perlu adanya pembenaran sejarah dalam
pembantaian sekitar 2500 orang yang di duga PKI selama 10 hari setelah 5
Oktober 1965 di Aceh Tengah (saat itu termasuk Bener Meriah).
Dijelaskan Mustawalad, Minggu (7 Oktober 2012), untuk
pembenaran sejarah itu terlebih dahulu pemerintah harus meminta maaf atas
kejadian yang terjadi puluhan tahun silam tersebut.
Sebagai contoh dikatakan Mustawalad pemerintah Korea
Selatan juga pernah melakukan hal yang sama kepada keluarga korban pembantaian
Jesu 3 April 1984.
“Tahun 3 April 2006 Pemerintah Korsel meminta maaf atas kejadian tersebut yang di ucapkan langsung oleh presiden Korsel sendiri”, contoh Mustawalad.
Pembenaran sejarah tersebut, tambahnya lagi bertujuan
untuk memutus siklus kekerasan komunal (konflik terbuka di tengah masyarakat)
khususnya di Aceh mulai dari pemberontakan DI-TII, PKI dan konflik Aceh.
“Jika pemerintah meminta maaf, maka siklus tersebut akan terputus dan keluarga korban pembantaian tersebut bisa percaya diri kembali”, tegas Mustawalad.
Lainnya, Mustawalad menganjurkan perlunya dibuat buku
mengenai tragedi itu, hal ini agar masyarakat tahu bahwa banyak korban yang tak
bersalah mati dalam pembantaian yang terjadi puluhan tahun silam itu.
Pasca Tragedi,
Istilah Baru Muncul Di Gayo
Setelah kejadian tersebut, ditengah-tengah masyarakat
muncul kata-kata baru yang msih dipakai hingga saat ini.
Mustawalad merincikan sedikitnya ada 3 kata-kata yang tak
asing ditengah masyarakat Gayo, pertama muncul kata-kata Oya Male Geleh, waktu itu
masyarakat mengatakan untuk setiap orang yang dibawa ke motor gerbak (sebutan
orang Gayo untuk truk).
Selanjutnya kata-kata tilok wan upuh kerung, yang berarti penghianat ditengah
masyarakat. Dan yang terakhir kata Agih Sibelem
Genap Singemunge. Kata-kata ini ditujukan kepada keluarga korban untuk
mengingatkan kejadian yang lalu jangan diingat kembali, demikian
Mustawalad. (TIM LG)
Sumber: LintasGayo
0 komentar:
Posting Komentar