Kamis, 15 Juni 2017 | 22:36 WIB
Massa Front Pembela Islam (FPI) melakukan aksi unjuk rasa di depan Polda Metro Jaya, Sudirman, Jakarta, 23 Januari 2017. Aksi FPI tersebut dilakukan terkait pemeriksaan Habib Rizieq Syihab sebagai saksi terkait dugaan kasus penghinaan rectoverso di lembaran uang baru dari Bank Indonesia, yang disebutnya mirip logo palu arit. (BeritaSatu Photo/Joanito De Saojoao)
Oleh: Robertus Wardi / HA
Jakarta - Peneliti utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam mengatakan isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang tersebar di media sosial merupakan “mimpi di siang bolong”.
Asvi menegaskan bahwa informasi terkait munculnya PKI ini belum dapat dibuktikan kebenarannya alias hoax.
Menurutnya, isu kebangkitan PKI saat ini sengaja dihembuskan kelompok tertentu untuk mengacaukan situasi politik. Isu itu dimainkan operator profesional yang menggandeng tiga kekuatan yaitu pebisnis hitam, politisi busuk, dan radikalis agama.
"Gabungan tiga kelompok ini dan digerakkan oleh operator profesional yang membuat politik kita keruh,” ujar Asvi di Jakarta, Kamis (15/6).
Dia mempertanyakan kebenaran berita bahwa saat ini PKI sudah terbentuk dengan struktur dari pusat hingga daerah, bahkan disebut sudah memiliki anggota mencapai 15 juta orang, yang dipimpin Wahyu Setiaji.
Target Jatuhkan Jokowi
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasional Indonesia Marhaenis (PNI Marhaenis) Sukmawati Soekarnoputri juga menampik isu bangkitnya kembali PKI.
Menurutnya, isu PKI sengaja dimainkan lawan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjegalnya agar tidak terpilih kembali pada pemilu 2019 mendatang.
Menurutnya, isu PKI sengaja dimainkan lawan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjegalnya agar tidak terpilih kembali pada pemilu 2019 mendatang.
"Jangan mau dibodohi. Itu bohong belaka," kata Sukmawati.
Ia menggugat kelompok atau golongan yang mengaitkan bangkitnya PKI dengan hubungan baik Indonesia dengan Tiongkok. Putri Sukarno ini mengatakan negara-negara lain juga menjalin hubungan baik dengan Tiongkok.
"Kalau sekarang Indonesia kembali lagi ada hubungan dengan Tiongkok, kenapa tidak? Karena super ekonomi sekarang ini adalah mereka. Raja Arab Saudi saja kerja sama dengan Tiongkok. Amerika Serikat juga pinjam duit untuk pembangunannya. Lantas Indonesia melakukan hal yang sama, apa salahnya?" tanya Sukmawati.
Sumber: Suara Pembaruan
http://www.beritasatu.com/nasional/436797-isu-pki-dihembuskan-politikus-busuk-dan-radikalis-agama.html
0 komentar:
Posting Komentar