Mario Sousa | 15 Juni 1998
Propaganda kebencian memang memiliki muasalnya. Ia juga menyasar kebaikan
menjadi korban, tentu dengan cara memanipulasinya, menaut-tautkan segala ihwal
yang terjadi dengan perkara yang dibenci; dan menebarkannya seakan semua itu
realitas sesungguhnya.
Saya masih ingat bagaimana kebohongan (baca: manipulasi) sejarah itu juga
memakan “korban” tak peduli korban itu sekaliber Prof Akihisa Matsuno (Osaka University, Jepang); seorang pakar genosida kaliber
dunia. Yang pada suatu diskusi International People’s Tribunal 65 di STPMD “APMD”
Yogyakarta pernah “ikut-ikutan” mendiskreditkan kesalahan sejarah Soviet Uni
semasa Stalin.
Para pemberhala kapitalisme memang bersungguh dalam kerja propagandanya,
yang memungkinkan pandangan keilmuan pun bisa jauh berbias. Padahal kesungguhan
kapitalisme cuma mengenal satu paradigma, yakni kepentingan untuk melanggengkan
penindasan dan penghisapan; sebagai esensi dari antagonisme klas...
***
Diterjemahkan dari mariosousa.se Edo W Adityawarman
Mario Sousa, Proletarian TV
Dari
Hitler hingga Hearst, dari Conquest hingga Solzhenitsyn
Sejarah jutaan orang
yang diduga dipenjara dan tewas di kamp-kamp kerja paksa dan akibat dari
kelaparan selama masa Stalin
Di dunia tempat kita hidup ini, siapa yang
dapat menghindar ketika mendengar kisah-kisah mengerikan tentang kematian dan
pembunuhan di kamp kerja paksa Gulag di Uni Soviet? Siapa yang bisa menghindari
mendengar cerita soal jutaan orang yang kelaparan sampai mati dan jutaan kaum
oposisi dieksekusi di Uni Soviet selama masa Stalin? Di dunia kapitalis ini,
kisah-kisah diulang-ulang di buku-buku, surat kabar, radio, acara televisi dan
film-film, juga mitos tentang sosialisme yang menyebabkan jutaan korban telah
meningkat pesat dalam 50 tahun terakhir.
Tapi dari mana sebenarnya cerita-cerita ini,
dan angka-angka ini, berasal? Siapa di balik semua ini?
Dan pertanyaan lain: kebenaran apa yang ada di
balik cerita ini? Dan informasi apa yang ada di arsip-arsip Uni Soviet, yang
dulu dirahasiakan, tapi kini telah dibuka untuk penelitian sejarah oleh
Gorbachev pada tahun 1989? Para penulis mitos selalu mengatakan bahwa semua
cerita mereka tentang jutaan orang yang tewas di Uni Soviet zaman Stalin akan
dikonfirmasi pada hari ketika arsip-arsip tersebut dibuka. Begitukah yang
terjadi? Apakah mereka membenarkannya?
Artikel berikut ini akan menunjukkan pada kita
dari mana kisah jutaan kematian karena kelaparan dan kamp kerja paksa ini
berasal, dan siapa yang berada di balik itu semua.
Penulis saat ini, setelah mempelajari laporan
penelitian terhadap arsip-arsip Uni Soviet, mampu memberikan informasi berupa
data konkret tentang jumlah tahanan yang sebenarnya, tahun-tahun yang mereka
habiskan di penjara dan jumlah sebenarnya dari mereka yang mati dan yang
dihukum mati di Uni Soviet zaman Stalin. Kebenarannya sangat berbeda dengan
mitos-mitos yang ada.
Penulis adalah Mario Sousa, anggota Partai
Komunis Swedia, KPML (r). Artikel ini dipublikasikan di surat kabar Comunist
Partys Proletären pada bulan April 1998.
Ada tautan sejarah langsung yang berjalan dari:
Hitler hingga Hearst, Conquest, dan Solzhenitsyn. Pada tahun 1933, perubahan
politik telah terjadi di Jerman, dan meninggalkan jejak pada sejarah dunia
selama beberapa dekade yang akan datang. Pada tanggal 30 Januari, Hitler
menjadi perdana menteri, dan bentuk pemerintahan baru yang melibatkan kekerasan
dan pengabaian undang-undang, mulai terbentuk. Untuk mengkonsolidasikan
cengkeraman mereka pada kekuasaan, Nazi mengadakan pemilihan baru pada tanggal
5 Maret, dengan menggunakan semua sarana propaganda yang ada dalam usaha mereka
untuk meraih kemenangan. Seminggu sebelum pemilihan, pada tanggal 27 Februari,
Nazi membakar parlemen dan menuduh komunis sebagai pihak yang bertanggung jawab
atas hal itu.
Dalam pemilihan, Nazi mengamankan 17,3 juta
suara dan 288 deputi, sekitar 47% pemilih (pada November mereka telah
mendapatkan 11,7 juta suara dan 196 deputi). Begitu Partai Komunis dilarang,
Nazi mulai menganiaya kaum Sosial-Demokrat dan gerakan serikat pekerja, dan
kamp konsentrasi pertama mulai dipenuhi oleh semua pria dan wanita sayap kiri.
Sementara itu, kekuasaan Hitler di parlemen terus berkembang, dengan bantuan
dari sayap kanan.
Pada tanggal 24 Maret, Hitler membuat sebuah
undang-undang yang menganugerahkan kepadanya kekuasaan mutlak untuk memerintah
negara selama 4 tahun, disahkan oleh parlemen. Sejak saat itu mulailah
penganiayaan terbuka terhadap orang-orang Yahudi, yang mulai memasuki kamp-kamp
konsentrasi tempat komunis dan kaum Sosial-Demokrat sebelumnya lebih dulu
ditahan. Hitler terus maju dengan tawarannya untuk mendapatkan kekuasaan
absolut, melepaskan kesepakatan internasional tahun 1918 yang telah
memberlakukan pembatasan dalam hal persenjataan dan militerisasi Jerman.
Persenjataan kembali ini berlangsung sangat cepat. Inilah situasi di arena
politik internasional ketika mulai berkumpulnya mitos-mitos tentang orang-orang
yang sekarat di Uni Soviet.
Ukraina sebagai Teritori Jerman
Dalam kepemimpinan Jerman yang ada di pihak
Hitler adalah Goebbels, Menteri Propaganda, orang yang bertanggung jawab untuk
menanamkan mimpi Nazi ke rakyat Jerman. Ini adalah mimpi orang ras murni yang
tinggal di Jerman Raya, sebuah negara dengan lebensraum yang
luas, ruang yang luas untuk tinggal. Salah satu bagian dari lebensraum ini,
sebuah wilayah di sebelah timur Jerman yang memang jauh lebih besar daripada
Jerman itu sendiri, belum dapat ditaklukkan dan dimasukkan ke dalam negara
Jerman.
Pada tahun 1925, di Mein Kampf,
Hitler telah menunjuk Ukraina sebagai bagian penting dari ruang Jerman ini.
Ukraina dan wilayah lain di Eropa Timur perlu menjadi milik negara Jerman
sehingga bisa dimanfaatkan dengan cara yang ‘tepat’. Menurut propaganda Nazi,
pedang Nazi akan membebaskan wilayah ini untuk memberi ruang bagi ras Jerman.
Dengan teknologi Jerman dan perusahaan Jerman, Ukraina akan ditransformasikan
menjadi daerah penghasil sereal untuk Jerman. Tapi pertama-tama, Jerman harus
membebaskan Ukraina dari populasi ‘makhluk inferior’ yang, menurut propaganda
Nazi, akan bekerja sebagai budak di rumah-rumah Jerman, pabrik dan ladang — di mana saja mereka dibutuhkan
oleh ekonomi Jerman.
Penaklukan Ukraina dan wilayah-wilayah lain di
Uni Soviet akan memerlukan perang melawan Uni Soviet, dan perang ini mesti
dipersiapkan dengan baik terlebih dulu. Untuk tujuan ini, kementerian
propaganda Nazi yang dipimpin oleh Goebbels memulai sebuah kampanye seputar
genosida yang dilakukan oleh kaum Bolshevik di Ukraina, bencana mengerikan yang
sengaja dipicu oleh Stalin untuk memaksa kaum tani agar menerima kebijakan
sosialis.
Tujuan kampanye Nazi adalah untuk mempersiapkan
opini publik dunia untuk ‘pembebasan’ Ukraina oleh pasukan Jerman. Kendati ada
banyak usaha dan terlepas dari fakta bahwa beberapa teks propaganda Jerman
dipublikasikan di media Inggris, kampanye Nazi seputar ‘genosida’ yang
semestinya terjadi di Ukraina ini tidak begitu berhasil di tingkat
internasional. Sudah jelas bahwa Hitler dan Goebbels membutuhkan bantuan dalam
menyebarkan desas-desus fitnah mereka tentang Uni Soviet. Bantuan yang kemudian
mereka temukan di Amerika Serikat.
William Hearst, Kawan Hitler
William Randolph Hearst adalah nama seorang
multi-jutawan yang berusaha membantu Nazi dalam perang psikologis mereka
melawan Uni Soviet. Hearst adalah pemilik surat kabar terkenal Amerika Serikat
yang dikenal sebagai ‘ayah’ dari apa yang disebut ‘pers kuning’, yaitu pers
sensasional. William Hearst memulai karirnya sebagai redaktur surat kabar pada
tahun 1885 ketika ayahnya, George Hearst, seorang milyuner industrialis
pertambangan, Senator dan pemilik surat kabar, menempatkannya untuk bertanggung
jawab atas San Fransisco Daily Examiner.
William Randolph Hearst
___
Ini juga merupakan awal dari kerajaan koran
Hearst, sebuah kerajaan yang sangat mempengaruhi kehidupan dan pemikiran
orang-orang Amerika Utara. Setelah ayahnya meninggal, William Hearst menjual
semua saham industri pertambangan yang ia warisi dan mulai menginvestasikan
modal di dunia jurnalisme. Pembelian pertamanya adalah New York Morning
Journal, surat kabar tradisional yang benar-benar ditransformasikan Hearst
menjadi koran sensasional. Dia membeli cerita dengan harga berapa pun, dan bila
tidak ada kekejaman atau kejahatan yang harus dilaporkan, maka wartawan dan
fotografernya harus “mengatur” masalah. Inilah yang sebenarnya mencirikan ‘pers
kuning’: kebohongan dan ‘pengaturan’ kekejaman yang disajikan sebagai
kebenaran.
Kebohongan Hearst ini membuatnya menjadi
jutawan dan tokoh penting di dunia surat kabar. Pada tahun 1935 dia adalah
salah satu orang terkaya di dunia, dengan kekayaan diperkirakan mencapai $200
juta. Setelah membeli Morning Journal, Hearst terus membeli dan
membuat surat kabar harian dan mingguan di seluruh AS. Pada tahun 1940-an,
William Hearst tercatat memiliki 25 surat kabar harian, 24 surat kabar
mingguan, 12 stasiun radio, 2 layanan berita dunia, satu bisnis yang
menyediakan berita untuk film, perusahaan film Cosmopolitan, dan
banyak lainnya.
Pada tahun 1948 ia membeli salah satu stasiun
TV pertama AS, BWAL — TV di Baltimore. Surat kabar Hearst terjual 13 juta kopi sehari dan
mendekati hampir 40 juta pembaca. Hampir sepertiga dari populasi orang dewasa
di AS membaca koran Hearst setiap hari. Selanjutnya, jutaan orang di seluruh
dunia menerima informasi dari pers Hearst melalui layanan berita, film dan
serangkaian surat kabar yang diterjemahkan dan diterbitkan dalam jumlah banyak
di seluruh dunia. Angka-angka yang dikutip di atas menunjukkan bagaimana
kerajaan Hearst dapat mempengaruhi politik Amerika, dan memang dunia politik,
selama bertahun-tahun — pada pelbagai isu termasuk oposisi terhadap AS yang memasuki Perang Dunia
II di sisi Uni Soviet dan dukungan untuk “perburuan penyihir” ala McCarthy pada tahun
1950an.
Pandangan William Hearst sangat konservatif,
nasionalis dan anti-komunis. Politiknya adalah politik ekstrem kanan. Pada
tahun 1934 ia melakukan perjalanan ke Jerman, tempat ia diterima oleh Hitler
sebagai tamu sekaligus kawan. Setelah perjalanan ini, surat kabar Hearst
menjadi semakin reaksioner, selalu menerbitkan artikel yang menentang
sosialisme, melawan Uni Soviet dan terutama melawan Stalin. Hearst juga mencoba
menggunakan surat kabarnya untuk tujuan propaganda Nazi yang terang-terangan,
menerbitkan serangkaian artikel oleh Goering, tangan kanan Hitler. Protes dari
banyak pembaca, bagaimanapun, memaksanya untuk berhenti menerbitkan
barang-barang semacam itu dan menariknya dari peredaran.
Setelah kunjungannya ke Hitler, koran
sensasionalis Hearst dipenuhi dengan ‘wahyu’ tentang kejadian mengerikan di Uni
Soviet — pembunuhan, genosida,
perbudakan, kemewahan bagi penguasa dan kelaparan bagi masyarakat, semuanya
adalah berita besar dan ada hampir setiap hari. Materi tersebut diberikan
kepada Hearst oleh Gestapo, polisi politik Nazi Jerman. Di halaman depan surat
kabar di sana sering muncul karikatur dan gambar memalsukan Uni Soviet, dengan
Stalin digambarkan sebagai pembunuh yang memegang belati di tangannya. Kita
tidak boleh lupa bahwa artikel ini dibaca setiap hari oleh 40 juta orang di AS
dan jutaan lainnya di seluruh dunia!
Mitos tentang Kelaparan di Ukraina
Salah satu kampanye pertama pers Hearst melawan
Uni Soviet berkisar seputar pertanyaan jutaan orang yang diduga tewas akibat
kelaparan di Ukraina. Kampanye ini dimulai pada tanggal 18 Februari 1935 dengan
judul utama di Chicago American “6 Juta Orang Tewas karena Kelaparan di Uni Soviet”.
Dengan menggunakan bahan yang dipasok oleh Nazi Jerman, William Hearst, baron
pers dan simpatisan Nazi, mulai menerbitkan cerita palsu tentang genosida di
Ukraina yang dilakukan dengan sengaja oleh kaum Bolshevik dan telah menyebabkan
beberapa juta orang tewas karena kelaparan. Kebenaran dari masalah ini sama
sekali berbeda. Sebenarnya apa yang terjadi di Uni Soviet pada awal tahun
1930-an merupakan perjuangan kelas utama, di mana petani kecil tanpa lahan
telah bangkit melawan tuan tanah kaya, kulak, dan telah memulai
sebuah perjuangan untuk kolektivisasi, sebuah perjuangan untuk membentuk kolkhozes.
Perjuangan kelas yang besar ini, yang
melibatkan secara langsung atau tidak langsung sekitar 120 juta petani, tentu
menimbulkan ketidakstabilan produksi pertanian dan kekurangan pangan di
beberapa daerah. Kurangnya makanan memang melemahkan orang, yang pada
gilirannya menyebabkan peningkatan jumlah korban jatuh pada penyakit epidemik.
Penyakit ini pada saat itu sangat disesalkan di
seluruh dunia. Antara tahun 1918 dan 1920, sebuah epidemi flu Spanyol
menyebabkan kematian 20 juta orang di AS dan Eropa, namun tidak ada yang
menuduh pemerintah negara-negara tersebut membunuh warganya sendiri. Faktanya
adalah bahwa tidak ada yang bisa dilakukan pemerintah dalam menghadapi epidemi
semacam ini. Dengan perkembangan penisilin selama perang dunia kedua, barulah
menjadi mungkin bagi epidemi semacam itu dapat teratasi secara efektif.
Penisilin tidak tersedia secara umum sampai menjelang akhir tahun 1940-an.
Artikel pers Hearst yang menyatakan bahwa
jutaan orang sekarat karena kelaparan di Ukraina — sebuah kelaparan yang diduga sengaja dibuat oleh
komunis — masuk ke detail grafis
dan mengerikan. Pers Hearst menggunakan segala cara untuk membuat kebohongan
mereka tampak seperti kebenaran, dan berhasil menyebabkan opini publik di
negara-negara kapitalis berubah tajam melawan Uni Soviet. Inilah asal usul
mitos raksasa pertama yang diproduksi, yang menuduh jutaan orang sekarat di Uni
Soviet. Dalam gelombang protes terhadap kelaparan yang disebabkan oleh komunis
yang dimunculkan oleh pers Barat, tidak ada yang tertarik untuk mendengarkan
penolakan Uni Soviet dan pemaparan lengkap atas kebohongan yang dibuat oleh
media Hearst, sebuah situasi yang berlangsung dari tahun 1934 sampai 1987!
Selama lebih dari 50 tahun beberapa generasi orang di seluruh dunia dibesarkan
dan memakan fitnah ini untuk merawat pandangan negatif tentang sosialisme di
Uni Soviet.
Kerajaan Media Hearst Tahun 1998
William Hearst meninggal pada tahun 1951 di
rumahnya di Beverley Hills, California. Hearst meninggalkan sebuah kerajaan
media massa yang sampai hari ini terus menyebarkan pesan reaksionernya ke
seluruh dunia. Hearst Corporation adalah salah satu perusahaan terbesar di
dunia, terdiri dari lebih dari 100 perusahaan dan mempekerjakan 15.000 orang.
Kekaisaran Hearst hari ini terdiri dari surat kabar, majalah, buku, radio, TV,
TV kabel, kantor berita dan perusahaan multimedia.
52 Tahun Sebelum Munculnya Kebenaran
Kampanye disinformasi Nazi tentang Ukraina
tidak mati dengan kekalahan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Kebohongan Nazi
diambil alih oleh CIA dan MI5, dan selalu dijamin untuk mendapatkan tempat yang
menonjol dalam perang propaganda melawan Uni Soviet. Perburuan penyihir komunis
ala McCarthy setelah Perang Dunia II juga berkembang dalam kisah jutaan orang
yang tewas karena kelaparan di Ukraina. Pada tahun 1953 sebuah buku tentang
masalah ini diterbitkan di AS. Buku ini berjudul ‘Black Deeds of the
Kremlin’. Publikasinya dibiayai oleh pengungsi Ukraina di AS, orang-orang
yang telah berkolaborasi dengan Nazi dalam Perang Dunia II dan telah diberi
suaka politik oleh pemerintah Amerika, pemerintah yang menyajikan mereka pada
dunia sebagai ‘kaum demokrat’.
Ketika Reagan terpilih menjadi Presiden AS dan
memulai perang anti-komunis tahun 1980-an, propaganda tentang jutaan orang yang
tewas di Ukraina kembali dihidupkan. Pada tahun 1984 seorang profesor Harvard
menerbitkan sebuah buku berjudul ‘Human Life in Russia’ yang
mengulangi semua informasi palsu yang dihasilkan oleh pers Hearst pada tahun
1934. Pada tahun 1984, kemudian, kami menemukan kebohongan dan pemalsuan Nazi
yang berasal dari tahun 1930an dihidupkan kembali, namun kali ini di bawah
jubah ‘terhormat’ dari universitas Amerika. Tapi itu juga bukan yang terakhir.
Pada tahun 1986, ada buku lain yang
berjudul ‘Harvest of Sorrow’, yang ditulis oleh mantan anggota
dinas rahasia Inggris, Robert Conquest, sekarang seorang profesor di Stamford
University di California. Untuk ‘pekerjaannya’ atas buku tersebut, Conquest
menerima $80.000 dari Organisasi Nasional Ukraina. Organisasi yang sama juga
membayar sebuah film yang dibuat pada tahun 1986 yang disebut ‘Harvest
of Despair’, di mana, antara lain, materi dari buku Conquest digunakan sebagai
acuan. Pada saat ini di AS, jumlah orang yang dituduhkan telah kehilangan nyawa
mereka di Ukraina karena kelaparan telah meningkat menjadi 15 juta!
Namun demikian jutaan orang yang dikatakan
telah tewas karena kelaparan di Ukraina menurut pers Hearst di Amerika, juga
yang termasuk dalam buku dan film, benar-benar informasi palsu. Seorang
wartawan Kanada, Douglas Tottle, dengan cermat mengekspos pemalsuan itu dalam
bukunya ‘Penipuan, kelaparan dan fasisme — mitos genosida Ukraina dari Hitler ke Harvard’, yang diterbitkan di
Toronto pada tahun 1987. Antara lain, Tottle membuktikan bahwa bahan fotografi
yang digunakan, foto mengerikan atas anak-anak yang kelaparan, telah diambil
dari publikasi tahun 1922, pada saat jutaan orang tewas karena kelaparan dan
kondisi perang karena delapan tentara asing telah menyerang Uni Soviet selama
Perang Sipil 1918–1921. Douglas Tottle memberikan fakta seputar pelaporan kelaparan
tahun 1934 dan mengungkapkan berbagai macam kebohongan yang diterbitkan di pers
Hearst. Seorang wartawan yang selama jangka waktu yang lama telah mengirim
laporan dan foto dari yang mestinya merupakan daerah terdampak kelaparan adalah
Thomas Walter, seorang pria yang tidak pernah menginjakkan kaki di Ukraina atau
bahkan di Moskow kecuali selama lima hari yang kosong.
Fakta ini diungkapkan oleh wartawan Louis
Fisher, Koresponden Moskow dari The Nation, sebuah surat kabar
Amerika. Fisher juga mengungkapkan bahwa wartawan M Parrott, koresponden pers
Hearst di Moskow, telah mengirim laporan yang tidak pernah dipublikasikan oleh
Hearst mengenai hasil panen yang luar biasa yang dicapai oleh Uni Soviet pada
tahun 1933 dan pada kemajuan Ukraina. Tottle membuktikan juga bahwa wartawan
yang menulis laporan tentang kelaparan di Ukraina, ‘Thomas Walker’, sebetulnya
bernama Robert Green dan ia merupakan seorang terpidana yang telah melarikan
diri dari sebuah penjara negara bagian di Colorado! Walker ini, atau Green,
ditangkap saat kembali ke AS dan saat dia tampil di pengadilan, dia mengakui
bahwa dia belum pernah ke Ukraina.
Semua kebohongan tentang jutaan korban
kelaparan di Ukraina pada tahun 1930-an, kelaparan yang direkayasa oleh Stalin,
yang akhirnya bisa dikuak di tahun 1987! Hearst, Nazi, agen polisi Conquest dan
yang lainnya telah menipu jutaan orang dengan kebohongan dan laporan palsu
mereka. Bahkan saat ini cerita Nazi Hearst masih diulang dalam buku yang baru
diterbitkan yang ditulis oleh penulis untuk kepentingan sayap kanan.
Pers Hearst, yang memiliki posisi monopoli di
banyak negara di AS, dan memiliki kantor berita di seluruh dunia, adalah corong
megafon besar untuk Gestapo. Di dunia yang didominasi oleh monopoli modal,
adalah mungkin bagi pers Hearst untuk mengubah kebohongan Gestapo menjadi
‘kebenaran’ yang dipancarkan ke seluruh penjuru dunia lewat puluhan surat
kabar, stasiun radio dan, kemudian, saluran TV. Ketika Gestapo menghilang,
perang propaganda kotor melawan sosialisme di Uni Soviet terus berlanjut,
terlepas dari CIA sebagai pelindung barunya. Kampanye anti-komunis pers Amerika
tidak diperkecil sedikit pun. Bisnis berlanjut seperti biasa, pertama atas
tawaran Gestapo dan kemudian atas tawaran CIA.
Robert Conquest di Jantung Mitos
Orang ini, yang begitu banyak dikutip dalam
pers borjuis, nubuat bagi kaum borjuis ini, patut mendapat perhatian khusus.
Robert Conquest adalah salah satu dari dua penulis yang paling banyak menulis
tentang jutaan orang yang harusnya tewas di Uni Soviet.
Sebenarnya dialah pencipta semua mitos dan
kebohongan mengenai Uni Soviet yang telah menyebar sejak Perang Dunia II.
Conquest terutama dikenal karena bukunya The Great Terror (1969)
dan Harvest of Sorrow (1986). Conquest menulis tentang jutaan
orang yang sekarat karena kelaparan di Ukraina, di kamp kerja Gulag dan selama
Pengadilan 1936–38, menggunakan seorang dari Ukraina yang diasingkan dan
tinggal di AS serta masuk sebagai informan di partai kanan, orang-orang yang
telah berkolaborasi dengan Nazi dalam Perang Dunia II.
Banyak pahlawan [di buku] Conquest dikenal
sebagai penjahat perang yang memimpin dan berpartisipasi dalam genosida
populasi Yahudi Ukraina pada tahun 1942. Salah satu dari orang-orang ini adalah
Mykola Lebed, yang dihukum sebagai penjahat perang setelah Perang Dunia II.
Lebed adalah kepala keamanan di Lvov selama pendudukan Nazi dan memimpin
penganiayaan orang-orang Yahudi yang mengerikan yang terjadi pada tahun 1942.
Pada tahun 1949 CIA membawa Lebed ke Amerika Serikat tempat dia bekerja sebagai
sumber disinformasi.
Ini juga merupakan awal dari kerajaan koran
Hearst, sebuah kerajaan yang sangat mempengaruhi kehidupan dan pemikiran
orang-orang Amerika Utara. Setelah ayahnya meninggal, William Hearst menjual
semua saham industri pertambangan yang ia warisi dan mulai menginvestasikan
modal di dunia jurnalisme. Pembelian pertamanya adalah New York Morning
Journal, surat kabar tradisional yang benar-benar ditransformasikan Hearst
menjadi koran sensasional. Dia membeli cerita dengan harga berapa pun, dan bila
tidak ada kekejaman atau kejahatan yang harus dilaporkan, maka wartawan dan
fotografernya harus “mengatur” masalah. Inilah yang sebenarnya mencirikan ‘pers
kuning’: kebohongan dan ‘pengaturan’ kekejaman yang disajikan sebagai
kebenaran.
Kebohongan Hearst ini membuatnya menjadi
jutawan dan tokoh penting di dunia surat kabar. Pada tahun 1935 dia adalah
salah satu orang terkaya di dunia, dengan kekayaan diperkirakan mencapai $200
juta. Setelah membeli Morning Journal, Hearst terus membeli dan
membuat surat kabar harian dan mingguan di seluruh AS. Pada tahun 1940-an,
William Hearst tercatat memiliki 25 surat kabar harian, 24 surat kabar
mingguan, 12 stasiun radio, 2 layanan berita dunia, satu bisnis yang
menyediakan berita untuk film, perusahaan film Cosmopolitan, dan
banyak lainnya. Pada tahun 1948 ia membeli salah satu stasiun TV pertama AS,
BWAL — TV di Baltimore. Surat
kabar Hearst terjual 13 juta kopi sehari dan mendekati hampir 40 juta pembaca.
Hampir sepertiga dari populasi orang dewasa di AS membaca koran Hearst setiap
hari. Selanjutnya, jutaan orang di seluruh dunia menerima informasi dari pers
Hearst melalui layanan berita, film dan serangkaian surat kabar yang
diterjemahkan dan diterbitkan dalam jumlah banyak di seluruh dunia. Angka-angka
yang dikutip di atas menunjukkan bagaimana kerajaan Hearst dapat mempengaruhi
politik Amerika, dan memang dunia politik, selama bertahun-tahun — pada pelbagai isu termasuk
oposisi terhadap AS yang memasuki Perang Dunia II di sisi Uni Soviet dan
dukungan untuk “perburuan penyihir” ala McCarthy pada tahun
1950an.
Pandangan William Hearst sangat konservatif,
nasionalis dan anti-komunis. Politiknya adalah politik ekstrem kanan. Pada
tahun 1934 ia melakukan perjalanan ke Jerman, tempat ia diterima oleh Hitler
sebagai tamu sekaligus kawan. Setelah perjalanan ini, surat kabar Hearst
menjadi semakin reaksioner, selalu menerbitkan artikel yang menentang
sosialisme, melawan Uni Soviet dan terutama melawan Stalin. Hearst juga mencoba
menggunakan surat kabarnya untuk tujuan propaganda Nazi yang terang-terangan,
menerbitkan serangkaian artikel oleh Goering, tangan kanan Hitler. Protes dari
banyak pembaca, bagaimanapun, memaksanya untuk berhenti menerbitkan barang-barang
semacam itu dan menariknya dari peredaran.
Setelah kunjungannya ke Hitler, koran
sensasionalis Hearst dipenuhi dengan ‘wahyu’ tentang kejadian mengerikan di Uni
Soviet — pembunuhan, genosida,
perbudakan, kemewahan bagi penguasa dan kelaparan bagi masyarakat, semuanya
adalah berita besar dan ada hampir setiap hari. Materi tersebut diberikan
kepada Hearst oleh Gestapo, polisi politik Nazi Jerman. Di halaman depan surat
kabar di sana sering muncul karikatur dan gambar memalsukan Uni Soviet, dengan
Stalin digambarkan sebagai pembunuh yang memegang belati di tangannya. Kita
tidak boleh lupa bahwa artikel ini dibaca setiap hari oleh 40 juta orang di AS
dan jutaan lainnya di seluruh dunia!
Mitos tentang Kelaparan di Ukraina
Salah satu kampanye pertama pers Hearst melawan
Uni Soviet berkisar seputar pertanyaan jutaan orang yang diduga tewas akibat
kelaparan di Ukraina. Kampanye ini dimulai pada tanggal 18 Februari 1935 dengan
judul utama di Chicago American “6 Juta Orang Tewas karena Kelaparan di Uni Soviet”.
Dengan menggunakan bahan yang dipasok oleh Nazi Jerman, William Hearst, baron
pers dan simpatisan Nazi, mulai menerbitkan cerita palsu tentang genosida di
Ukraina yang dilakukan dengan sengaja oleh kaum Bolshevik dan telah menyebabkan
beberapa juta orang tewas karena kelaparan. Kebenaran dari masalah ini sama
sekali berbeda. Sebenarnya apa yang terjadi di Uni Soviet pada awal tahun
1930-an merupakan perjuangan kelas utama, di mana petani kecil tanpa lahan
telah bangkit melawan tuan tanah kaya, kulak, dan telah memulai
sebuah perjuangan untuk kolektivisasi, sebuah perjuangan untuk membentuk kolkhozes.
Perjuangan kelas yang besar ini, yang
melibatkan secara langsung atau tidak langsung sekitar 120 juta petani, tentu
menimbulkan ketidakstabilan produksi pertanian dan kekurangan pangan di
beberapa daerah. Kurangnya makanan memang melemahkan orang, yang pada
gilirannya menyebabkan peningkatan jumlah korban jatuh pada penyakit epidemik.
Penyakit ini pada saat itu sangat disesalkan di seluruh dunia. Antara tahun 1918
dan 1920, sebuah epidemi flu Spanyol menyebabkan kematian 20 juta orang di AS
dan Eropa, namun tidak ada yang menuduh pemerintah negara-negara tersebut
membunuh warganya sendiri. Faktanya adalah bahwa tidak ada yang bisa dilakukan
pemerintah dalam menghadapi epidemi semacam ini. Dengan perkembangan penisilin
selama perang dunia kedua, barulah menjadi mungkin bagi epidemi semacam itu
dapat teratasi secara efektif. Penisilin tidak tersedia secara umum sampai
menjelang akhir tahun 1940-an.
Artikel pers Hearst yang menyatakan bahwa
jutaan orang sekarat karena kelaparan di Ukraina — sebuah kelaparan yang diduga sengaja dibuat oleh
komunis — masuk ke detail grafis
dan mengerikan. Pers Hearst menggunakan segala cara untuk membuat kebohongan
mereka tampak seperti kebenaran, dan berhasil menyebabkan opini publik di
negara-negara kapitalis berubah tajam melawan Uni Soviet. Inilah asal usul
mitos raksasa pertama yang diproduksi, yang menuduh jutaan orang sekarat di Uni
Soviet. Dalam gelombang protes terhadap kelaparan yang disebabkan oleh komunis
yang dimunculkan oleh pers Barat, tidak ada yang tertarik untuk mendengarkan
penolakan Uni Soviet dan pemaparan lengkap atas kebohongan yang dibuat oleh
media Hearst, sebuah situasi yang berlangsung dari tahun 1934 sampai 1987!
Selama lebih dari 50 tahun beberapa generasi orang di seluruh dunia dibesarkan
dan memakan fitnah ini untuk merawat pandangan negatif tentang sosialisme di
Uni Soviet.
Kerajaan Media Hearst
Tahun 1998
William Hearst meninggal pada tahun 1951 di
rumahnya di Beverley Hills, California. Hearst meninggalkan sebuah kerajaan
media massa yang sampai hari ini terus menyebarkan pesan reaksionernya ke
seluruh dunia. Hearst Corporation adalah salah satu perusahaan terbesar di
dunia, terdiri dari lebih dari 100 perusahaan dan mempekerjakan 15.000 orang.
Kekaisaran Hearst hari ini terdiri dari surat kabar, majalah, buku, radio, TV,
TV kabel, kantor berita dan perusahaan multimedia.
52 Tahun Sebelum Munculnya Kebenaran
Kampanye disinformasi Nazi tentang Ukraina
tidak mati dengan kekalahan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Kebohongan Nazi
diambil alih oleh CIA dan MI5, dan selalu dijamin untuk mendapatkan tempat yang
menonjol dalam perang propaganda melawan Uni Soviet. Perburuan penyihir komunis
ala McCarthy setelah Perang Dunia II juga berkembang dalam kisah jutaan orang
yang tewas karena kelaparan di Ukraina. Pada tahun 1953 sebuah buku tentang
masalah ini diterbitkan di AS. Buku ini berjudul ‘Black Deeds of the
Kremlin’. Publikasinya dibiayai oleh pengungsi Ukraina di AS, orang-orang
yang telah berkolaborasi dengan Nazi dalam Perang Dunia II dan telah diberi
suaka politik oleh pemerintah Amerika, pemerintah yang menyajikan mereka pada
dunia sebagai ‘kaum demokrat’.
Ketika Reagan terpilih menjadi Presiden AS dan
memulai perang anti-komunis tahun 1980-an, propaganda tentang jutaan orang yang
tewas di Ukraina kembali dihidupkan. Pada tahun 1984 seorang profesor Harvard
menerbitkan sebuah buku berjudul ‘Human Life in Russia’ yang
mengulangi semua informasi palsu yang dihasilkan oleh pers Hearst pada tahun
1934. Pada tahun 1984, kemudian, kami menemukan kebohongan dan pemalsuan Nazi
yang berasal dari tahun 1930an dihidupkan kembali, namun kali ini di bawah
jubah ‘terhormat’ dari universitas Amerika. Tapi itu juga bukan yang terakhir.
Pada tahun 1986, ada buku lain yang berjudul ‘Harvest of Sorrow’,
yang ditulis oleh mantan anggota dinas rahasia Inggris, Robert Conquest,
sekarang seorang profesor di Stamford University di California. Untuk
‘pekerjaannya’ atas buku tersebut, Conquest menerima $80.000 dari Organisasi
Nasional Ukraina. Organisasi yang sama juga membayar sebuah film yang dibuat
pada tahun 1986 yang disebut ‘Harvest of Despair’, di mana, antara
lain, materi dari buku Conquest digunakan sebagai acuan. Pada saat ini di AS,
jumlah orang yang dituduhkan telah kehilangan nyawa mereka di Ukraina karena
kelaparan telah meningkat menjadi 15 juta!
Namun demikian jutaan orang yang dikatakan
telah tewas karena kelaparan di Ukraina menurut pers Hearst di Amerika, juga
yang termasuk dalam buku dan film, benar-benar informasi palsu. Seorang
wartawan Kanada, Douglas Tottle, dengan cermat mengekspos pemalsuan itu dalam
bukunya‘Penipuan, kelaparan dan fasisme — mitos genosida Ukraina
dari Hitler ke Harvard’, yang diterbitkan di Toronto pada tahun 1987. Antara lain, Tottle
membuktikan bahwa bahan fotografi yang digunakan, foto mengerikan atas
anak-anak yang kelaparan, telah diambil dari publikasi tahun 1922, pada saat
jutaan orang tewas karena kelaparan dan kondisi perang karena delapan tentara
asing telah menyerang Uni Soviet selama Perang Sipil 1918–1921. Douglas Tottle
memberikan fakta seputar pelaporan kelaparan tahun 1934 dan mengungkapkan
berbagai macam kebohongan yang diterbitkan di pers Hearst. Seorang wartawan
yang selama jangka waktu yang lama telah mengirim laporan dan foto dari yang
mestinya merupakan daerah terdampak kelaparan adalah Thomas Walter, seorang
pria yang tidak pernah menginjakkan kaki di Ukraina atau bahkan di Moskow
kecuali selama lima hari yang kosong. Fakta ini diungkapkan oleh wartawan Louis
Fisher, Koresponden Moskow dari The Nation, sebuah surat kabar
Amerika. Fisher juga mengungkapkan bahwa wartawan M Parrott, koresponden pers
Hearst di Moskow, telah mengirim laporan yang tidak pernah dipublikasikan oleh
Hearst mengenai hasil panen yang luar biasa yang dicapai oleh Uni Soviet pada
tahun 1933 dan pada kemajuan Ukraina. Tottle membuktikan juga bahwa wartawan
yang menulis laporan tentang kelaparan di Ukraina, ‘Thomas Walker’, sebetulnya
bernama Robert Green dan ia merupakan seorang terpidana yang telah melarikan
diri dari sebuah penjara negara bagian di Colorado! Walker ini, atau Green,
ditangkap saat kembali ke AS dan saat dia tampil di pengadilan, dia mengakui
bahwa dia belum pernah ke Ukraina. Semua kebohongan tentang jutaan korban
kelaparan di Ukraina pada tahun 1930-an, kelaparan yang direkayasa oleh Stalin,
yang akhirnya bisa dikuak di tahun 1987! Hearst, Nazi, agen polisi Conquest dan
yang lainnya telah menipu jutaan orang dengan kebohongan dan laporan palsu
mereka.
Bahkan saat ini cerita Nazi Hearst masih
diulang dalam buku yang baru diterbitkan yang ditulis oleh penulis untuk
kepentingan sayap kanan.
Pers Hearst, yang memiliki posisi monopoli di
banyak negara di AS, dan memiliki kantor berita di seluruh dunia, adalah corong
megafon besar untuk Gestapo. Di dunia yang didominasi oleh monopoli modal,
adalah mungkin bagi pers Hearst untuk mengubah kebohongan Gestapo menjadi
‘kebenaran’ yang dipancarkan ke seluruh penjuru dunia lewat puluhan surat
kabar, stasiun radio dan, kemudian, saluran TV. Ketika Gestapo menghilang,
perang propaganda kotor melawan sosialisme di Uni Soviet terus berlanjut,
terlepas dari CIA sebagai pelindung barunya. Kampanye anti-komunis pers Amerika
tidak diperkecil sedikit pun. Bisnis berlanjut seperti biasa, pertama atas
tawaran Gestapo dan kemudian atas tawaran CIA.
Robert Conquest di Jantung Mitos
Orang ini, yang begitu banyak dikutip dalam
pers borjuis, nubuat bagi kaum borjuis ini, patut mendapat perhatian khusus.
Robert Conquest adalah salah satu dari dua penulis yang paling banyak menulis
tentang jutaan orang yang harusnya tewas di Uni Soviet. Sebenarnya dialah
pencipta semua mitos dan kebohongan mengenai Uni Soviet yang telah menyebar
sejak Perang Dunia II. Conquest terutama dikenal karena bukunya The
Great Terror (1969) dan Harvest of Sorrow (1986).
Conquest menulis tentang jutaan orang yang sekarat karena kelaparan di Ukraina,
di kamp kerja Gulag dan selama Pengadilan 1936–38, menggunakan seorang dari
Ukraina yang diasingkan dan tinggal di AS serta masuk sebagai informan di
partai kanan, orang-orang yang telah berkolaborasi dengan Nazi dalam Perang
Dunia II. Banyak pahlawan [di buku] Conquest dikenal sebagai penjahat perang
yang memimpin dan berpartisipasi dalam genosida populasi Yahudi Ukraina pada
tahun 1942. Salah satu dari orang-orang ini adalah Mykola Lebed, yang dihukum
sebagai penjahat perang setelah Perang Dunia II. Lebed adalah kepala keamanan
di Lvov selama pendudukan Nazi dan memimpin penganiayaan orang-orang Yahudi
yang mengerikan yang terjadi pada tahun 1942. Pada tahun 1949 CIA membawa Lebed
ke Amerika Serikat tempat dia bekerja sebagai sumber disinformasi.
Robert Conquest
Gaya yang dipakai Conquest dalam bukunya adalah salah satu jenis dari anti-komunisme yang kejam dan fanatik. Dalam bukunya tahun 1969, Conquest mengatakan kepada kita bahwa mereka yang tewas karena kelaparan di Uni Soviet antara tahun 1932–1933 berjumlah antara 5 juta sampai 6 juta orang, yang setengahnya berada di Ukraina. Namun pada tahun 1983, selama perang anti-komunis Reagan, Conquest telah memperpanjang bencana kelaparan itu sampai tahun 1937 dan meningkatkan jumlah korban menjadi 14 juta! Pernyataan semacam itu ternyata dihargai dengan baik: pada tahun 1986 dia dipekerjakan oleh Reagan untuk menulis materi untuk kampanye kepresidenannya yang bertujuan mempersiapkan orang-orang Amerika atas invasi Soviet, dan teks yang dimaksud disebut ‘Apa yang harus dilakukan ketika orang-orang Rusia datang — Buku pegangan orang yang selamat ‘! Kata-kata aneh yang berasal dari seorang Profesor Sejarah!
Faktanya adalah, bahwa tak ada yang
aneh di dalamnya, mengingat hal itu keluar dari mulut seorang pria yang telah
hidup dan menghabiskan seluruh hidupnya dengan kebohongan dan rekayasa tentang
Uni Soviet dan Stalin — yang pertama
sebagai agen rahasia, dan kemudian sebagai penulis dan Profesor di Stanford
University di California. Masa lalu Conquest telah diungkapkan oleh Guardian pada tanggal 27
Januari 1978 dalam sebuah artikel yang mengidentifikasi dia sebagai mantan agen
di departemen disinformasi dari British Secret Service, yaitu Departemen Riset
Informasi (IRD). IRD adalah bagian yang dibuat pada tahun 1947 (awalnya disebut
Biro Informasi Komunis) yang tugas utamanya adalah untuk memerangi pengaruh
komunis di seluruh dunia dengan menanam cerita di kalangan politisi, jurnalis
dan lain-lain dalam posisi untuk mempengaruhi opini publik. Aktivitas IRD
sangat luas, di Inggris, di luar negeri. Ketika IRD harus dibubarkan secara
resmi pada tahun 1977, sebagai hasil dari pemaparan keterlibatannya dengan
politik kanan, ditemukan bahwa di Inggris saja lebih dari 100 wartawan terkenal
memiliki kontak IRD yang secara teratur memasok mereka dengan bahan untuk
artikel-artikel. Ini rutin terjadi di beberapa surat kabar besar Inggris,
seperti Financial Times, The Times, Economist,
Daily Mail, Daily Mirror, The Express, The Guardian dan lain-lain.
Fakta yang dipaparkan oleh Guardian memberi kita indikasi bagaimana dinas
rahasia mampu memanipulasi berita yang sampai ke masyarakat luas.
Robert Conquest bekerja untuk IRD sejak lembaga itu
didirikan sampai tahun 1956. ‘Pekerjaan’ Conquest ada untuk berkontribusi pada
apa yang disebut ‘sejarah hitam’ dari cerita palsu tentang Uni Soviet yang
dikeluarkan sebagai fakta dan didistribusikan di antara para jurnalis dan yang
lainnya dan dapat mempengaruhi opini publik. Setelah secara resmi meninggalkan
IRD, Conquest lanjut menulis buku yang disarankan oleh IRD, dengan dukungan
layanan rahasia. Bukunya ‘The Great Terror’, sebuah
teks sayap kanan dasar mengenai pertarungan kekuasaan yang terjadi di Uni
Soviet pada tahun 1937, sebenarnya merupakan kompilasi teks yang dia tulis saat
bekerja untuk dinas rahasia. Buku itu telah selesai dan diterbitkan dengan
bantuan IRD. Sepertiga dari publikasi tersebut dibeli oleh pers Praeger,
biasanya terkait dengan publikasi literatur yang berasal dari sumber CIA. Buku
Conquest ditujukan untuk presentasi kepada ‘orang bodoh yang berguna’, seperti
profesor universitas dan orang-orang yang bekerja di media, radio dan TV, untuk
memastikan bahwa kebohongan Conquest dan ekstrem kanan dapat terus menyebar ke
seluruh wilayah berpopulasi besar. Conquest hingga hari ini tetap sebagai salah
satu sumber terpenting tentang Uni Soviet bagi sejarawan sayap kanan.
Alexander Solzhenitsyn
Orang lain yang selalu dikaitkan dengan buku dan artikel tentang jutaan
orang yang kehilangan nyawa atau kebebasan di Uni Soviet adalah penulis Rusia
Alexander Solzhenitsyn. Solzhenitsyn menjadi terkenal di seluruh dunia
kapitalis menjelang akhir tahun 1960 lewat bukunya, The Gulag Archipelago.
Dia sendiri telah dijatuhi hukuman pada tahun 1946 sampai 8 tahun di sebuah
kamp kerja paksa untuk kegiatan kontra-revolusioner dalam bentuk distribusi
propaganda anti-Soviet. Menurut Solzhenitsyn, perang melawan Nazi Jerman dalam
Perang Dunia II bisa saja dihindari jika pemerintah Soviet telah mencapai
kompromi dengan Hitler.
Solzhenitsyn juga menuduh pemerintah Soviet dan Stalin bahkan lebih buruk
dari Hitler dari sudut pandang, menurut dia, tentang dampak mengerikan perang
terhadap rakyat Uni Soviet. Solzhenitsyn tidak menyembunyikan simpati Nazi-nya.
Dia dihukum sebagai pengkhianat.
Solzhenitsyn in
Germany in 1974. Credit Agence France-Presse — Getty Images
Solzhenitsyn dimulai pada tahun 1962 untuk menerbitkan buku-buku di Uni
Soviet dengan persetujuan dan bantuan dari Nikita Khrushchev. Buku pertama yang
diterbitkannya adalah A Day in the Life of Ivan Denisovich, yang
bercerita tentang kehidupan seorang tahanan. Khrushchev menggunakan teks
Solzhenitsyn untuk memberantas warisan sosialis Stalin. Pada tahun 1970
Solzhenitsyn memenangkan Hadiah Nobel Sastra dengan bukunya The Gulag
Archipelago. Buku-bukunya kemudian mulai diterbitkan dalam jumlah besar di
negara-negara kapitalis, dan penulisnya telah menjadi salah satu instrumen
imperialisme paling berharga dalam memerangi sosialisme Uni Soviet.
Teks-teksnya di kamp kerja paksa ditambahkan pada propaganda tentang jutaan
orang yang tewas di Uni Soviet dan dipresentasikan oleh media massa kapitalis
seolah hal itu benar. Pada tahun 1974, Solzhenitsyn meninggalkan
kewarganegaraan Soviet dan beremigrasi ke Swiss dan kemudian Amerika Serikat. Saat
itu dia dianggap oleh pers kapitalis sebagai pejuang terhebat untuk kebebasan
dan demokrasi. Simpati Nazi-nya dikuburkan agar tidak mengganggu perang
propaganda melawan sosialisme.
Di AS, Solzhenitsyn sering diundang untuk berbicara dalam pertemuan penting.
Sebagai contoh, dia adalah pembicara utama kongres AFL-CIO pada tahun 1975, dan
pada tanggal 15 Juli 1975 dia diundang untuk memberikan ceramah tentang situasi
dunia ke Senat AS! Ceramahnya condong ke arah agitasi yang keras dan
provokatif, berdebat, serta mempropagandakan posisi yang paling reaksioner.
Antara lain, dia menghasut agar Vietnam diserang lagi setelah kemenangan mereka
atas AS. Dan lagi: setelah 40 tahun fasisme di Portugal, ketika perwira militer
sayap kiri mengambil alih kekuasaan dalam revolusi rakyat pada tahun 1974,
Solzhenitsyn mulai melakukan propaganda untuk mendukung intervensi militer AS
di Portugal yang, menurut dia, akan bergabung dalam Pakta Warsawa jika AS tidak
melakukan intervensi! Dalam ceramahnya, Solzhenitsyn selalu meratapi pembebasan
koloni-koloni Portugal di Afrika.
Tapi jelas bahwa dorongan utama pidato Solzhenitsyn selalu merupakan perang
kotor melawan sosialisme — dari dugaan eksekusi beberapa
juta orang di Uni Soviet hingga puluhan ribu orang Amerika yang diduga dipenjara
dan diperbudak, menurut Solzhenitsyn, di Vietnam Utara! Gagasan Solzhenitsyn
tentang orang Amerika yang digunakan sebagai budak pekerja di Vietnam Utara
memunculkan film Rambo dalam perang Vietnam. Wartawan Amerika yang berani
menulis untuk mendukung perdamaian antara AS dan Uni Soviet dituduh oleh
Solzhenitsyn dalam pidatonya sebagai calon pengkhianat. Solzhenitsyn juga
melakukan propaganda untuk meningkatkan kapasitas militer AS melawan Uni
Soviet, yang dia klaim lebih kuat dalam ‘tank dan pesawat terbang, lima sampai
tujuh kali, dari pada AS’ dan juga senjata atom yang ‘pendeknya’ dia duga ‘dua,
tiga atau bahkan lima kali’ lebih kuat daripada yang dimiliki oleh AS. Ceramah
Solzhenitsyn tentang Uni Soviet mewakili suara ekstrem kanan. Tapi dia sendiri
melangkah lebih jauh ke kanan lewat dukungan publiknya terhadap fasisme.
Dukungan untuk
Fasisme Franco
Setelah Franco mati pada tahun
1975, rezim fasis Spanyol mulai kehilangan kendali atas situasi politik dan
pada awal tahun 1976, peristiwa di Spanyol menjadi opini publik. Ada pemogokan
dan demonstrasi untuk menuntut demokrasi dan kebebasan, dan pewaris Franco,
King Juan Carlos, berkewajiban dengan sangat berhati-hati untuk memperkenalkan
beberapa hal tentang liberalisasi untuk menenangkan agitasi sosial.
Pada saat yang paling penting
dalam sejarah politik Spanyol, Alexander Solzhenitsyn muncul di Madrid dan
memberikan sebuah sesi wawancara untuk program Directísimo pada
Sabtu malam, tanggal 20 Maret (lihat surat kabar Spanyol, ABC dan Ya pada
tanggal 21 Maret 1976).
Solzhenitsyn, yang
diwawancarai, menggunakan kesempatan itu untuk membuat segala macam pernyataan
reaksioner. Niatnya bukan untuk mendukung langkah-langkah liberalisasi yang
disebut King. Sebaliknya, Solzhenitsyn memperingatkan agar tidak melakukan
reformasi demokrasi. Dalam wawancara televisinya, dia menyatakan bahwa 110 juta
orang Rusia telah tewas sebagai korban sosialisme, dan dia membandingkan
‘perbudakan di mana orang-orang Soviet mengalami kebebasan yang dinikmati di
Spanyol’. Solzhenitsyn juga menuduh ‘kalangan progresif’ dari ‘kaum utopis’
menganggap yang terjadi di Spanyol sebagai kediktatoran. Yang dimaksudkannya
dengan ‘progresif’, berarti siapa pun dalam oposisi demokratis — apakah mereka liberal, sosial-demokrat atau komunis.
‘Musim gugur yang lalu,’ kata Solzhenitsyn, ‘opini
publik dunia mengkhawatirkan nasib teroris Spanyol [yaitu, anti-fasis Spanyol
yang dijatuhi hukuman mati oleh rezim Franco]. Sepanjang waktu, opini publik
progresif menuntut reformasi politik yang demokratis sambil mendukung tindakan
terorisme’.
“Mereka yang mencari reformasi
demokrasi yang cepat, apakah mereka menyadari apa yang akan terjadi besok atau
lusa? Di Spanyol mungkin ada demokrasi besok, tapi setelah besok bisakah
menghindari jatuhnya demokrasi ke totalitarianisme?”
Ketika ditanya oleh para
wartawan, apakah pernyataan semacam itu tidak dapat dilihat sebagai dukungan
rezim di negara-negara di mana tidak ada kebebasan, Solzhenitsyn
menjawab: ‘Saya hanya tahu satu tempat di mana tidak ada kebebasan dan
itu adalah Rusia.’ Pernyataan Solzhenitsyn di televisi Spanyol
merupakan dukungan langsung terhadap fasisme Spanyol, sebuah ideologi yang dia
mendukung sampai hari ini. Inilah salah satu alasan mengapa Solzhenitsyn mulai
menghilang dari pandangan publik dalam 18 tahun pengasingannya di AS, dan salah
satu alasan mengapa dia mulai mendapatkan lebih sedikit dukungan total dari
pemerintah kapitalis. Bagi kaum kapitalis, ini adalah pemberian dari surga
untuk bisa menggunakan pria seperti Solzhenitsyn dalam perang kotor mereka
melawan sosialisme, namun semuanya memiliki batasan. Di Rusia baru yang
kapitalis, yang menentukan dukungan dari Barat untuk kelompok politik hanyalah
kemampuan melakukan bisnis yang baik dengan keuntungan tinggi di bawah sayap
kelompok tersebut. Fasisme sebagai rezim politik alternatif untuk Rusia
dianggap tak baik untuk bisnis. Untuk alasan ini, rencana politik Solzhenitsyn
untuk Rusia adalah surat tak berbalas sejauh yang diperhatikan oleh dukungan
Barat. Apa yang Solzhenitsyn inginkan untuk masa depan politik Rusia adalah
kembalinya rezim otoriter Tsar, bergandengan tangan dengan Gereja Orthodok!
Bahkan imperialis yang paling
congkak pun tak tertarik untuk mendukung kebodohan politik sebesar ini. Untuk
menemukan siapa saja yang mendukung Solzhenitsyn di Barat, seseorang harus
mencari di antara para dungu ekstrem kanan.
Nazi, polisi dan fasis
Jadi inilah pemasok paling
berharga dari mitos borjuis mengenai jutaan orang yang telah tewas dan
dipenjara di Uni Soviet: Nazi William Hearst, Agen Rahasia Robert Conquest dan
Fasis Alexander Solzhenitsyn. Conquest memainkan peran utama, sebab informasi
darinya lah yang digunakan oleh media massa kapitalis di seluruh dunia, dan
bahkan menjadi dasar untuk mendirikan sekolah di universitas tertentu. Pekerjaan
Conquest tanpa diragukan lagi adalah disinforman kelas satu. Pada tahun
1970-an, Conquest menerima banyak bantuan dari Solzhenitsyn dan serangkaian
karakter sekunder seperti Andrei Sakharov dan Roy Medvedev. Selain itu, muncul
di sana sini dan di seluruh dunia sejumlah orang yang mengabdikan diri untuk
berspekulasi tentang jumlah akta dan jumlah orang dipenjara [di Soviet], dan
selalu dibayar sekantung emas oleh pers borjuis. Tapi kebenaran dari masalah
akhirnya terbuka dan telah menampilkan wajah sebenarnya dari pemalsuan sejarah
ini. Perintah Gorbachev untuk membuka arsip rahasia partai untuk penyelidikan
sejarah memiliki konsekuensi tak seorang pun bisa lagi berspekulasi.
Arsip
menunjukkan kebohongan propaganda
Spekulasi tentang jutaan orang
yang tewas di Uni Soviet adalah bagian dari perang propaganda kotor melawan Uni
Soviet dan karena alasan ini, penyangkalan dan penjelasan tidak pernah dianggap
serius dan tak pernah menemukan ruang dalam pers kapitalis. Mereka mengabaikan,
sementara ‘spesialis’ yang dibeli oleh modal diberi ruang sebanyak yang mereka
inginkan untuk menyebarkan fiksi mereka. Dan fiksi macam apa itu! Jutaan orang
tewas dan dipenjarakan yang diklaim oleh Conquest dan ‘kritikus’ lainnya
memiliki kesamaan bahwa ini adalah hasil dari perkiraan statistik yang palsu
dan metode evaluasi yang tidak memiliki dasar ilmiah apa pun.
Metode
yang menipu menyebabkan peningkatan jumlah jutaan orang yang tewas
Conquest, Solzhenitsyn,
Medvedev dan yang lainnya menggunakan statistik yang diterbitkan oleh Uni
Soviet, misalnya, sensus penduduk nasional, di mana mereka menambahkan
peningkatan populasi dari yang seharusnya tanpa memperhitungkan situasi di
negara ini. Dengan cara ini mereka mencapai kesimpulan mengenai berapa banyak
orang yang seharusnya berada di negara ini pada akhir tahun-tahun tertentu.
Orang-orang yang hilang pun diklaim telah tewas atau dipenjara karena
sosialisme. Metodenya sederhana, sekaligus juga benar-benar menipu.
Jenis ‘wahyu’ dari peristiwa
politik penting semacam itu tidak akan pernah diterima jika ‘wahyu’ yang
dimaksud menyangkut dunia barat. Dalam kasus seperti ini, pasti para profesor
dan sejarawan akan memprotes tindakan semacam itu. Tapi karena Uni Soviet
adalah objek dari rekayasa, mereka bisa diterima. Salah satu alasannya adalah
bahwa para profesor dan sejarawan menempatkan kemajuan profesional mereka jauh
melampaui integritas profesional mereka.
Dalam jumlah, apa kesimpulan
akhir dari ‘kritik’ itu? Menurut Robert Conquest (dalam perkiraan yang dia buat
pada tahun 1961) 6 juta orang tewas karena kelaparan di Uni Soviet pada awal
1930-an. Menurut Conquest, jumlah ini meningkat menjadi 14 juta pada tahun
1986. Mengenai apa yang dia katakan tentang kamp kerja paksa Gulag, yang
ditahan di sana, menurut Conquest, 5 juta tahanan pada tahun 1937 sebelum
pembersihan (purge)partai, tentara dan aparat negara dimulai.
Setelah dimulainya pembersihan, menurut Conquest, pada tahun 1937–38, ada
tambahan 7 juta tahanan, membuat total angka menjadi 12 juta tahanan di kamp
kerja paksa pada tahun 1939! Dan 12 juta ini menurut Conquest hanyalah tahanan
politik! Di kamp kerja paksa ada juga penjahat umum, yang menurut Conquest,
jumlahnya jauh lebih banyak daripada jumlah tahanan politik. Ini berarti,
menurut Conquest, ada 25–30 juta tahanan di kamp kerja paksa Uni Soviet.
Sekali lagi, menurut Conquest,
satu juta tahanan politik dieksekusi antara tahun 1937 dan 1939, dan 2 juta
lainnya tewas karena kelaparan. Maka penghitungan akhir yang dihasilkan dari
pembersihan tahun 1937–39, menurut Conquest, adalah 9 juta, dengan 3 juta orang
di antaranya tewas di penjara. Angka-angka ini segera dikenai ‘penyesuaian
statistik’ oleh Conquest untuk memungkinkannya mencapai kesimpulan bahwa kaum
Bolshevik telah membunuh tidak kurang dari 12 juta tahanan politik antara tahun
1930 dan 1953. Menambahkan angka-angka ini ke angka-angka yang dikatakan telah
tewas dalam kelaparan tahun 1930-an, Conquest tiba pada kesimpulan bahwa kaum
Bolshevik membunuh 26 juta orang. Dalam salah satu manipulasi statistik
terakhirnya, Conquest mengklaim bahwa pada tahun 1950 terdapat 12 juta tahanan
politik di Uni Soviet.
Alexander Solzhenitsyn
menggunakan lebih atau kurang metode statistik yang sama seperti Conquest.
Tetapi dengan menggunakan metode pseudo-ilmiah ini berdasarkan premis yang berbeda,
dia sampai pada kesimpulan yang lebih ekstrem lagi. Solzhenitsyn menerima
perkiraan Conquest sebesar 6 juta kematian yang timbul akibat kelaparan pada
tahun 1932–33. Namun demikian, sejauh pembersihan 1936–39, dia percaya bahwa
setidaknya satu juta orang tewas setiap tahun.
Solzhenitsyn menyimpulkan
dengan mengatakan bahwa dari awal masa kolektivisasi pertanian hingga kematian
Stalin pada tahun 1953, komunis telah membunuh 66 juta orang di Uni Soviet.
Selain itu, dia menganggap pemerintahan Soviet yang bertanggung jawab atas
kematian 44 juta orang Rusia yang dia klaim terbunuh dalam Perang Dunia Kedua.
Kesimpulan Solzhenitsyn adalah bahwa ‘110 juta orang Rusia jatuh, korban
sosialisme’. Sejauh menyangkut tahanan, Solzhenitsyn mengatakan bahwa jumlah
orang di kamp kerja paksa pada tahun 1953 adalah 25 juta.
Gorbachev membuka arsipnya
Kumpulan figur fantasi yang
disebutkan di atas, produk fabrikasi dengan imbalan yang sangat baik, muncul
dalam media borjuis pada tahun 1960-an, selalu disajikan sebagai fakta sejati
yang dipastikan melalui penerapan metode ilmiah.
Di balik rekayasa ini
mengintailah agen rahasia Barat, terutama CIA dan MI5. Dampak media massa
terhadap opini publik sangat besar sehingga angka tersebut bahkan sampai saat
ini diyakini benar oleh sebagian besar populasi negara-negara Barat.
Situasi memalukan ini tengah
memburuk. Di Uni Soviet sendiri, di mana Solzhenitsyn dan ‘kritikus’ terkenal
lainnya seperti Andrei Sakharov dan Roy Medvedev tidak dapat menemukan
siapa-siapa untuk mendukung banyak fantasi mereka, sebuah perubahan signifikan
terjadi pada tahun 1990. Dalam ‘free press’ yang baru dibuka
di bawah Gorbachev, segala sesuatu yang bertentangan dengan sosialisme dianggap
sebagai hal positif, dengan hasil yang buruk. Inflasi spekulatif yang belum
pernah terjadi sebelumnya mulai terjadi dalam jumlah orang-orang yang diduga
telah tewas atau dipenjara di bawah sosialisme, sekarang semuanya tercampur
menjadi satu kelompok puluhan juta ‘korban’ komunis.
Histeria pers bebas Gorbachev
yang baru itu membawa kebohongan Conquest dan Solzhenitsyn ke muka. Pada saat
yang sama, Gorbachev membuka arsip Central Committee (CC) untuk penelitian
historis, yang juga merupakan tuntutan dari kebebasan pers. Pembukaan arsip CC
Partai Komunis benar-benar menjadi isu sentral dalam kisah kusut ini, karena
dua alasan: sebagian karena di arsip dapat ditemukan fakta yang dapat
menjelaskan kebenaran. Tapi yang lebih penting lagi adalah fakta bahwa mereka
yang berspekulasi dengan liar mengenai jumlah orang yang tewas dan dipenjara di
Uni Soviet telah bertahun-tahun mengklaim bahwa pada hari arsip dibuka, angka
yang mereka kutip akan dikonfirmasi. Setiap orang dari spekulan mengklaim bahwa
inilah kasusnya: Conquest, Sakharov, Medvedev, dan lainnya. Tapi saat arsip
dibuka dan laporan penelitian berdasarkan dokumen yang sebenarnya mulai
diterbitkan hal yang sangat aneh terjadi. Tiba-tiba saja pers bebas Gorbachev
maupun para spekulan benar-benar kehilangan minat pada arsip tersebut.
Hasil penelitian yang
dilakukan pada arsip CC oleh sejarawan Rusia Zemskov, Dougin dan Xlevnjuk, yang
mulai muncul dalam jurnal ilmiah sejak tahun 1990, sama sekali tidak dibuka.
Laporan yang berisi hasil penelitian historis ini benar-benar bertentangan dengan
arus inflasi yang diklaim oleh ‘kebebasan pers’ mengenai jumlah yang tewas atau
dipenjara. Oleh karena itu isinya tetap tidak dipublikasikan. Laporan tersebut
dipublikasikan di jurnal ilmiah dengan sirkulasi rendah yang hampir tidak
diketahui oleh masyarakat luas. Laporan hasil penelitian ilmiah hampir tidak
dapat bersaing dengan histeria pers, jadi kebohongan Conquest dan Solzhenitsyn
terus mendapat dukungan dari banyak sektor dari populasi bekas Uni Soviet. Di
Barat juga, laporan para peneliti Rusia mengenai sistem hukuman di bawah Stalin
diabaikan sama sekali di halaman depan surat kabar, dan oleh siaran berita TV.
Mengapa?
Apa
yang ditunjukkan oleh penelitian Rusia
Penelitian tentang sistem
hukuman Soviet ditetapkan dalam sebuah laporan yang tebalnya hampir 9.000
halaman. Penulis laporan ini banyak, tapi yang paling terkenal adalah sejarawan
Rusia V N Zemskov, A N Dougin dan O V Xlevjnik. Pekerjaan mereka mulai
diterbitkan pada tahun 1990 dan pada tahun 1993 hampir selesai dan
dipublikasikan hampir seluruhnya. Laporan itu sampai pada pengetahuan Barat
sebagai hasil kolaborasi antara peneliti dari berbagai negara Barat. Dua karya
penulis yang sekarang dikenal adalah: buku yang terbit di jurnal Prancis l’Histoire pada
bulan September 1993, yang ditulis oleh Nicholas Werth, kepala peneliti pusat
penelitian ilmiah Prancis, CNRS (Center National de la Recherche
Scientifique ), dan karya yang diterbitkan di jurnal American
Historical Review oleh J Arch Getty, seorang profesor sejarah di
University of California, Riverside, bekerja sama dengan GT Rettersporn,
seorang peneliti CRNS, dan peneliti Rusia, V AN Zemskov, dari Institut Sejarah
Rusia (bagian dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia).
Sekarang, buku-buku hal-ihwal
masalah tersebut telah muncul, yang ditulis oleh para peneliti di atas atau
oleh orang lain dari tim peneliti yang sama. Sebelum melangkah lebih jauh, saya
ingin menjelaskan, sehingga tidak ada kebingungan di masa depan, bahwa tak ada
ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini yang memiliki pandangan dunia
sosialis. Sebaliknya pandangan mereka adalah kaum borjuis dan anti-sosialis.
Malah banyak di antara mereka cukup reaksioner. Hal ini dikatakan sehingga
pembaca tidak membayangkan bahwa apa yang akan diuraikan di bawah ini adalah
produk dari beberapa ‘konspirasi komunis’. Apa yang terjadi adalah bahwa
periset yang disebutkan di atas telah benar-benar mengungkapkan kebohongan
Conquest, Solzhenitsyn, Medvedev dan lainnya, yang telah mereka lakukan dengan
murni karena fakta bahwa mereka menempatkan integritas profesional mereka di
tempat pertama dan tidak membiarkan diri mereka menjadi dapat dibeli untuk
keperluan propaganda.
Hasil penelitian Rusia
menjawab sejumlah besar pertanyaan tentang sistem hukuman Soviet. Bagi kami ini
adalah era Stalin yang sangat menarik, dan di situlah kami menemukan alasan
untuk berdebat. Kami akan mengajukan sejumlah pertanyaan yang sangat spesifik
dan kami akan mencari jawaban kami di jurnal l’Histoire dan American
Historical Review. Ini akan menjadi cara terbaik untuk memperkuat debat
beberapa aspek terpenting dari sistem hukuman Soviet. Pertanyaannya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem pidana
Soviet?
2. Berapa tahanan yang ada di
sana — baik politik maupun non-politik?
3. Berapa banyak orang yang
tewas di kamp kerja paksa?
4. Berapa banyak orang yang
dihukum mati pada tahun-tahun sebelum tahun 1953, terutama dalam pembersihan
tahun 1937–38?
5. Berapa lama, rata-rata
hukuman penjara?
Setelah menjawab kelima
pertanyaan ini, kami akan membahas hukuman yang dikenakan pada dua kelompok
yang paling sering disebutkan sehubungan dengan narapidana dan kematian di Uni
Soviet, yaitu kulakyang dihukum pada tahun 1930 dan
kontra-revolusioner dihukum pada tahun 1936–38.
Kamp kerja paksa dalam
sistem pidana
Mari kita mulai dengan
pertanyaan tentang sifat sistem hukuman Soviet. Setelah 1930 sistem hukuman
Soviet mencakup penjara, kamp kerja paksa, koloni buruh di Gulag, zona terbuka
khusus dan kewajiban untuk membayar denda. Siapa pun yang ditahan dalam tahanan
umumnya dikirim ke penjara yang normal sementara penyelidikan dilakukan untuk
menentukan apakah dia mungkin tidak bersalah, dan dengan demikian dapat
dibebaskan, atau apakah dia harus diadili. Orang yang dituduh dapat ditemukan
tidak bersalah (dan dibebaskan) atau bersalah. Jika terbukti bersalah dia bisa
dihukum denda, dipenjara atau, lebih luar biasa lagi, untuk menghadapi
eksekusi. Sebuah denda bisa jadi diambil dari persentase upahnya untuk periode
waktu tertentu. Mereka yang dijatuhi hukuman penjara dapat dimasukkan ke dalam
berbagai jenis penjara tergantung pada jenis pelanggaran yang terlibat.
Pada kamp kerja paksa dikirim
orang-orang yang melakukan pelanggaran serius (pembunuhan, perampokan,
pemerkosaan, kejahatan ekonomi, dan sebagainya) serta sebagian besar dari
mereka yang melakukan kejahatan kontra-revolusioner. Penjahat lain yang
dijatuhi hukuman lebih dari 3 tahun juga bisa dikirim ke kamp kerja paksa.
Setelah menghabiskan beberapa waktu di sebuah kamp kerja paksa, seorang tahanan
mungkin dipindahkan ke koloni buruh atau ke zona terbuka khusus.
Kamp kerja paksa adalah daerah
yang sangat luas tempat para tahanan tinggal dan bekerja di bawah pengawasan
ketat. Di tempat ini, bekerja dan tidak menjadi beban masyarakat mutlak
diharuskan. Tidak ada orang sehat yang bisa melaluinya tanpa bekerja. Ada
kemungkinan bahwa hari-hari ini orang mungkin menganggap ini adalah hal yang
mengerikan, tapi begitulah adanya. Jumlah kamp kerja paksa yang ada pada tahun
1940 adalah 53.
Ada 425 koloni buruh gulag.
Ini adalah unit yang jauh lebih kecil daripada kamp kerja paksa, dengan rezim
yang lebih bebas dan pengawasan yang kurang. Untuk ini dikirim tahanan dengan
hukuman penjara lebih pendek — orang-orang yang telah melakukan pelanggaran pidana
atau politik yang kurang serius. Mereka bekerja dalam kebebasan di pabrik atau
di darat dan merupakan bagian dari masyarakat sipil. Dalam kebanyakan kasus,
seluruh upah yang dia dapatkan dari pekerjaannya adalah milik narapidana, yang
dalam hal ini diperlakukan sama seperti pekerja lainnya.
Zona terbuka khusus pada
umumnya adalah daerah pertanian bagi mereka yang telah diasingkan,
seperti kulak yang telah diambil alih lahannya selama
kolektivisasi. Orang lain yang dinyatakan bersalah atas pelanggaran kriminal
atau kejahatan ringan mungkin juga memenuhi persyaratan mereka di bidang ini.
454.000 bukan 9 juta
Pertanyaan kedua menyangkut
berapa banyak tahanan politik di sana, dan berapa banyak penjahat biasa.
Pertanyaan ini termasuk mereka yang dipenjara di kamp kerja paksa, koloni gulag
dan penjara (meskipun harus diingat bahwa di koloni buruh ada, dalam sebagian
besar kasus, hanya kehilangan sebagian kebebasan). Tabel di bawah ini
menunjukkan data yang muncul dalam American Historical Review, data
yang mencakup periode 20 tahun yang dimulai pada tahun 1934, ketika sistem
hukuman disatukan di bawah pemerintahan pusat, sampai tahun 1953, tahun Stalin
meninggal.
GULAG
Dari Tabel di atas, ada serangkaian kesimpulan
yang perlu ditarik. Untuk memulai dengan kita dapat membandingkan datanya
dengan yang diberikan oleh Robert Conquest. Yang terakhir mengklaim bahwa pada
tahun 1939 ada 9 juta tahanan politik di kamp kerja paksa dan bahwa 3 juta
lainnya telah tewas pada periode 1937–1939. Biarkan pembaca tidak lupa bahwa
Conquest di sini hanya berbicara tentang tahanan politik! Terlepas dari ini,
kata Conquest, ada juga penjahat umum yang, menurut dia, jumlahnya jauh lebih
besar daripada tahanan politik! Pada tahun 1950 ada, menurut Conquest, 12 juta
tahanan politik! Dengan berbekal fakta yang sebenarnya, kita dapat dengan mudah
melihat betapa penipu sebenarnya Conquest ini. Tidak satu pun dari
figur-figurnya sesuai dengan kebenaran. Pada tahun 1939 total orang yang ada di
semua kamp, koloni dan penjara yang
berjarak hampir 2 juta tahanan.
Dari jumlah 454.000 ini telah melakukan
kejahatan politik, bukan 9 juta karena Conquest menegaskan. Mereka yang tewas
di kamp kerja paksa antara tahun 1937 dan 1939 berjumlah sekitar 160.000, bukan
3 juta karena Conquest menegaskan. Pada tahun 1950 ada 578.000 tahanan politik
di kamp kerja paksa, tidak 12 juta. Biarkan pembaca tidak lupa bahwa Robert
Conquest sampai hari ini tetap menjadi salah satu sumber utama propaganda sayap
kanan melawan komunisme. Di antara para pseudo-intelektual sayap kanan, Robert
Conquest adalah sosok dewa. Adapun angka yang dikutip oleh Alexander
Solzhenitsyn — 60 juta diduga tewas di
kamp kerja paksa — tidak perlu dikomentari.
Absurditas tuduhan semacam itu nyata. Hanya pikiran sakit yang bisa
mempromosikan delusi semacam itu.
Sekarang mari kita tinggalkan penipu ini agar
kita bisa mengkritisi statistik-statistik yang berkaitan dengan Gulag.
Pertanyaan pertama yang harus ditanyakan adalah pandangan apa yang harus kita
ambil tentang jumlah orang yang tetangkap dalam sistem hukum? Apa arti dari
angka 2,5 juta itu? Setiap orang yang dipenjara adalah bukti hidup bahwa
masyarakat masih belum cukup berkembang untuk dapat memberi setiap warga negara
segala yang dibutuhkannya seumur hidup. Dari sudut pandang ini, 2,5 juta memang
mewakili kritik masyarakat.
Ancaman internal dan eksternal
Jumlah orang yang tertangkap dalam sistem
hukuman (penal system) perlu dijelaskan dengan benar. Uni
Soviet adalah sebuah negara yang baru saja menggulingkan feodalisme, dan
warisan sosialnya dalam masalah hak asasi manusia seringkali menjadi beban
masyarakat. Dalam sistem kuno seperti tsardom, para pekerja dikutuk
untuk hidup dalam kemiskinan yang dalam, dan kehidupan manusia memiliki nilai
yang kecil. Perampokan dan kejahatan kekerasan dihukum dengan kekerasan yang
tidak terkendali. Pemberontakan melawan monarki biasanya berakhir dengan
pembantaian, hukuman mati dan hukuman penjara yang sangat panjang. Hubungan
sosial ini, dan kebiasaan pikiran yang terkait dengan mereka, membutuhkan waktu
lama untuk berubah, sebuah fakta yang mempengaruhi perkembangan masyarakat di
Uni Soviet serta sikap terhadap penjahat.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah
bahwa Uni Soviet, sebuah negara yang pada 1930-an memiliki hampir 160–170 juta
penduduk, mendapat ancaman serius oleh kekuatan asing. Sebagai hasil dari
perubahan politik besar yang terjadi di Eropa pada tahun 1930-an, ada ancaman
perang yang besar dari arah Nazi Jerman, sebuah ancaman bagi kelangsungan hidup
orang-orang Slavia, dan blok barat juga menyimpan ambisi intervensionis.
Situasi ini disimpulkan oleh Stalin pada tahun 1931 dengan kata-kata
berikut:
“Kita 50–100 tahun di belakang negara-negara
maju. Kita harus menutup celah itu dalam 10 tahun. Kita melakukannya atau kita
akan musnah.” Sepuluh tahun kemudian, pada
tanggal 22 Juni 1941, Uni Soviet diserang oleh Nazi Jerman dan
sekutu-sekutunya. Masyarakat Soviet dipaksa melakukan upaya yang besar pada
dekade 1930–1940, ketika sebagian besar sumber dayanya didedikasikan untuk
persiapan pertahanannya untuk perang yang akan datang melawan Nazi. Karena itu,
orang bekerja keras sambil menghasilkan sedikit keuntungan pribadi.
Pengenalan Hari 7 Jam Kerja ditarik kembali
pada tahun 1937, dan pada tahun 1939 hampir setiap hari Minggu adalah hari
kerja. Dalam periode yang sulit seperti ini, dengan perang besar yang
menggantung di atas perkembangan masyarakat selama dua dekade (1930-an dan
1940an), sebuah perang yang menghabiskan nyawa sekitar 25 juta orang Uni Soviet
dengan setengah negara dibakar menjadi sisa arang, kejahatan memang cenderung
meningkat saat orang mencoba menolong diri mereka sendiri terhadap apa yang
tidak dapat ditawarkan oleh kehidupan mereka.
Selama masa sulit ini, Uni Soviet menahan
jumlah maksimum 2,5 juta orang di dalam sistem penjara, yaitu 2,4% dari
populasi orang dewasa. Bagaimana kita bisa mengevaluasi angka ini? Apakah itu
banyak atau sedikit? Mari kita bandingkan.
Lebih banyak tahanan di AS
Di Amerika Serikat, misalnya, sebuah negara
berpenduduk 252 juta jiwa (tahun 1996), negara terkaya di dunia, yang
mengkonsumsi 60% sumber daya dunia, berapa banyak orang yang dipenjara?
Bagaimana situasi di AS, sebuah negara yang tidak terancam oleh perang dan di
mana tidak ada perubahan sosial yang mendalam yang mempengaruhi stabilitas
ekonomi?
Dalam sebuah berita kecil yang muncul di surat
kabar pada Agustus 1997, kantor berita FLT-AP melaporkan bahwa di AS, sebelumnya
tidak pernah ada begitu banyak orang di dalam sistem penjara sebanyak 5.5 juta
yang diadakan pada tahun 1996. Ini merupakan peningkatan 200.0000 orang sejak
1995 dan berarti jumlah penjahat di AS sama dengan 2,8% populasi orang dewasa.
Data ini tersedia bagi semua pihak yang merupakan bagian dari departemen
keadilan Amerika Utara. (Halaman Statistik Biro Hukum, http://www.ojp.usdoj.gov/bjs/).
Jumlah narapidana di AS saat ini adalah 3 juta lebih tinggi dari jumlah
maksimum yang pernah ada di Uni Soviet! Di Uni Soviet ada maksimum 2,4%
populasi orang dewasa di penjara karena kejahatan mereka — di AS angka tersebut adalah
2,8%, dan meningkat! Menurut sebuah siaran pers yang dikeluarkan oleh
departemen kehakiman AS pada tanggal 18 Januari 1998, jumlah narapidana di AS
pada tahun 1997 meningkat sebesar 96.100.
Sejauh menyangkut kamp kerja paksa Soviet,
memang benar bahwa rezim tersebut keras dan sulit bagi para tahanan, tapi
bagaimana situasinya hari ini di penjara-penjara AS, yang dipenuhi dengan
kekerasan, narkoba, pelacuran, perbudakan seksual (290.000 perkosaan setahun di
penjara AS). Tidak ada yang merasa aman di penjara AS! Dan ini terjadi hari
ini, di masyarakat lebih kaya dari sebelumnya!
Faktor penting — kurangnya obat-obatan
Sekarang mari kita menanggapi pertanyaan ketiga
yang diajukan. Berapa banyak orang yang tewas di kamp kerja paksa? Jumlahnya
bervariasi dari tahun ke tahun, dari 5,2% pada tahun 1934 menjadi 0,3% pada
tahun 1953. Kematian di kamp kerja paksa disebabkan oleh kekurangan sumber daya
umum di masyarakat secara keseluruhan, khususnya obat-obatan yang diperlukan
untuk melawan epidemi. Masalah ini tidak terbatas pada kamp kerja paksa namun
hadir di masyarakat, juga di sebagian besar negara di dunia. Begitu antibiotik
telah ditemukan dan digunakan secara umum setelah Perang Dunia II, situasinya
berubah secara radikal.
Sebenarnya, tahun-tahun terburuk adalah
tahun-tahun perang ketika orang-orang barbar Nazi memberlakukan kondisi
kehidupan yang sangat keras pada semua warga Soviet. Selama 4 tahun tersebut,
lebih dari setengah juta orang tewas di kamp kerja paksa — setengah jumlah total sekarat
selama periode 20 tahun yang bersangkutan. Janganlah kita lupakan bahwa pada
periode yang sama, tahun-tahun perang, 25 juta orang tewas di antara mereka
yang bebas. Pada tahun 1950, ketika kondisi di Uni Soviet membaik dan
antibiotik telah diperkenalkan, jumlah orang yang meninggal di penjara turun
menjadi 0,3%.
Mari kita beralih ke pertanyaan keempat yang
diajukan. Berapa banyak orang yang dihukum mati sebelum tahun 1953, terutama
saat pembersihan tahun 1937–38? Kami telah mencatat klaim Robert Conquest bahwa
Bolshevik membunuh 12 juta tahanan politik di kamp kerja paksa antara tahun
1930 dan 1953. Dari jumlah ini 1 juta diperkirakan terbunuh antara tahun 1937
dan 1938. Tokoh-tokoh Solzhenitsyn lari ke jumlah puluhan juta yang tewas di
kamp kerja paksa — 3 juta pada tahun 1937–38 saja. Bahkan angka yang lebih
tinggi telah dikutip dalam perang propaganda kotor melawan Uni Soviet. Orang
Rusia, Olga Shatunovskaya, misalnya, mengutip angka 7 juta orang tewas dalam
pembersihan tahun 1937–38.
Dokumen-dokumen yang sekarang muncul dari arsip
Soviet, bagaimanapun, menceritakan sebuah cerita yang berbeda. Perlu disebutkan
di sini pada awalnya bahwa jumlah orang yang dihukum mati harus diambil dari
arsip yang berbeda dan bahwa para periset, untuk mencapai perkiraan, harus
mengumpulkan data dari berbagai arsip ini dengan cara tertentu. Yang
menimbulkan risiko penghitungan ganda dan dengan demikian menghasilkan
perkiraan yang lebih tinggi daripada kenyataan. Menurut Dimitri Volkogonov,
orang yang ditunjuk oleh Yeltsin untuk menangani arsip-arsip Soviet lama, ada
30.514 orang yang dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan militer antara 1
Oktober 1936 dan 30 September 1938. Informasi lain berasal dari KGB: menurut
informasi dilepaskan ke pers pada bulan Februari 1990, ada 786.098 orang
dihukum mati karena kejahatan terhadap revolusi selama 23 tahun dari tahun
1930–1953. Dari mereka yang dihukum, menurut KGB, 681.692 dihukum antara tahun
1937 dan 1938. Tidak mungkin melakukan double check terhadap tokoh KGB namun
informasi terakhir ini terbuka untuk diragukan. Akan sangat aneh bagi begitu
banyak orang yang telah dijatuhi hukuman mati hanya dalam waktu dua tahun.
Mungkinkah KGB pro-kapitalis saat ini akan memberi kita informasi yang benar
dari KGB pro-sosialis? Jadilah seperti itu, masih harus diverifikasi apakah
statistik yang mendasari informasi KGB termasuk di antara yang dikatakan telah
dijatuhi hukuman mati selama 23 tahun yang bersangkutan dengan penjahat umum
dan juga kontra-revolusioner, daripada kontra-revolusioner saja seperti klaim
KGB pro-kapitalis dalam siaran pers Februari 1990. Arsip-arsip tersebut juga
cenderung menyimpulkan bahwa jumlah penjahat umum dan jumlah
kontra-revolusioner yang dijatuhi hukuman mati kira-kira sama.
Kesimpulan yang bisa kita tarik dari ini adalah
bahwa jumlah mereka yang dihukum mati pada tahun 1937–38 mendekati 100.000, dan
tidak beberapa juta seperti yang telah diklaim oleh propaganda Barat.
Perlu juga diingat bahwa tidak semua yang
dijatuhi hukuman mati di Uni Soviet benar-benar dieksekusi. Sebagian besar
hukuman mati dikurangi untuk dipertimbangkan di kamp kerja paksa. Hal ini juga
penting untuk membedakan antara penjahat umum dan kontra-revolusioner. Banyak
dari mereka yang dijatuhi hukuman mati telah melakukan kejahatan kekerasan
seperti pembunuhan atau pemerkosaan. 60 tahun yang lalu jenis kejahatan ini
dapat dihukum mati di sejumlah besar negara.
Pertanyaan 5: Berapa lama hukuman penjara
rata-rata? Lamanya hukuman penjara telah menjadi pokok pembicaraan yang paling
ganas dalam propaganda Barat. Sindiran yang biasa adalah bahwa menjadi
narapidana di Uni Soviet itu menghabiskan bertahun-tahun yang tak ada habisnya
di penjara — siapa pun yang masuk
tidak pernah keluar. Ini sama sekali tidak benar. Sebagian besar dari mereka
yang dipenjara di masa Stalin sebenarnya dihukum paling lama 5 tahun.
Statistik yang direproduksi dalam American
Historical Review menunjukkan fakta sebenarnya. Penjahat umum di
Federasi Rusia pada tahun 1936 menerima kalimat berikut: sampai 5 tahun: 82,4%;
Antara 5–10 tahun: 17,6%. 10 tahun adalah hukuman penjara maksimum yang mungkin
dilakukan sebelum 1937. Tahanan politik yang dihukum di pengadilan sipil Uni
Soviet pada tahun 1936 menerima hukuman sebagai berikut: sampai 5 tahun: 44,2%;
Antara 5–10 tahun 50,7%. Sedangkan untuk mereka yang dijatuhi hukuman di kamp
kerja paksa gulag, di mana hukuman yang lebih lama terlayani, statistik 1940
menunjukkan bahwa mereka yang melayani sampai 5 tahun adalah 56,8% dan mereka
yang berusia antara 5–10 tahun 42,2%. Hanya 1% yang dijatuhi hukuman lebih dari
10 tahun.
Untuk tahun 1939 kita memiliki statistik yang
dihasilkan oleh pengadilan Soviet. Penyebaran hukuman penjara adalah sebagai
berikut: sampai 5 tahun: 95,9%; Dari 5–10 tahun: 4%; Lebih dari 10 tahun: 0,1%.
Seperti yang bisa kita lihat, keabadian penjara
di Uni Soviet adalah mitos lain yang menyebar di Barat untuk memerangi
sosialisme.
Kebohongan tentang Uni Soviet
Diskusi singkat mengenai laporan penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh sejarawan Rusia
menunjukkan kenyataan yang sama sekali berbeda dengan yang diajarkan di sekolah
dan universitas di dunia kapitalis selama 50 tahun terakhir. Selama 50 tahun
perang dingin ini, beberapa generasi hanya mempelajari kebohongan tentang Uni
Soviet, yang telah meninggalkan kesan mendalam pada banyak orang. Fakta ini
juga dibuktikan dalam laporan penelitian Prancis dan Amerika. Dalam laporan ini
direproduksi data, angka dan tabel yang menyebutkan orang-orang yang dihukum
dan mereka yang meninggal, angka-angka ini menjadi subyek diskusi yang intens.
Tapi yang paling penting untuk dicatat adalah bahwa kejahatan yang dilakukan
oleh orang-orang yang telah divonis tidak pernah menjadi masalah kepentingan
apapun. Propaganda politik kapitalis selalu menghadirkan tahanan Soviet sebagai
korban yang tidak bersalah dan para periset telah mengambil asumsi ini tanpa
mempertanyakannya. Ketika para peneliti beralih dari kolom statistik mereka ke
komentar mereka mengenai kejadian tersebut, ideologi borjuis mereka datang ke
depan — dengan hasil yang
terkadang mengerikan. Mereka yang dihukum dengan sistem hukuman Soviet
diperlakukan sebagai korban yang tidak bersalah, namun faktanya adalah
kebanyakan dari mereka merupakan pencuri, pembunuh, pemerkosa, dan lain-lain.
Penjahat semacam ini tidak akan pernah dianggap sebagai korban tak berdosa oleh
pers jika kejahatan mereka dilakukan di Eropa atau Amerika Serikat. Tapi karena
kejahatan dilakukan di Uni Soviet, itu berbeda. Untuk memanggil pembunuh, atau
orang yang telah memperkosa lebih dari satu kali, sebagai korban yang tidak
bersalah adalah permainan yang sangat kotor. Beberapa akal sehat setidaknya
perlu ditunjukkan saat mengomentari keadilan Soviet, setidaknya terkait dengan
penjahat yang dihukum karena melakukan kejahatan dengan kekerasan, bahkan jika
hal itu tidak dapat dikelola sehubungan dengan sifat hukuman, setidaknya
setidak-tidaknya mengenai kepastian hukuman Orang yang telah melakukan
kejahatan semacam ini.
Kulak dan kontra-revolusi
Untuk kasus kontra-revolusioner, perlu juga
mempertimbangkan kejahatan yang menyebabkan mereka dituduh. Mari kita berikan
dua contoh untuk menunjukkan pentingnya pertanyaan ini: yang pertama
adalah kulak yang dijatuhi hukuman pada awal tahun 1930-an dan
yang kedua adalah konspirator dan kontra-revolusioner yang dihukum pada tahun
1936–38.
“Poor and middle class, increasing crops, establishing a technological culture,
and strengthening the economy!” — Poster Kolektivisasi Lahan
and strengthening the economy!” — Poster Kolektivisasi Lahan
Menurut laporan penelitian sejauh mereka
berurusan dengan kulak, petani kaya, ada 381.000 keluarga, yaitu
sekitar 1,8 juta orang dikirim ke pengasingan. Sejumlah kecil dari orang-orang
ini dijatuhi hukuman untuk menjalani hukuman di kamp kerja paksa atau koloni.
Tapi apa yang menimbulkan hukuman ini?
Petani Rusia yang kaya, kulak,
telah menyebabkan petani miskin mengalami penindasan tanpa batas dan
eksploitasi tak terkendali selama ratusan tahun. Dari 120 juta petani pada
tahun 1927, 10 juta kulak hidup dalam kemewahan sementara 110
juta sisanya hidup dalam kemiskinan. Sebelum revolusi mereka hidup dalam
kemiskinan yang paling hina. Kekayaan kulak adalah hasil kerja
keras para petani miskin. Ketika petani miskin mulai bergabung bersama di
peternakan kolektif, sumber utama kekayaan kulak hilang.
Tapi kulak tidak menyerah. Mereka mencoba mengembalikan
eksploitasi dengan menggunakan memprovokasi bencana kelaparan. Kelompok kulakbersenjata
menyerang pertanian kolektif, membunuh petani miskin dan pekerja partai, membakar
ladang dan membunuh hewan yang bekerja. Dengan memprovokasi kelaparan di
kalangan petani miskin, para kulakberusaha untuk menjamin
kelestarian kemiskinan dan posisi kekuasaan mereka sendiri. Peristiwa yang
terjadi tidak seperti yang diharapkan oleh para pembunuh ini. Kali ini petani
miskin mendapat dukungan dari revolusi dan terbukti lebih kuat dari pada
para kulak, yang dikalahkan, dipenjara dan dikirim ke pengasingan
atau dijatuhi hukuman di kamp kerja paksa.
Dari 10 juta kulak, 1,8 juta diasingkan atau
dihukum. Mungkin ada ketidakadilan yang dilakukan di pedesaan Soviet selama
perjuangan kelas yang besar ini, sebuah perjuangan yang melibatkan 120 juta
orang. Tapi bisakah kita menyalahkan orang miskin dan tertindas, dalam
perjuangan mereka untuk hidup yang layak, dalam perjuangan mereka untuk
memastikan anak-anak mereka tidak kelaparan dan buta huruf, karena tidak cukup
‘beradab’ atau menunjukkan cukup ‘belas kasihan’ di pengadilan mereka? Dapatkah
seseorang menunjuk orang yang selama ratusan tahun tidak memiliki akses
terhadap kemajuan yang dibuat oleh peradaban karena tidak beradab? Dan silakan
beritahu kami, kapan para penguasa kulak itu beradab atau
berbelas kasihan dalam berurusan dengan petani miskin selama bertahun-tahun dan
tanpa henti mengeksploitasi.
Pembersihan tahun 1937
Contoh kedua, kontra-revolusioner yang dipidana
dalam Pengadilan 1936–38 yang diikuti dengan pembersihan aparat partai, tentara
dan negara, berakar pada sejarah gerakan revolusioner di Rusia. Jutaan orang
berpartisipasi dalam perjuangan yang berhasil menang melawan Tsar dan borjuasi
Rusia, dan banyak di antaranya bergabung dengan Partai Komunis Rusia. Di antara
semua orang ini ada, sayangnya, beberapa orang yang masuk partai karena alasan
selain memperjuangkan proletariat dan sosialisme. Tapi perjuangan kelas
sedemikian pentingnya sehingga seringkali tidak ada waktu atau kesempatan untuk
melakukan tes dan menempatkan anggota baru yang militan itu. Bahkan militan
dari partai lain yang menyebut diri mereka sosialis dan yang telah berjuang
melawan partai Bolshevik tersebut masuk ke Partai Komunis. Sejumlah aktivis
baru ini diberi posisi penting di Partai Bolshevik, negara dan angkatan
bersenjata, bergantung pada kemampuan masing-masing untuk melakukan perjuangan
kelas. Ini adalah masa-masa sulit bagi negara Soviet yang masih muda, dan
kekurangan kader — atau bahkan orang-orang
yang bisa membaca — memaksa partai tersebut untuk membuat beberapa tuntutan mengenai kualitas
aktivis dan kader baru. Karena masalah ini, muncul kontradiksi yang memisahkan
partai menjadi dua kubu — di satu sisi mereka yang ingin maju dalam perjuangan membangun masyarakat
sosialis, dan di sisi lain mereka yang menganggap bahwa kondisinya belum matang
untuk membangun sosialisme dan mempromosikan demokrasi sosial. Asal usul
gagasan ini ada di Trotsky, yang telah bergabung dalam partai tersebut pada
bulan Juli 1917. Trotsky bisa dari waktu ke waktu mendapatkan dukungan dari
beberapa Bolshevik terkenal. Oposisi ini bersatu melawan rencana Bolshevik yang
asli untuk memberikan salah satu pilihan kebijakan yang menjadi subjek
pemungutan suara pada tanggal 27 Desember 1927. Sebelum pemungutan suara ini
dilakukan, telah terjadi perdebatan besar di partai yang terus berlanjut selama
bertahun-tahun dan hasilnya tidak membuat siapa-siapa di sana memiliki keraguan
lagi. Dari 725.000 pemeran suara, oposisi mengamankan 6.000 — yaitu, kurang dari 1% aktivis
partai mendukung oposisi bersatu.
Sebagai konsekuensi dari pemungutan suara, dan
begitu oposisi mulai bekerja untuk sebuah kebijakan yang bertentangan dengan
partai tersebut, CC Partai Komunis memutuskan untuk mengeluarkan pemimpin utama
oposisi yang bersatu dari partai. Tokoh oposisi pusat, Trotsky, diusir dari Uni
Soviet. Tapi cerita tentang oposisi ini tidak berakhir di sana. Zinoviev,
Kamenev dan Zvdokine kemudian membuat oto-kritik, seperti yang dilakukan
beberapa orang Trotskyis terkemuka, seperti Pyatakov, Radek, Preobrazhinsky dan
Smirnov. Mereka semua masuk ke dalam partai sekali lagi sebagai aktivis dan
sekali lagi mengangkat status dan jabatan mereka. Pada saatnya menjadi jelas
bahwa kritik diri yang dibuat oleh pihak oposisi tidak asli, karena para
pemimpin oposisi itu kembali bersatu di sisi kontra-revolusi setiap kali
perjuangan kelas dipertajam di Uni Soviet. Mayoritas kaum oposisi diusir dan
diakui lagi beberapa kali sebelum situasi tersebut benar-benar dipastikan pada
tahun 1937–38.
Sabotase industri
Pembunuhan Kirov, ketua partai Leningrad dan
salah satu orang terpenting di CC pada bulan Desember 1934 memicu penyelidikan
yang mengarah pada penemuan sebuah organisasi rahasia yang terlibat dalam
mempersiapkan sebuah konspirasi untuk mengambil alih kepemimpinan partai dan
pemerintah negara melalui kekerasan. Setelah perjuangan politik mereka kalah
pada tahun 1927, sekarang mereka berharap bisa menang dengan cara mengorganisir
kekerasan terhadap negara. Senjata utama mereka adalah sabotase industri,
terorisme dan korupsi. Trotsky, inspirasi utama bagi oposisi, mengarahkan
aktivitas mereka dari luar negeri. Sabotase industri menyebabkan kerugian besar
bagi negara Soviet, dengan biaya yang sangat besar, misalnya, mesin-mesin
penting rusak di luar kemungkinan perbaikan, dan terjadi penurunan produksi
yang sangat besar di tambang dan pabrik.
Salah satu orang yang pada tahun 1934
menguraikan masalahnya adalah insinyur Amerika John Littlepage, salah seorang
spesialis asing yang dikontrak untuk bekerja di Uni Soviet. Littlepage
menghabiskan 10 tahun bekerja di industri pertambangan Soviet — dari tahun 1927–37, terutama di tambang emas.
Dalam bukunya In Search of Societ Gold, dia menulis: “Saya
tidak pernah tertarik pada seluk beluk manuver politik di Rusia asalkan saya
dapat menghindarinya; Tapi saya harus mempelajari apa yang terjadi di industri
Soviet untuk melakukan pekerjaan saya. Dan saya sangat yakin bahwa Stalin dan
rekan-rekannya membutuhkan waktu lama untuk menemukan bahwa komunis
revolusioner yang tidak puas adalah musuh terburuknya.”
Littlepage juga menulis bahwa pengalaman
pribadinya mengkonfirmasi pernyataan resmi tersebut, bahwa sebuah
persekongkolan besar yang diarahkan dari luar negeri menggunakan sabotase
industri besar sebagai bagian dari rencana untuk memaksa pemerintah jatuh. Pada
tahun 1931 Littlepage sudah merasa wajib untuk mencatat hal ini, saat bekerja
di tambang tembaga dan perunggu di Ural dan Kazakhstan. Tambang tersebut
merupakan bagian dari kompleks tembaga/perunggu besar di bawah arahan
keseluruhan Pyatakov, Komisar Rakyat untuk industri berat. Tambang itu berada
dalam keadaan bencana sejauh memperhatikan produksi dan kesejahteraan pekerja.
Littlepage sampai pada kesimpulan bahwa ada sabotase terorganisir yang terjadi
yang berasal dari puncak manajemen kompleks tembaga/perunggu.
Buku Littlepage juga memberi tahu kita dari
mana oposisi Trotskyite memperoleh uang yang diperlukan untuk membayar
aktivitas kontra-revolusioner ini. Banyak anggota oposisi rahasia menggunakan
posisi mereka untuk menyetujui pembelian mesin dari pabrik tertentu di luar
negeri. Produk yang disetujui memiliki kualitas yang jauh lebih rendah daripada
yang sebenarnya dibayar oleh pemerintah Soviet. Produsen asing memberi
organisasi Trotsky surplus dari transaksi semacam itu, akibatnya Trotsky dan rekan
konspiratornya di Uni Soviet terus memesan dari produsen ini.
Pencurian dan korupsi
Prosedur ini diamati oleh Littlepage di Berlin
pada musim semi 1931 saat membeli lift industri untuk pertambangan. Delegasi
Soviet dipimpin oleh Pyatakov, dengan Littlepage sebagai spesialis yang
bertanggung jawab untuk memverifikasi kualitas lift dan menyetujui pembelian
tersebut. Littlepage menemukan kecurangan yang melibatkan lift dengan kualitas
rendah, tidak berguna untuk tujuan Soviet, namun ketika dia memberi tahu Pyatakov
dan anggota delegasi Soviet lainnya tentang fakta ini, dia dihadapkan dengan
sambutan yang dingin, seolah-olah mereka ingin mengabaikan fakta ini dan
bersikeras agar dia seharusnya menyetujui pembelian lift. Littlepage tidak akan
melakukannya, pada saat itu dia berpikir bahwa apa yang terjadi melibatkan
korupsi pribadi dan bahwa anggota delegasi telah disogok oleh produsen lift.
Tapi setelah Pyatakov, dalam Pengadilan 1937, mengakui hubungannya dengan
oposisi Trotskyis, Littlepage terdorong pada kesimpulan bahwa apa yang telah
disaksikannya di Berlin jauh lebih banyak daripada korupsi pada tingkat
pribadi. Uang yang terlibat dimaksudkan untuk membayar kegiatan oposisi rahasia
di Uni Soviet, kegiatan yang mencakup sabotase, terorisme, penyuapan dan propaganda.
Zinoviev, Kamenev, Pyatakov, Radek, Tomsky,
Bukharin dan yang lainnya yang sangat dicintai oleh media borjuis Barat
menggunakan posisi yang dipercayakan kepada mereka oleh partai dan rakyat
Soviet untuk mencuri uang dari negara, untuk memungkinkan musuh sosialisme
menggunakan uang itu untuk tujuan sabotase dan perjuangan mereka melawan
masyarakat sosialis di Uni Soviet.
Rencana untuk Kudeta
Pencurian, sabotase dan korupsi adalah
kejahatan serius dalam diri mereka sendiri, namun kegiatan oposisi justru makin
jauh. Sebuah konspirasi kontra-revolusioner sedang dipersiapkan, yang bertujuan
mengambil alih kekuasaan negara melalui kudeta di mana seluruh pemimpin Soviet
akan dieliminasi, dimulai dengan pembunuhan anggota CC Partai Komunis yang
paling penting. Sisi militer kudeta akan dilakukan oleh sekelompok jenderal
yang dipimpin oleh Marshal Tukhachevsky.
Menurut Isaac Deutscher, seorang Trotskyite,
yang menulis beberapa buku melawan Stalin dan Uni Soviet, kudeta tersebut
diprakarsai oleh sebuah operasi militer melawan Kremlin dan pasukan terpenting
di kota-kota besar, seperti Moskow dan Leningrad. Konspirasi tersebut, menurut
Deutscher, dipimpin oleh Tukhachevsky bersama Gamarnik, kepala komisariat
politik tentara, Jenderal Yakir, Komandan Leningrad, Jenderal Uborevich,
komandan akademi militer Moskow, dan Jenderal Primakov, seorang komandan
kavaleri.
Marsekal Tukhachevsky menjadi perwira di bekas
tentara Tsar yang, setelah revolusi, datang ke Tentara Merah. Pada tahun 1930
hampir 10% petugas (mendekati 4.500) adalah mantan perwira Tsar. Banyak dari
mereka tidak pernah meninggalkan pandangan borjuis mereka dan hanya menunggu
kesempatan untuk memperjuangkannya. Kesempatan ini muncul saat pihak oposisi
tengah mempersiapkan kudeta.
Kaum Bolshevik kuat, namun konspirator sipil
dan militer berusaha mengumpulkan kawan yang kuat. Menurut pengakuan Bukharin
dalam persidangan publiknya pada tahun 1938, sebuah kesepakatan dicapai antara
oposisi Trotskyite dan Nazi Jerman, di mana wilayah yang luas, termasuk Ukraina,
akan diserahkan kepada Nazi Jerman setelah kudeta kontra-revolusioner di Uni
Soviet. Inilah harga yang diminta oleh Nazi Jerman atas janjinya untuk
mendukung kontra-revolusioner. Bukharin diberitahu tentang persetujuan Radek
ini, yang telah menerima perintah dari Trotsky tentang masalah ini. Semua
konspirator yang dipilih untuk memimpin dari posisi tinggi, mengelola dan
membela masyarakat sosialis ternyata berhasil menghancurkan sosialisme. Di atas
semua itu perlu diingat bahwa semua ini terjadi pada tahun 1930-an, ketika
bahaya Nazi berkembang sepanjang waktu dan tentara Nazi mulai berlayar ke Eropa
dan bersiap untuk menyerang Uni Soviet.
Para konspirator dijatuhi hukuman mati sebagai
pengkhianat setelah pengadilan publik. Mereka yang terbukti bersalah melakukan
sabotase, terorisme, korupsi, percobaan pembunuhan dan yang ingin menyerahkan
sebagian wilayahnya kepada Nazi tidak dapat mengharapkan hal lain. Untuk
memanggil mereka korban yang tidak bersalah tentu saja benar-benar keliru.
Lebih banyak pendusta
Menarik untuk melihat bagaimana propaganda
Barat, melalui Robert Conquest, berbohong tentang pembersihan Tentara Merah.
Conquest mengatakan dalam bukunya The Great Terror bahwa pada
tahun 1937 ada 70.000 petugas dan komisaris politik di Tentara Merah dan bahwa
50% dari mereka (yaitu, 15.000 petugas dan 20.000 komisaris) ditangkap oleh
polisi politik dan dieksekusi atau dipenjara dan hidup di kamp kerja paksa.
Tuduhan Conquest ini, seperti dalam keseluruhan bukunya, tidak ada satu kata
pun yang benar. Sejarawan Roger Reese, dalam karyanya The Red Army and
the Great Purges, memberikan fakta-fakta yang menunjukkan pentingnya
pembersihan 1937–38 untuk tentara. Jumlah orang dalam kepemimpinan Tentara
Merah dan angkatan udara, yaitu perwira dan komisaris politik, adalah 144.300
pada tahun 1937, meningkat menjadi 282.300 pada tahun 1939. Selama pembersihan
1937–38, 34.300 petugas dan komisaris politik dikeluarkan karena alasan
politik. Pada bulan Mei 1940, bagaimanapun, 11.596 telah direhabilitasi dan
dikembalikan ke jabatan mereka. Ini berarti bahwa selama pembersihan tahun
1937–38, 22.705 petugas dan komisaris politik diberhentikan (sekitar 13.000
perwira militer, 4.700 petugas angkatan udara dan 5.000 komisaris politik),
yang berjumlah 7,7% dari semua petugas dan komisaris — tidak 50% sebagaimana yang
dituduhkan oleh Conquest. Dari jumlah 7,7% ini, beberapa dipidana sebagai
pengkhianat, namun sebagian besar dari mereka kembali ke kehidupan sipil.
Satu pertanyaan terakhir. Apakah pengadilan
1937–38 adil bagi terdakwa? Mari kita periksa, misalnya, persidangan Bukharin,
pejabat tertinggi partai yang bekerja untuk oposisi rahasia. Menurut duta besar
Amerika di Moskow pada waktu itu, seorang pengacara terkenal bernama Joseph
Davies, yang menghadiri keseluruhan persidangan, Bukharin diizinkan untuk
berbicara secara bebas sepanjang persidangan dan mengajukan kasusnya tanpa
hambatan dalam bentuk apapun. Joseph Davies menulis surat kepada Washington
bahwa selama masa percobaan terbukti bahwa terdakwa bersalah atas kejahatan yang
mereka tanggung dan bahwa pendapat umum di antara para diplomat yang menghadiri
persidangan adalah bahwa adanya konspirasi yang sangat serius telah terbukti.
Mari kita belajar
dari sejarah
Diskusi tentang sistem hukuman Soviet selama
masa Stalin, di mana ribuan artikel dan buku tentangnya telah ditulis, dan
ratusan film telah dibuat dengan menyampaikan kesan yang salah, mengarah pada
pelajaran penting. Fakta membuktikan lagi bahwa cerita yang diterbitkan tentang
sosialisme di media borjuis sebagian besar salah. Sayap kanan bisa, melalui
media, radio dan TV yang mendominasi, menyebabkan kebingungan, mendistorsi
kebenaran dan menyebabkan banyak orang percaya bahwa kebohongan adalah
kebenaran. Hal ini terutama berlaku bila menyangkut pertanyaan historis. Setiap
cerita baru yang berasal dari kanan seharusnya dianggap salah kecuali bisa
dibuktikan. Pendekatan hati-hati ini bisa dibenarkan. Faktanya adalah bahwa
bahkan mengetahui tentang laporan penelitian Rusia, kaum kanan terus
mereproduksi kebohongan yang diajarkan selama 50 tahun terakhir, meskipun
sekarang kebohongan itu telah terpapar. Kaum kanan melanjutkan warisan
sejarahnya: sebuah kebohongan yang diulang berulang-ulang akhirnya diterima
sebagai kebenaran. Setelah laporan penelitian Rusia diterbitkan di barat,
sejumlah buku mulai muncul di berbagai negara yang bertujuan untuk
mempertanyakan penelitian Rusia dan memungkinkan kebohongan lama mendapat
perhatian publik sebagai kebenaran baru. Ini adalah buku-buku yang disajikan
dengan baik, diisi dari sampul depan dengan kebohongan tentang komunisme dan
sosialisme.
Kebohongan sayap kanan diulang untuk melawan
komunis saat ini. Mereka akan diulang hingga pekerja tidak akan menemukan
alternatif lain untuk kapitalisme dan neo-liberalisme. Ini semua adalah bagian
dari perang kotor melawan komunis, satu-satunya yang punya alternatif untuk
ditawarkan untuk masa depan, yaitu masyarakat sosialis. Inilah alasan munculnya
semua buku baru yang mengandung kebohongan lama.
Semua ini menempatkan suatu kewajiban pada
setiap orang dengan pandangan dunia sosialis terhadap sejarah. Kita harus
mengambil tanggung jawab untuk bekerja mengubah koran komunis menjadi surat
kabar otentik dari kelas pekerja untuk memerangi kebohongan borjuis! Pastinya
ini merupakan misi penting dalam perjuangan kelas saat ini, yang dalam waktu
dekat akan muncul lagi dengan kekuatan baru.
https://cebolang.net/mario-sousa-kebohongan-tentang-sejarah-soviet-f76e33a77a16
0 komentar:
Posting Komentar