MONGGOT: Situs Monggot berada di Kawasan Pemangkuan Hutan (KPH) Geyer
Purwodadi, salah satu lokasi "kuburan" dan tempat pembantaian massal
tapol 65. Lokasinya berupa lereng dengan jurang berupa cerukan parit memanjang
[Foto: Humas YPKP 65]
Sejarah tengah ditulis
oleh para korban orba di Purwodadi, dimana bersamaan dengan itu, jejak
pembantaian massal juga terus dipetakan. Sebagaimana diketahui bahwa pada 1992
pernah ada riset dari aktivis kalangan akademisi, tetapi hasil riset ini belum
meretas dindingresistensi (dibekukan_Red) segelintir pejabat
kalangan militer; karena asumsi keterkaitannya dengan kasus ini. Namun makin
banyak temuan yang menyingkap tabir 65 menandai adanya manipulasi sejarah yang
tak bisa lagi dirahasiakan selamanya.
Terlebih pasca
deklasifikasi arsip rahasia diplomatik AS (yang sesungguhnya bukan sesuatu yang
sama sekali baru); maka tak ada alasan lagi untuk tetap menutup-nutupi rahasia
apa yang terjadi seputar tragedi 65. Tragedi yang dimulai di Jakarta, dan
menyusul daerah-daerah lainnya. Termasuk pembantaian massal yang meluas di
Purwodadi dengan kedok pembasmian PKI melalui operasi militer
besar-besaran.
“Dalih bahwa pembantaian (kasus Purwodadi_Red) massal ini murni reaksi spontan masyarakat itu adalah kebohongan besar”, tegas Bedjo Untung. Ketua YPKP 65 ini selalu menyertai tim investigasi yang dibentuknya dalam rangka penelitian dan pemetaan jejak korban kekejian orba di berbagai daerah.
Senada dengan itu, ada
KS, seorang mantan tapol yang dibuang ke Pulau Buru bersama ribuan tapol
lainnya (yang atas desakan Amnesty Internasional) dibebaskan, lalu kembali ke
Purwodadi pada 1979; juga melakukan penelitian bertahun-tahun dengan menemui
langsung teman-teman dan korban lain serta keluarganya.
Menurutnya, puncak
operasi Sapu Jagat dengan cara pembantaian massal ini meluas terjadi
antara pekan terakhir November 1968, lalu Desember 1968 sepenuh bulan.
Dilanjutkan sepenuh bulan pada Januari 1969 hingga pekan pertama bulan Februari
1969.
“Saya sangat meyakini ini juga dari rangkuman testimoni sanak famili yang membesuk sejak masih ditahan di Purwodadi”, kata KS berkisah.
Dari berbagai
testimoni korban, bahkan juga dari kalangan yang menjadi “bagian” pelaku
pembantaian massal 1965-1969 ini lah, lokasi kuburan massal itu dicoba dipetakan.
Cerita Dari Hutan
Monggot
Monggot itu di Godi
dan lokasinya masuk hutan Kawasan Pemangkuan Hutan (KPH) Geyer. Sebelum
berlangsung eksekusi, korban dihitung dari Polsek Toroh oleh mbah Nyomo (alm)
yang ditugasi menghitung dan mencatat asal daerahnya. Diketahui selain dari
wilayah Purwodadi dan sekitarnya, ada pula tapol yang dikirim (dibon_Red) dari
luar daerah, seperti diketahui dari Demak.
Tiap malam Minggu
antara November 1968 hingga Februari 1969 dilakukan eksekusi atas para tapol
itu. Pada masa itu, menurut YT saksi lainnya; diberlakukan jam malam dengan
ketat mulai jam 19.00 malam.
Biasanya setelah lewat
jam 22.00 malam mulai dilakukan eksekusi. Kejadian seperti ini bisa berlangsung
hingga subuh hari. Penduduk sekitar mengetahuinya dari suara rentetan bunyi
senapan di lereng tepian hutan Monggot, tak jauh lokasinya dari tikungan yang
pada masa lalu disebut tikungan Gua Macan.
“Menurut taksiran,
korban yang dieksekusi dan dibuang di lokasi ini tak kurang dari 2.000 orang”,
kata saksi sejarah sambil menunjukkan lokasinya [Foto: Humas YPKP]
Jika eksekusi
dilakukan dengan bedil maka bisa ditebak siapa pelaksana pembantaian massal di
wilayah itu. Penduduk sekitar Monggot tentu tak berani keluar rumah malam hari,
bukan cuma lantaran pemberlakuan jam malam yang ketat melainkan karena pada
masa itu kawasan ini sepi dan wingit serta beresiko terkena
ekses Geger Gestok kala itu.
“Menurut taksiran, korban yang dieksekusi dan dibuang di lokasi ini tak kurang dari 2.000 orang”, kata saksi yang menyertai kami.
Kenapa jumlah itu bisa
diprediksikan? Karena memang ada penghitungan jumlah di kantor Polsek Toroh
masa itu. Sementara lokasi Monggot ini masuk wilayah Polsek Godi, dan tak
diketahui penghitungan jumlah tapol yang tercatat di kepolisian (Polsek
Godi_Red) setempat. [tim]
0 komentar:
Posting Komentar