Rabu, 15 November 2017 14:06 WIB
Sumber: TribunNews
Ketua
Yayasan Peneliti Korban Pembunuhan 1965 (YPKP65), Bedjo Untung
Foto: Nurmulia Rekso Purnomo/Tribunnews.com
JAKARTA - Yayasan Peneliti
Korban Pembunuhan 1965 (YPKP65), kembali melaporkan temuan kuburan massal, ke
Komnas Hak Asasi Manusia (HAM), Ketua YPKP 65, Bedjo Untung, menyebut kali ini
yang dilaporkan adalah 16 titik yang ada di kawasan Purwodadi dan sekitarnya.
Kepada wartawan usai menyampaikan
laporan tentang temuan tersebut ke Komnas HAM, di kantor Komnas HAM, Menteng,
Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2017), ia menyebut di 16 titik tersebut, diduga
terdapat lebih dari lima ribu jenazah, dari orang-orang yang merupakan korban
peristiwa 1965.
"Ini bisa lebih dari lima
ribu orang, di Purwodadi ini adalah kuburan masal terbesar," ujarnya
kepada wartawan.
16 titik yang ia laporkan antara
lain terhadap di Kali Ganjing, Keccamatan Purwodadi, di Kalli Glugu, Kecamatan
Palu Kulon, di Pesantren Kali Are, kecamatan Grobogan di Waduk Simo, Keradenan
dan di Kedung Jati Grobogan.
Lokasi-lokasi tersebut menurut
Bedjo Untung, sempat diteliti oleh perwakilan dari dewan HAM PBB, namun
dihentikan oleh pemerintah.
Korban-korban yang ada di kuburan
masal tersebut, menurut Bedjo Untung merupakan kader Partai Komunis Indonesia
(PKI), dan kader organisasi kemasyarakatan (ormas) yang terafiliasi dengan PKI,
dari wilayah Purwodadi dan sekitarnya. Peristiwa tersebut berlangsung antara
tahun 1956-1969.
"Bayangkan, tahanan-tahanan
dari Purwodadi dan sekitarnya, di bawa ke tempat penahanan di situ, dan tiap
malam diambil lima puluh orang, kejadian tersebut berlangsung hampir setiap
hari," katanya.
16 titik baru yang dilaporkan
YKPK65 kali ini, menambah panjang daftar kuburan masal yang sebelumnya sudah
dilaporkan, yakni sebanyak 122 titik.
Bedjo Untung
laporan-laporan yang ia sampaikan ke Komnas HAM, belum ada satupun yang
ditindak lanjuti.
Sumber: TribunNews
0 komentar:
Posting Komentar