Herman Syahara
Rabu, 21 Maret 2018 16:54 WIB
Penyair
Saut Situmorang (berkaos putih) dan Barlean Aji. Dokumen Barlean Aji
Dunia sastra kembali heboh. Penyair Saut Situmorang dilarang
tampil dalam Kuliah Umum di Kampus Universitas Negeri Jember (Unjem),
Jember, Jawa Timur, karena dituduh PKI.
“Sesuai jadwal, habis diskusi publik bertema Sastra dan Politik
kemarin, Saut Situmorang akan memberikan kuliah umum bertema sama di
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember. Namun, acara ini secara sepihak
dibatalkan oleh Wakil Dekan III karena menuduh Saut adalah PKI,”
tutur Barlean Aji, penyair Jember yang juga Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa
Kesenian FISIP Universitas Negeri Jember, kepada AKURAT.CO, yang
mengkonfirmasi kebenaran pelarangan itu, Rabu, (21/3) pagi.
Kehadiran Saut resmi diundang oleh Komunitas Tanah Liat, sebuah komunitas
pegiat teater di Jember. Selain Saut, tampil juga pembicara peneremah dan
penyair Dwi Pranoto. Diskusi berlangsung jam 09:00-12:00 WIB dengan
fasilitas tempat yang disediakan pihak Unjem, pada Selasa, (20/3).
Kehadiran Saut ini kemudian diusulkan untuk diundang bicara dalam
Kuliah Umum di FIB dengan tema yang sama .
“Ternyata, sehabis acara diskusi publik, Pembantu Dekan III secara lisan
melarang acara kuliah umum itu dilanjutkan hanya karena pernah melihat foto
Saut tampil mengenakan kaos berlambang PKI sewaktu di Afrika dulu,” urai
Barlean Aji.
Acara diskusinya sendiri berjalan lancar karena, menurut Aji,
dirinya berusaha agar acara itu terlaksana walaupun dijaga ketat oleh
empat orang satpam kampus. Aji sangat menyesalkan pelarangan sepihak oleh
Pembantu Dekan III Sunarlan, SS.,MSI itu karena kampus Unjem selama ini
menjaga kebebasan akademik. Semua buku yang dianggap terlarang pernah dibahas dalam
perkuliahan.
Pelarangan kegiatan acara ini bagi Barlean Aji terjadi untuk kedua
kalinya, setelah pada 2017 pihak dekan juga melarang acara diskusi dan
peluncuran buku Antologi Puisi Menolak Korupsi yang sudah mendapat dukungan
rektor.
Pelarangan terhadap Saut menjadi perbincangan hangat di kalangan
aktivis, seniman, dan penyair. Berbagai ungkapan yang
menyesalkan tindakan itu pun memanas di media sosial.
Penyair Saut Situmorang yang
dimintai pendapatnya atas pelarangan itu belum bisa memberikan keterangan
karena dalam perjalanan pulang ke Jogyakarta.
“Lebih baik kontak Alif Raung Firdaus yang mengundang aku aja.
Aku lagi di kereta menuju Jogja nih,” jawabnya melalui messenger.
Namun dalam akun Facebook-nya, dia mengungkapkan kekecewaannya.
“Sungguh sangat historis akademis. Betapa seorang Dosen Sejarah Universitas
Negeri Jember Jawa Timur menuduhku PKI. Padahal PKI sudah dimusnahkan pada 1965
dan aku lahir pertengahan 1966,” katanya.
Saut Sitomorang adalah penyair kelahiran Tebing Tinggi, Sumut, 29
Juni 1966 yang kini menetap di Yogyakarta sebagai penulis. Karyanya
antara lain buku kumpulan esai Politik Sastra (2009), Perahu Mabuk
(2014), Khotbah Hari Minggu (2015), serta acapkali diundang tampil dalam berbagai
acara diskusi dan pembacaan puisi.[]
Sumber: Akurat.Co
0 komentar:
Posting Komentar