5 Maret 2018
Sejauh yang bisa saya telusuri, Mayor Jenderal TNI Purnawirawan Kivlan Zen sudah menghembuskan isu kebangkitan PKI sejak tahun 2015, bahkan tidak menutup kemungkian sebelum 2015. Dalam sebuah berita di tahun 2015, dia menyatakan telah menerima sms di HP miliknya yang isinya seruan agar simpatisan eks PKI berkumpul pada tanggal 30 September 2015 di Stadion Umum Gelora Bung Karno (GBK) untuk mengikuti konser grup band Slank. DI dalam sms itu juga ada himbauan kepada simpatisan untuk memakai pakaian kaos berwarna merah bergambar palu – arit atau bintang merah.
“Saya sudah mengecek ke lapangan. Domplengan itu benar ada," tutur Kivlan pada media. Manurut dia simpatisan PKI akan bergerak menuju ke Gedung DPR/MPR untuk melengserkan anggota DPR dan membubarkan DPR. Katanya lagi, “Sebab DPR akan menghalangi Joko Widodo meminta maaf kepada simpatisan PKI dan mencabut Tap MPRS No 25 tahun 1966," yang bertuliskan tentang pelarangan PKI dan pelarangan penyebaran komunis di Indonesia. Sementara, apabila Presiden Joko Widodo memaafkan anggota PKI maka simpatisan partai berlambang palu arit itu menganggap mereka bukan partai terlarang sehingga dapat kembali eksis di Indonesia.
Kemudian di tahun 2016, Kivlan mengemukakan lagi tentang kebangkitan PKI ini. Di pertengahan tahun 2016, kepada media dia menyatakan bahwa, PKI telah membentuk struktur partai mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Ia juga menyebutkan bahwa sejak dua minggu lalu, mereka telah menyiapkan hingga 15 juta pendukung. "Susunan partai sudah ada, pimpinan Wahyu Setiaji. Dari tingkat pusat sampai daerah," Namun, Kivlan tidak menjelaskan lebih jauh mengenai sosok Wahyu Setiaji yang dimaksud.
Kantor PKI yang lama berada di samping Hotel Acacia, Jalan Matraman, Jakarta. Kantor lama yang sudah seperti rumah hantu itu disebut akan segera direnovasi untuk diaktifkan kembali. merupakan perwujudan dari DN Aidit yang menginginkan adanya PKI untuk hidup kembali, ketika negara dirasa cukup aman bagi PKI. Bukti kegiatannya adalah maraknya brosur-brosur yang disebar serta Majalah Historika. Ia pun menyebutkan, para anggota PKI kini sudah masuk ke parlemen dan masuk ke partai-partai lain. "Pemerintah harus sediakan anggaran untuk perang. Mereka sudah ancang-ancang. Kita jangan sampai lengah," ujarnya.
Bahkan di sebuah acara seminar di Solo pada tanggal 23 Mei 2016, Kivlan dengan pasti mengatakan bahwa “Tahun 2017 mereka (PKI) akan memplokamirkan Republik Cina-Indonesia, saya punya intelejen di sana. Ini benar, kalau komunis bangkit mereka memulai kita lawan, siap ta, Solo ini sumbunya. Jangan kita memulai, tapi tetap waspada pasang telinga, mata kalo mereka gerak kita sambut kita lawan.”
Nah di tahun 2017, prediksi Kivlan jelas sekali tidak terbukti. Namun isu tentang kebangkitan PKI makin santer. Di dalam banyak acara demonstrasi, banyak disebutkan tentang isu kebangkitan PKI ini yang biasanya disertai dengan pembakaran bendera PKI. Yang lebih parah, juga ada berhembus isu bahwa Presiden Jokowi adalah anak keturuan PKI, yang bahkan dimuat dalam sebuah buku “Jokowi Undercover.”
Bagaimana dengan tahun 2018? Kivlan masih saja setia dengan isu kebangkitan PKI. Dalam sebuah diskusi kebangsaan Presidium Alumni 212, Jumat minggu lalu, dia menyebutkan, “Dari informasi, ada 15 juta pengikut dan simpatisan PKI. Kalau dengan anak cucunya bisa 60 juta orang.” Motif kebangkitan PKI adalah, “ingin berkuasa. Ingin mengubah menjadi negara komunis, menjadi negara diktator. Melarang adanya demokrasi dan tidak ada Tuhan.” Bahkan Kivlan memprediksi, PKI akan melakukan berbagai cara untuk merebut kekuasan. Puncaknya pada pemilu 2019 nanti.
Nah, sehubungan dengan terungkapnya jaringan penyebar hoax MCA yang salah satu hoax-nya adalah juga kebangkitan PKI, Kivlan malah menyebut bahwa perbuatan MCA adalah perbuatan baik membela umat Islam dan mengantisipasi bahaya PKI. Walaupun dia mengakui ada hoax yang juga disebarluaskan oleh MCA, Kivlan menyatakan bahwa, “Sebagian besar isinya benar.”
Nampaknya Kivlan sangat terobsesi dengan kebangkitan PKI. Walaupun sudah jelas apa yang dia prediksikan terjadi di tahun 2017 ternyata tidak terjadi, masih saja keukeuh bahwa PKI masih ada di Indonesia dengan jumlah 15 juta orang sejak 2015 nggak berubah. Hanya di tahun ini dia menambahkan hitungan menjadi 60 juta orang menambahkan anak cucu pengikut PKI. Ada apa dengan kebangkitan PKI dan Kivlan Zen?
Seperti judul tulisan ini, menurut saya ada 3 kemungkian. Kalau kebangkitan PKI itu menjadi sebuah khayalan, artinya Kivlan bisa jadi menderita masalah kejiwaan yang menyebabkan dia sangat terobsesi dengan kebangkitan PKI. Kemungkinan kedua, adalah impian, artinya saking terobsesinya, dia sebenarnya mengimpikan PKI bangkit. Buat apa? Ya bisa jadi dia kemudian ingin berjuang di garis depan untuk memberantas PKI, dan kemudian menjadi pahlawan nasional. Sedangkan yang ketiga, adalah hoax, karena dari 2015 sampai sekarang yang kita dengar hanya pernyataan, belum pernah ada bukti yang dilaporkan ke pemerintah ataupun di-share ke media untuk ditindaklanjuti. Bahkan dalam konteks ini, dia membela keberadaan MCA yang jelas-jelas pelakunya juga sudah ngaku ke aparat kepolisian bahwa mereka menyebarkan hoax.
Sekarang pun dia kembali menyebut kebangkitan PKI itu puncaknya di tahun depan ketika Pilpres 2019 berlangsung. Nah, kan nyerempet ke Presiden Jokowi lagi deh. Kenapa yaa??
Sumber: Seword.Com
0 komentar:
Posting Komentar