Catatan Hari HAM Iternasional Ke 69
*Astaman Hasibuan
Pengantar: Martin Aleida
Mereka
orang-orang yang punya nama di tengah masyarakat yang ingin mereka muliakan.
Tapi di mana Sibarani, Untung Abdullah, Sj Andjasmara, Noor Tambi dan ratusan
kalau bukan ribuan yang dipenggal dan dilemparkan ke Sungai Asahan, Sungai
Silau, Sungai Ular..!
Di
kampungku, kata kakakku, berbulan-bulan penduduk tak sampai hati makan ikan
lantaran di bawah hidung mereka hanyut tubuh sanak-famili mereka sendiri.
Kejam
dan bengislah Nazi-Hitler tapi belum terbaca risalah dia membantai Yahudi,
Sosialis, Komunis, Orang Cacat, Bencong dan Gypsy dan menakik leher mereka
serta mencampakkanya ke sungai Rhein ...
***
Ilustrasi: Sketsa Mardadi Untung
Limapuluh dua tahun yang lalu, 10 Desember 1965,
bersamaan di hari itu pula huru-hara terjadi, bukan hanya penangkapan terhadap
orang-orang yang terindikasi pada Partai Komunis Indonesia (PKI).
Satu tiruan yang diwariskan kolonial Belanda di Batavia, pembakaran dan
perampokan terhadap rumah-rumah kediaman orang-orang Tionghoa, pembunuhan dan
pemerkosaan. Rasist. Menambah keberingasan bangsa ini, yang sudah terkenal
ke seantero bangsa di dunia sebagai bangsa Timur yang “ramah tamah”.
Mendekat malam, dihari itu di TPU A, MAPOMDAM II Bukit Barisan, Jalan Sena
Medan, 8 (delapan) nama dibacakan petugas jaga Corp Polisi Militer.
1. Saibun Sinaga, (46 tahun, Pimpinan SOBSI - Sentral Organisasi Buruh
Seluruh Indonesia- Sumatera Utara)
2. Sudirman, (45 tahun, Wakil Sekretaris Comite Kota Medan, Wakil Ketua Front Nasional Kota Medan).
3. Tan Foe Kiong, (35 tahun, Penanggung Jawab/Pimpinan Redakasi “Gotong Rojong”, Sekretaris PWI Cabang Medan)
4. Imran Djoni, (35 tahun, Ketua PWI Medan, Kepala Kantor LKBN Antara Medan, Penanggung Jawab /Pimpinan Redaksi Harian “Bendera RevolusiI” organ PNI (Partai Nasional Indonesia), Ketua PWI Cabang Medan.
5. Margono (40 tahun, Pimpinan BTI dari Percut Sei. Tuan)
6. Diapari Siregar, (40 tahun, Pimpinan SBLG-Serikat Buruh Listrik dan Gas- )
7. Sopar Silalahi (43 tahun, Dewan Harian Comite Daerah PKI Tapanuli).
8. Muchtar Naam (33 tahun, ex sekretaris Pimpinan Daerah Besar Pemuda Rakjat Sumatera Utara,
2. Sudirman, (45 tahun, Wakil Sekretaris Comite Kota Medan, Wakil Ketua Front Nasional Kota Medan).
3. Tan Foe Kiong, (35 tahun, Penanggung Jawab/Pimpinan Redakasi “Gotong Rojong”, Sekretaris PWI Cabang Medan)
4. Imran Djoni, (35 tahun, Ketua PWI Medan, Kepala Kantor LKBN Antara Medan, Penanggung Jawab /Pimpinan Redaksi Harian “Bendera RevolusiI” organ PNI (Partai Nasional Indonesia), Ketua PWI Cabang Medan.
5. Margono (40 tahun, Pimpinan BTI dari Percut Sei. Tuan)
6. Diapari Siregar, (40 tahun, Pimpinan SBLG-Serikat Buruh Listrik dan Gas- )
7. Sopar Silalahi (43 tahun, Dewan Harian Comite Daerah PKI Tapanuli).
8. Muchtar Naam (33 tahun, ex sekretaris Pimpinan Daerah Besar Pemuda Rakjat Sumatera Utara,
Dari Penjara Jalan Listrik Medan: Martin Saragih (27 tahun, Ketua CGMI
Sumatera Utara).
Juga hari itu dari Markas SUDAM I, MAKODAM II Bukit Barisan diambil.
1. Sumarno Hasibuan, (50 tahun, anggota Dewan Harian-DH Comite Daerah Besar
PKI Sumatera Utara, anggota DPRD-GR Sumatera Utara)
2. Anwar Djambak, (45 tahun, Sekretaris Comite Kota PKI Medan, anggota DPRD-GR Medan,
3. Nurwan Dita, (45 tahun, Penghubung I, Aceh);
2. Anwar Djambak, (45 tahun, Sekretaris Comite Kota PKI Medan, anggota DPRD-GR Medan,
3. Nurwan Dita, (45 tahun, Penghubung I, Aceh);
Sejak hari itu mereka dieksekusi, dari kurungan militer: “hilang”, hingga
hari ini, tanpa ketukan palu-hakim di mahkamah manapun. Dan kejahatan
kemanusiaan ini berlanjut hingga akhir tahun 1967-1968. Diawali dari sini, hari
itu di Jalan Sena Markas Polisi Militer Komando Daerah Militer II Bukit
Barisan. Penjara Jalan Listerik Negara, Penjara Sukamulia Lalan Palang Merah
Indonesia Medan.
0 komentar:
Posting Komentar