Oleh: Vincent Fabian Thomas - 18 April 2019
Aktivis Jaringan Solidaritas
Korban untuk Keadilan Sumarsih (kiri) menyerahkan poster dukungan kepada istri
penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Rina Emilda
(kanan) saat aksi Kamisan ke-581 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis
(11/4/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Pegiat HAM menilai Jokowi dan Prabowo sama-sama punya
andil dalam persoalan HAM, sehingga tak menyelesaikan masalah. tirto.id - Abah
Effendi Saleh, penggiat Aksi Kamisan yang juga penyintas tragedi 1965, menilai
tak ada perbedaan signifikan dari visi kedua paslon itu dalam hal menyelesaikan
pelanggaran HAM berat masa lalu. Menurut dia, keduanya sama-sama mengejar
kekuasaan semata.
"Menurut hemat saya ketika saya melakukan pengamatan, itu kan konsep dari Prabowo dan Jokowi menurut saya sama saja ya. Sama-sama mengejar kekuasaan. Negara hanya sebagai alat kekuasaan," ucap Effendi dalam Aksi Kamisan ke-582, di seberang Istana Negara, Kamis (18/4/2019).
Ia menyikapi ini terkait dengan kemenangan Jokowi dalam
Pilpres 2019 versi hitung cepat 12 lembaga survei. Penggiat Aksi Kamisan, Ahmad
Sajali akrab disapa Jali, mengatakan Jokowo dan Prabowo sama-sama andil dalam
persoalan HAM. Hanya saja, kata dia, perannya berbeda yaitu Jokowi sebagai
pelindung pelanggar HAM berat masa lalu, karena terduga pelaku berada di
lingkaran kekuasan seperti Wiranto dan Hendropriyono.
Prabowo, kata Jali, diduga sempat terlibat pada salah
satu pelanggaran HAM berat masa lalu seperti kasus yang menimpa sejumlah
aktivis pada Mei 1998 lalu.
"Pemilu kali ini pemilu hampa. Dua-duanya punya andil dalam pelanggaran HAM berat masa lalu. Satu pelindung dan satu lagi pelaku pelanggaran HAM," ucap Jali.
Awalnya, kata Jali, ada harapan yang dibawa Jokowi sejak
Pilpres 2014, namun tak ada janji penyelesaian HAM berat. Di sisi lain, kata
dia, Jokowi justru mengangkat Wiranto sebagai Menkopolhukam.
"Dua-duanya, Jokowi-Prabowo [punya andil dalam persoalan HAM] jadi beda tipis," ucap Jali.
Reporter: Vincent Fabian
Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali
0 komentar:
Posting Komentar