YPKP 65 Kebumen | Selasa 09 Mei 2017 - 10:52
Awal November
hingga awal Desember, Buleleng Utara Bali menjadi saksi kunci bisu dari
pertikaian partai - partai di Bali yang menjadi cikal bakal pembantaian PKI di
Bali.
Pertikaian antara
pendukung PKI dengan pasukan lokal Jembrana tak ayalnya menewaskan seorang
tentara.
Terlihat aksi balas
dendam atas kematian seorang tentara tersebut, Kesatuan RPKAD pun menyebarkan
daftar hitam anggota PKI yang harus dibunuh dengan melatih gerombolan pemuda
sipil yang bernamakan Tamin guna menguasai teknik – teknik pembantaian masal.
Desa dihancurkan,
perempuan dan anak - anak pun turut menjadi korban. Tak berhenti sampai di
sana. Pemimpin PKI Bali, I Gede Puger, salah satu pengikut Soekarno pun dibunuh
dengan cara dipotong – potong.
Cerita kuburan dan
sungai yang padat dengan mayat jua menggemakan di Bali seperti halnya di Jawa.
Pola - pola pembantaian Jawa dan Bali pun terbilang sama. Jika di Jawa ada
pergulatan antara Islam dan komunisme, maka di Bali ada pergulatan antara Hindu
dan Buddha yang terwujud dalam antipati bagi Komunis. Oleh karena itu, tak
jarang orang – orang komunis menentang dan menghancurkan pemujaan berhala agama
Hindu di Bali.
Terakhir. Yang
paling mengerikan saat pembantaian PKI di Bali yakni upaya penodaan upacara
pemakaman Dewa Agung atau pemimpin tradisional tertinggi Bali pada 1965 di
Klungkung yang dilakukan anggota PKI.
Ed. Cribb, Robert. 2004. The Indonesian
Killings, Pembantaian PKI di Jawa dan Bali 1965 – 1966. Yogyakarta : Mata
Bangsa
Sumber foto : CDNS
Sumber: Kumparan.Com
0 komentar:
Posting Komentar