Puluhan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Komando Daerah Militer III Siliwangi membubarkan aktivitas yang dilakukan oleh Kolektif Perpustakaan Jalanan di Bandung, Sabtu (22/8/2016) malam.Pada saat kejadian, sekitar pukul 23.00 WIB, Kolektif Perpustakan Jalanan tengah menggelar lapak baca buku gratis di taman Cikapayang, Dago. Komunitas tersebut rutin menggelar lapak baca buku gratis sejak 6 tahun lalu.
Tiba-tiba datang 50-an orang prajurit TNI menumpangi 2 truk, 1 mobil Polisi Militer, dan sepeda motor. Mereka membawa senjata dan pentungan rotan.
“Turun dari kendaraan mereka membubarkan kerumunan orang di sekitar Taman Cikapayang sambil berteriak dan membentak-bentak dengan kasar ‘bubar.. bubar,” kata Indra, salah satu penggiat Kolektif Perpustakaan Jalanan, saat mengadu di kantor LBH Bandung, Senin (22/8/2016).
Tidak hanya itu, anggota TNI itu memukul tiga orang penggitat Kolektif Perpustakaan Jalanan tanpa alasan yang jelas. Kejadian itu berlangsung singkat. Usai memukul dan membubarkan, sepasukan TNI itu meninggalkan lokasi.
“Kami menolak dan mengutuk perlakuan intimidatif dan represif yang dilakukan oleh TNI,” kata Indra.
Menurut dia, TNI tidak punya wewenang untuk melakukan penertiban kegiatan yang dilakukan warga sipil. Karena itu, tindakan tersebut mengancam kehidupan sipil.
Sementara itu, Kodam III Siliwangi mengeluarkan siaran pers terkait kejadian itu. Menurut mereka, saat itu pihaknya sedang melakukan patroli dan penertiban komunitas geng motor di wilayah Jabar dan Banten. Termasuk menertibkan aktivitas yang negatif dan meresahkan.
Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi, Letkol Desi Arianto, saat memberi keterangan pers soal kejadian itu, Senin (22/8/2016), menuding aktivitas Kolektif Perpustakaan Jalanan cenderung negatif dan meresahkan.
Yang pertama, menurut dia, kegiatan membaca buku itu dilakukan di malam hari di taman yang penerangannya kurang baik.
“Mengapa menambah ilmu membaca buku dilaksanakan malam hari di taman yang penerangannya tidak baik, apakah tidak ada lagi tempat di bandung ini yang lebih baik?” ujarnya.
Kedua, kegiatan itu dilakukan saat sudah larut malam, yakni pukul 23.00 WIB. Dan ketiga, buku-buku yang dibawa oleh kolektif Perpustakaan Jalanan perlu dipertanyakan kredilibitasnya.
Untuk diketahui, Perpustakaan Jalanan Bandung berdiri sejak tahun 2010. Gerakan literasi yang digagas mahasiswa dan anak muda Bandung ini bertujuan untuk memberikan kesempatan warga yang ada di Taman Cikapayang untuk membaca buku secara gratis.
Mahesa Danu
0 komentar:
Posting Komentar