Selasa, 19 Maret 2019

Menhan Waspadai Praktik Cuci Otak untuk Ganti Ideologi Negara


Penulis: MIPada: Selasa, 19 Mar 2019, 10:15 WIB

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta masyarakat mewaspadai sejumlah ancaman bagi Indonesia. Ryamizard menyebut terorisme, pemberontakan, dan upaya mengganti ideologi Pancasila merupakan ancaman nyata bagi Indonesia.

Hal itu diungkapkan Ryamizard saat memberikan pembekalan kepada ratusan kader Komunitas Anak Republik Sumatra Utara. Pembekalan yang dikemas dalam orasi kebangsaan bertema Menuju kedaulatan di tengah ancaman disintegrasi bangsa.
"Ancaman perubahan mindset dilakukan dengan cara cuci otak. Jika ini berhasil, selanjutnya mereka bisa lakukan apa saja, seperti mengganti ideologi negara kita dengan ideologi yang mereka pahami sendiri," kata Ryamizard, kemarin.
Menhan juga mengingatkan soal ancaman Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap Pancasila sebab sudah tiga kali PKI memberontak untuk menghancurkan Indonesia.
"1926, 1948, dan 1965 dan tidak berhasil. Makanya harus dicegah. Seandainya terjadi, PKI akan kalah karena berhadapan dengan 260 juta rakyat," ujarnya.
Selain PKI, kata Menhan, pemahaman khilafah juga menjadi ancaman. Kedua pemahaman tersebut harus diwaspadai agar tidak berkembang sehingga membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Sebagai Menhan, tugas saya adalah membuat pertahanan negeri ini lebih tangguh lagi sehingga NKRI tidak mudah hancur diserang berbagai ancaman yang datang, baik itu dari luar maupun dalam," ujarnya.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto membangun sistem untuk menangkal teror seperti yang terjadi di Selandia Baru. Sebanyak 50 orang tewas diberondong peluru oleh seorang teroris ekstremis kanan di Selandia Baru.
"Kita harus bisa menangkal kejadian yang tidak terprediksi seperti serangan teroris di Selandia Baru beberapa waktu lalu," kata Hadi, melalui keterangan tertulis, kemarin.
Ia juga mengingatkan pasukannya agar melindungi dan mempertahankan infrastruktur kritis TNI. "Satsiber TNI memiliki tugas untuk melindungi dan mempertahankan infrastruktur kritis TNI yang terhubung satu dengan yang lainnya," kata Hadi. (Medcom/P-3)

Sumber: Media Indonesia 

0 komentar:

Posting Komentar