Manuel Mawengkang | 29 September 2018
Gatot sedang membangun opini sesat dari para warga. Ia
mengatakan bahwa kekuatan yang menghentikan kewajiban penayangan film G30SPKI
adalah PKI. Ia juga mengatakan pencabutan TAP MPRS dilakukan oleh pengaruh PKI.
Tapi semuanya itu GAGAL TOTAL. Gus Dur bukan PKI!
Yunus Yosfiah menteri penerangan saat itu BUKAN PKI.
Habibie itu BUKAN PKI! Penjelasan ini menampar nalar bocor dari Gatot. Mantan
militer kok malah nyerang orang nasionalis? Gara-gara Gatot, Prabowo makin
tenggelam
Yuk disimak videonya.
Transkrip
Rosiana Silalahi: Pak Gatot kan seorang mantan panglima TNI
yang punya data tentang kebangkitan PKI. Tidak mungkin seorang Panglima
TNI asal bicara soal bagaimana gerakan ini ada secara nyata di masyarakat. Pak
Gatot bagaimana Anad menjelaskan bahwa ada indikasi yang kuat dan ini bukan
paranoia atau isapan jempol?
Gatot Nurmantyo: Ya saya sampaikan bahwa peristiwa G30SPKI
itu rangkaiannya bukan hanya TNI saja. Tapi umat Islam dan tokoh-tokoh agama,
khususnya NU, Banser dan sebagainya yang menjadi korban yang cukup banyak di
berbagai daerah. Kemudian mari kita lihat.
Suatu kekuatan yang luar biasa setelah reformasi itu bahwa
yang saya katakan tadi. Akar budaya nasionalisme kita mulai dihilangkan dulu.
Itu sistem.
Seperti pendidikan Bahasa Indonesia, agama, civics dan budi
pekerti yang tadinya merupakan pelajaran pokok yang apabila nilai merah kita
tidak bisa naik kelas, itu dihilangkan.
Yang kedua sejarah tentang pemberontakan G30SPKI
dihilangkan. Kalau bukan kekuatan besar itu, apa tujuannya?
Rosiana Silalahi: Jadi pelajaran itu dihilangkan, Anda
melihat ini juga bagian dari taktik mereka yang terafiliasi PKI?
Gatot: Iya strateginya seperti itu!
Rosiana Silalahi: Tidakkah itu terlalu serius pak? Terlalu paranoia?
Gatot Nurmantyo: itu kan ada rangkaiannya. Kemudian habis itu tuntutan pencabutan TAP MPRS yang dibuat tahun 1966, siapa lagi kalau bukan ITU? Siapa lagi kalau bukan PKI itu?
Kemudian penghapusan sejarah
pemberontakan PKI, siapa lagi kalau bukan PKI? Kemudian lagi tentang pemberhentian pemutaran film yang selama ini.
Siapa yang minta kalau bukan PKI?
Rosiana
Silalahi: Pak Gatot, apa yang bapak baru katakan ini sangat serius dan
punya implikasi yang serius. Karena (menurut Gatot) mereka yang mencabut TAP
MPRS adalah PKI, mereka yang ingin mengganti mata pelajaran sejarah itu adalah
PKI.
Gatot Nurmantyo: Kalau bukan kekuatan PKI,
siapa lagi itu? Apa nasionalisme yang… kan tidak dong
logika berpikirnya?
Rosiana Silalahi: Baik. Apa tanggapan Anda, Bung Usman?
Usman Hamid (Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia):
Saya kira logika itu terlalu
lompat-lompat dan menyederhanakan masalah. Sebenarnya ada dua hal.
Yang pertama tentang film G30SPKI yang disebut sebagai
pengkhianatan. Yang kedua tentang paham dari komunisme atau marxisme itu
sendiri.
Untuk yang
pertama, film ini tidak benar diputar selama orde baru. Itu diproduksi tahun 1981 sampai ke tahun
1998. Di era 98 ke 99 era pemerintahan Pak Habibie, seniornya Pak Gatot ini
yaitu pak Yunus Yosfiah ketika itu adalah menteri penerangan, ketika itu letnan jenderal.
Dia yang
mengumumkan bahwa film itu dihapuskan dari kewajiban untuk diputar setiap
tahun. Jadi kalau dikatakan “yang meminta penghentian film itu adalah PKI,
siapa lagi kalau bukan mereka”, itu KELIRU. Justru dari dalam pemerintahan Habibie ketika itu memang mau
meninjau ulang.
Yang kedua menteri pendidikan ketika itu Pak Juwono Sudarsono di era
Pak Habibie yang melakukan peninjauan ulang melalui satu tim khusus untuk
memeriksa seluruh sejarah di buku sejarah yang dianggap mengandung muatan
sejarah yang tidak benar.
Apakah Juwono
adalah PKI? BUKAN! Orang terdidik. Profesor. Pak
Yunus Yosfiah PKI? BUKAN. Jenderal angkatan darat. Jadi logika semacam itu membangun
suatu insinuasi (prasangka atau tuduhan atau fitnahan) yang negatif tanpa dasar
fakta yang jelas.
Di era
pemerintahan Gus Dur usaha untuk mencabut TAP MPRS yang melarang marxisme,
leninisme itu datang dari seorang Presiden Abdurrahman Wahid. Mantan ketua PBNU yang bertahun-tahun memimpin
organisasi Islam.
Saya orang NU,
ayah saya orang kampung, tapi dia kyai.
Itu Gus Dur yang mengajukan untuk penghapusan TAP MPRS
karena dianggap menjadi dasar bagi diskriminasi terhadap begitu banyak orang
yang tidak salah tapi dianggap salah.
Gus Dur bukan PKI! Gus Dur anak
kyai. Gus Dur sendiri adalah kyai.
Jadi keliru kalau kemudian membangun
logika lompat-lompat seolah-olah yang meminta penghapusan TAP MPRS itu PASTI
PKI. ITU KELIRU FATAL. Membodohi masyarakat!
Memampuskan logika berpikir Gatot
itu MUDAH! Prabowo pasti kalah.
#JokowiLagi
Begitulah gagal-gagal.
0 komentar:
Posting Komentar