Oleh : Hersubeno Arief
Sabtu 29 September 2018 - 19:37
Cuitan Pemimpin Redaksi TV One, Karni Ilyas, tentang gagalnya stasiun tv
berita itu memutar film G30S/PKI membuka sebuah fakta: Ada yang panik,
khawatir, bahkan takut dengan penayangan film besutan sineas (Alm) Arifin C
Noer itu. Film itu tampaknya sudah menjadi hantu bagi rezim penguasa.
Melalui akunnya @Karniilyas, Kamis (27/9) menyampaikan sebuah permintaan maaf. “Awalnya kami memang berniat menayangkan film G30S/PKI. Tapi sayang tahun ini kami sudah tidak memiliki hak tayang film itu. Copy rights film itu sudah dibeli lebih dulu oleh perusahaan pemilik SCTV dan Indosiar dari Perusahaan Film Negara (PFN). Mohon maaf”.
Cuitan Karni langsung mendapat tanggapan yang cukup ramai. Salah satunya dari Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid (HNW), “Bila benar copy rights film G30S PKI, sudah dibeli oleh @SCTV_ & @IndosiarID. Lantas, apa enggak bisa TVOne bekerjasama dengan mereka tayangkan film yang tahun lalu pun Pak @jokowi ikut nobar bersama Panglima TNI? Kecuali kalau film itu mereka beli untuk tak boleh ditayangkan lagi, oleh siapapun juga?,” tanya HNW.
Isu ini langsung bergerak menjadi bola liar. Maklumlah, rencana penayangan
film tersebut memang tengah banyak ditunggu. Mantan Panglima TNI, Gatot
Nurmantyo, melalui akunnya @Nurmantyo_Gatot sudah jauh hari mengingatkan
pentingnya penayangan film G30S/PKI.
Melalui film tersebut bangsa Indonesia dapat tetap diingatkan bahaya laten
komunisme.
“Kalau KSAD tidak berani memerintahkan nonton bareng film G-30S/PKI, bagaimana mau mimpin prajurit pemberani & jagoan-jagoan seperti Kostrad, Kopassus, dan semua prajurit TNI AD. Kok KSAD-nya penakut. Ya sudah pantas lepas pangkat”.
Gatot menambahkan “Ingat! tidak ada hukuman mati utk perintah nonton bareng. Paling copot jabatan, bukan copot nyawa. Kalau takut, pulang kampung saja”.
Soal nonton bareng (Nobar) Film G30S/PKI tahun lalu juga menimbulkan
kehebohan. Gatot saat itu masih menjabat Panglima TNI memerintahkan seluruh
satuan TNI menggelar nonton bareng.
Gatot menyatakan pemutaran film tersebut sangat penting untuk mengingatkan
kalangan prajurit TNI tentang bahaya kebangkitan PKI. Politisi PDIP kompak
menolak pemutaran film tersebut.
Effendi Simbolon menilai pemutaran tersebut punya muatan politis. Sementara
Presiden Jokowi tidak menjawab tegas setuju atau menolak. Dia hanya menyatakan
film tersebut perlu direvisi dan disesuaikan dengan versi yang lebih kekinian.
Wajar bila politisi PDIP seperti kebakaran jenggot. Partai tersebut selama
ini banyak dituding sangat dekat dan menampung sejumlah anak keturunan PKI.
Kebetulan pula salah satu anggota DPR dari PDIP, Ribka Tjiptaning, secara
terbuka mengakuinya. Dia pernah menulis sebuah buku “Aku Bangga Jadi Anak PKI,”
dan “Anak PKI Masuk Parlemen.”
Selain Ribka, Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Ma’arif menyebut Budiman
Sudjatmiko dan Rieke Diah Pitaloka adalah dua anggota parlemen dari PDIP
terindikasi “kiri”. Sebelum bergabung dengan PDIP, Budiman adalah aktivis dan
pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD).
Pada masa Orde Baru, PRD dibubarkan pemerintah, dan aktivisnya dipenjara.
Rieke yang terkenal dengan perannya sebagai “Oneng” dalam film Bajaj Bajuri
disebut pernah membuat reuni anak-anak PKI di Banyuwangi, Jatim.
Di tengah pro-kontra tersebut, sehari sebelum penayangan film G30S/PKI, SMRC
mempublikasikan sebuah hasil survei. Hasilnya cukup menarik, 86,8% responden
mengaku tidak setuju soal adanya isu kebangkitan PKI. Sisanya, 12,6%, menjawab
setuju isu PKI bangkit, dan 0,6% tidak tahu atau tidak menjawab.
SMRC juga menyebut bahwa isu kebangkitan PKI dimotori oleh para pendukung
Prabowo pada Pilpres 2014. Mayoritas adalah pendukung PKS.
Melihat posisi SMRC yang sangat terlihat mendukung rezim Jokowi, survei itu
dicurigai sebagai pesanan. Targetnya untuk mengaborsi isu kebangkitan PKI. Namun,
publikasi survei itu ternyata tidak cukup meyakinkan Jokowi. Secara mengejutkan
Jokowi memutuskan ikut Nobar di Markas Korem Suryakecana Bogor.
Mengenakan jaket merah, Jokowi duduk lesehan bersama para perwira militer,
prajurit, dan masyarakat. Jokowi bahkan bertahan menonton film berdurasi hampir
4 jam itu sampai selesai.
Masih sangat digemari
Kembali ke soal TV One, penayangan film G30S/PKI tahun lalu ternyata sukses
besar. Jumlah penontonnya super tinggi. Dari pantauan lembaga riset media
Nielsen TVR /share penonton rata-rata 4.0%/32.2%. Rating/share tertinggi
bahkan mencapai 4.7%/39.3%.
Untuk mudahnya share menggambarkan jumlah penonton pada sebuah TV.
Jadi, pada saat penayangan film itu, TV One ditonton oleh 32.2% dari total
semua penonton televisi di Indonesia. Jumlah tersebut sangat dahsyat, apalagi
durasi filmnya hampir 4 jam.
Sebagai pembanding pembukaan Asian Games 2018 yang gegap gempita beberapa
waktu lalu menghasilkan TVR 14%/57.2%. Namun jumlah tersebut merupakan total
dari 11 stasiun tv yang menyiarkan secara serentak.
TVR/share film G30S/PKI juga mengalahkan sejumlah sinetron kejar tayang di
beberapa stasiun tv lainnya. Sinetron Anak Langit di SCTV yang dinobatkan
sebagai salah satu sinetron terlaris 2017 TVR/share tertingginya “hanya”
4,3/19,4%.
ILC sebagai program terpopuler di TV One TVR/share tertinggi
tercatat 3,9%/18,1%, yakni saat menayangkan episode “Aksi Damai 411”. Saat itu
yang menjadi sumber antara lain Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Tito
Karnavian, dan Aa Gym.
Dengan melihat data-data jumlah penonton tersebut sangat wajar bila banyak
yang khawatir dengan penayangan film G30S/PKI. Tidak seperti framing yang
coba dibangun oleh Lembaga Survei SMRC, jumlah penonton itu menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia sangat mendukung penayangannya, dan kekhawatiran akan
kebangkitan PKI masih sangat besar.
Besarnya penonton juga menjelaskan dari sisi bisnis, pemutaran film ini
akan sangat menguntungkan. TVR/share yang tinggi dipastikan akan
mendatangkan para pengiklan. Pundi-pundi stasiun tv akan membengkak.
Menjadi pertanyaan besar mengapa ketika ribut-ribut TV One tidak
menayangkan, tiba-tiba sehari kemudian Emtek yang menjadi induk SCTV dan
Indosiar mengembalikan hak siarnya ke PFN sebagai pemegang hak cipta?
Benarkah seperti kecurigaan Hidayat Nur Wahid bahwa Emtek membeli hak
siarnya agar stasiun televisi lainnya, terutama TV One tidak bisa menayangkan?
Bila ini benar, sangat beralasan adanya kecurigaan bahwa pemerintah sangat
khawatir dengan penayangannya.
Secara halus mereka menggunakan tangan Emtek untuk menghalangi hak publik
menontonnya? Dugaan lain, secara bisnis Emtek melihat adanya potensi bisnis besar.
Mereka bergerak cepat membeli hak siarnya. Namun karena adanya tekanan, mereka
mundur teratur.
Inilah pemberangusan media gaya baru. Bergabungnya para pemilik media
besar--secara sadar, maupun terpaksa-- ke kubu inkumben pada pilpres kali ini
menjadikan opini publik menjadi tidak berimbang. Harusnya Dewan Pers, KPI,
maupun para pegiat kebebasan pers mempersoalkannya.
Mari kita tunggu apakah TV One jadi menayangkan film G30S/PKI seperti
cuitan Karni Ilyas Jumat (28/9) kemarin? Atau nasibnya sama seperti program ILC
yang berkali-kali menghilang dari layar. Seandainya karena satu dan lain hal,
termasuk karena tekanan, TV One batal menayangkan, publik tak perlu khawatir.
Partai koalisi Prabowo-Sandi akan menggelar Nobar di seluruh Indonesia.
Partai Berkarya besutan keluarga Cendana juga sudah mengabarkan akan menggelar
Nobar di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta.
Selamat menonton. Film G30S/PKI bukanlah film horor yang harus ditakuti.
Yang lebih menakutkan bila PKI atau setidaknya semangat seperti PKI yang
memusuhi ulama dan umat beragama bangkit kembali.
Sumber: Kumparan
BalasHapusYou Have Nice Contents
"Come to my website to view the contents of my website"
SUMOBOLA - SITUS MAIN GAME ONLINE TERBESAR DI INDONESIA HANYA DENGAN 1 USER ID SUDAH BISA BERMAIN SEMUA GAME. Join US ! klik link di bawah ini ?
DAFTAR DISINI ---> WWW.SUMOBOLA.COM <---
--> BERITA PREDIKSI BOLA
--> ALTERNATIF DEPOSIT
--> BONUS DEPOSIT
--> WEBSITE TERPERCAYA
Untuk Info Dan Bonus Menariknya Bisa Hubungi Kami Di Bawah Ini :
Whatsapp : +855968658892
DAFTAR DISINI : BANDAR JUDI ONLINE
Ayo buruann , mana tau kamu menjadi jutawan setelah bergabung dengan kami ..
--> Group FB PREDIKSI BOLA JITU SUMOBOLA https://www.facebook.com/groups/sumbola/
--> Instagram https://www.instagram.com/sumobolacs/
#SUMOBOLA #SUMOBOLALOUNGE #BONUSDEPOSIT #DEPOSITPUL