Afif Khoirul M - Minggu,
30 September 2018 | 17:15 WIB
Intisari-online.com - Tepat 53 tahun lalu pada hari
ini sebuah pergerakan yang disebut dengan G 30 S PKI terjadi.
Tepatnya pada 30 September 2018 silam, kala itu sebuah
revolusi berdarah dilakukan oleh sekelompok partai yang mengatasanamakan diri
sebagai Partai Komunis Indonesia
(PKI).
Beberapa orang menjadi sasaran penumpasan PKI, mereka menculik beberapa
jenderal, lalu membunuhnya.
Akibat pemberontakan tersebut, kedaulatan negara menjadi
terancam, alhasil segala upaya dikerahkan untuk menumpas G 30S PKI.
Namun, jauh sebelum penumpasan atas PKI, sejatinya partai
ini adalah salah satu partai yang besar dan cukup berpengaruh di Indonesia.
Menurut catatan sejarah anggota PKI di Indonesia kurang
lebih sekitar 3 juta orang pada tahun 1960-an.
Bahkan nama-nama kondang waktu itu juga masuk dalam
jajaran partai ideologi sayap kiri ini, baik dari golongan intelektual maupun
rakyat biasa.
Partai ini berhasil menarik simpati kaum buruh, dan
uniknya sebuah catatan sejarah menyebut ada pemain sepak bola Indonesia yang masuk
dalam PKI.
Hal itu mengacu pada masa kejayaan sepak bola Indonesia,
Ir Soekarno sempat menyebut sepak bola Indonesia sebagai
'alat revolusi', kalimat itu pula yang juga diamini oleh PKI.
Sebagaimana sepak bola menjadi alat pemersatu, ia juga
dijadikan alat politik untuk menambah daya tarik masyarakat.
Misalnya dalam catatan sejarah, ada dua nama penyerang
legendaris timnas
Indonesia yang menjadi caleg dari kubu PKI.
Dua nama yang dimaksud adalah, Ramlan dan Endang 'Si Kuda
Terbang' Witarsa, saat itu mereka didapuk penjadi caleg dari PKI saat pemilu tahun 1955.
Meski demikian, banyak yang menyebut dua nama ini hanya
dijadikan alat oleh PKI untuk menarik simpatisan rakyat kala itu.
Nama, Ramlan memang begitu tersohor sebab ia menjadi
kapten timnas Indonesia sedang nama Witarsa adalah pemain muda yang cukup
bersinar kala itu.
Dengan menggandeng dua nama tersebut, terbukti cukup
ampuh bagi PKI, bahkan menurut catatan mereka berhasil menarik banyak
simpatisan dalam pemilu 1955.
Kisah lain, adalah ketika PKI mengundang pemain asal
Rusia, Lokomotiv Moskow untuk bertanding di Indonesia.
Saat itu Lokomotiv Moskow adalah tim yang di isi oleh
para buruh kereta api Uni Soviet, mereka bertanding dengan tim-tim besar
Indonesua macam, Persija Jakarta PSMS Medan, dan Persebaya Surabaya.
0 komentar:
Posting Komentar