Selasa, 14 Mei 2019

Grigori Perelman: Matematikawan Besar Abad Kini




Dalam corak produksi kapitalisme, nyaris semua kegiatan manusia dipacu untuk memperoleh laba atau keuntungan pribadi dan pada akhirnya diambil oleh kapitalis perbankan, melalui hutang atau kredit. Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kapitalisme ditundukkan untuk mengejar laba itu. Karena itu, pendidikan tinggi tidak perlu menaruh perhatian pada sikap ilmiah dan kemampuan teknik yang sejati.

Jenjang dan gelar hanya menjadi lencana baru dari kedudukan aristokrasi di masyarakat, seperti gelar pada masa feodal. Penguasaan ilmu dan teknik hanya dicapai segelintir individu, bahkan yang menaruh minat yang sesungguhnya pada ilmu pengetahuan, dan pencapaian para pakar ini niscaya ditundukkan oleh kapitalisme, kecuali mereka yang menentang dan melawannya, seperti Perelman yang memecahkan teka-teki matematika selama satu abad.

Perelman menolak hadiah satu juta dollar AS, kira-kira Rp. 13.000.000.000,- sebab tidak mau menghadiri penghargaan dan hadiah yang akan diberikan kepadanya di Clay Mathematics Institute, Cambridge, Inggris. Dia juga menolak penghargaan Nobel di bidang matematika.

Grigori Perelman lahir pada tahun 1966 di Saint Petersburg. Ibunya mendaftarkan Perelman kepada sebuah perkumpulan matematika ketika beliau mengetahui kemampuannya yang luar biasa dalam matematika. Perkumpulan matematika ini dikelola Sergei Rukshin, seorang guru matematika terkemuka yang berusia 19 tahun.

Dia adalah guru yang sangat cemerlang dalam mengajar para pemuda jenius. Bakat alam Perelman pun segera terasah secara mendalam di perkumpulan ini. Dalam waktu singkat, Perelman menunjukkan diri dengan sangat jelas bahwa dia tidak hanya berbakat, namun juga mempunyai pikiran yang sangat sistematis sehingga dia nyaris mampu menyelesaikan soal matematika apapun tanpa mencatatnya.

Konon, matematikawan Rusia ini sudah memecahkan soal konjektur terkenal yang diajukan Poincaré (Henri Poincaré, seorang matematikawan Prancis, ahli fisika teoritis, insinyur dan ahli filsafat ilmu, yang mengajukan soal matematika konjektur yang tak terpecahkan pada awal abad kedua puluh) dalam makalah yang diunggah secara online pada tahun 2002 dan 2003.

Pembuktiannya disahkan oleh semua grup matematika pada tahun 2006.
 Majalah Science mengakuinya sebagai “Terobosan Tahun ini”. Ia adalah karya matematika pertama yang berhasil mendapatkan penghargaan (yang sangat khusus) ini. Komite Fields dan Clay Institute sepakat untuk memberikan penghargaan kepada Perelman. Dia adalah matematikawan pertama dan satu-satunya yang sudah memecahkan Masalah Milineum, namun dia juga menolak penghargaan Fields Medal and Millennium.
Setelah para hadirin bertepuk tangan, ketua International Mathematical Union, John Ball menyatakan, “Saya menyesal karena Dr. Perelman tidak mau menerima penghargaan ini.” 
Hanya itu, tiada penjelasan lagi. Pendirian Perelman menunjukkan kepribadiannya yang unik dan komitemennya yang mendalam pada matematika:
“Aku tidak tertarik pada uang dan ketenaran. Aku tidak ingin dipajang seperti hewan di kebun binatang. Aku bukanlah pakar matematika. Aku bahkan belum berhasil dalam matematika. Karena itu, aku tidak ingin disorot orang-orang.”
Kabarnya, Perelman tinggal bersama ibunya di St. Petersberg. Panggilan telepon berhari-hari kepada nomer telepon yang terdaftar sebagai milik Perelman, tak terjawab. Para kenalannya menolak untuk memberikan alamatnya atau nomer teleponnya. Mereka mengatakan bahwa Perelman tidak bersedia berbicara dengan media.

Grigori Perelman sudah mengayun langkah kemajuan yang jauh dalam memahami hukum alam semesta. Dia pun memberikan pelajaran lain kepada kita: kesombongan dan keserakahan tidak berarti dalam ilmu pengetahuan.
"Kekosongan dimana-mana, namun ia bisa dikalkulasi, membuka peluang besar kepada kita. Aku mengerti cara mengendalikan alam semesta. Jadi, mengapa aku harus mengejar 1 juta dolar?
Dia percaya bahwa matematika bisa memberikan sumbangan penting pada kemanusiaan. Hampir semua ilmuwan terkemuka di Russia yang sudah terdidik dalam negara sosialis, pasti mempunyai sikap yang sama, bahwa ilmu dan teknologi harus mengabdi pada umat manusia, bukan penghargaan dan segala macam ketenaran, apalagi klaim hak cipta oleh seorang kapitalis atau perusahaan. Itulah keunggulan nilai-nilai sosialis. Dan manusia jauh lebih agung dari semua materi di muka bumi ini.

0 komentar:

Posting Komentar