Jumat, 31 Mei 2019

Mengenang Kembali Sejarah Lahirnya Pancasila


Johanis Malingkas - 31 Mei 2019   18:55

Lambang Negara Pancasila (sumber:batam.tribunnews.com)

Saat ini perhatian publik terfokus pada persoalan politik pasca pemilu 2019. Unjuk rasa peristiwa 21-22 Mei yang berujung terjadinya kerusuhan merupakan sesuatu yang memprihatinkan. Kemudian adanya informasi rencana pembunuhan terhadap 4 pejabat tinggi negara dan seorang pimpinan lembaga survei menimbulkan pertanyaan besar. Andaikan kesigapan aparat keamanan kepolisian dan TNI yang berhasil menangkalnya, apakah yang akan terjadi terhadap kondisi keamanan negara?

Pertanyaan utama disini, apakah sikap sekelompok orang yang adalah warga negara atau bagian dari bangsa Indonesia telah melupakan filosofi dasar bangsa yaitu Pancasila?

Saya menganggap tindakan yang dilakukan kelompok tertentu itu bertentangan dengan sila-sila yang terdapat pada Pancasila. Sangat disesalkan perbuatan mereka untuk memecah belah persatuan, ingin menciptakan bentrok antara aparat kepolisian negara, dilaksanakan pada saat sebagian besar masyarakat Indonesia sedang menjalankan ibadah puasa.

Jelas, apa yang mereka lakukan itu sangat bertentangan dengan sila pertama, sila kedua dan sila ketiga Pancasila. Melakukan pengrusakan, menteror masyarakat, melakukan tindakaan anarkis apakah sesuai dengan kemanusiaan yang adil dan beradab? "Divide et Impera" modern dengan upaya mau menciptakan konflik antara aparat kepolisian/TNI dengan masyarakat apakah sesuai dengan sila Persatuan Indonesia?

Nah, itulah yang mendasari saya menulis artikel sederhana ini. Untuk sekedar mengenang kembali sejarah lahirnya Pancasila. 

Saya menyadari bahwa semua kita pernah belajar sejarah ini di sekolah-sekolah. Namun tak apalah kalau kita menyegarkan kembali akan peristiwa kelahiran Pancasila. Mengenang kembali kapan dan siapakah tokoh-tokoh bangsa yang perannya menonjol pada waktu itu. Betapa para tokoh ini telah berpikir dan mengagas sesuatu yang akan menjadi dasar bagi bangsa Indonesia.

Ada 4 orang tokoh bangsa waktu itu tercatat dalam sejarah, yaitu Ir Soekarno, Mohammad Yamin, Dr Soepomo dan Dr Radjiman Wedyodiningrat. Tercatat, dalam sidang Badan Persiapan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) ada 3 tokoh yang berturut-turut menyampaikan gagasan dasar negara :

Pertama, Mohammad Yamin menyampaikan gagasan dasar negara : perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan dan kesejahteraan rakyat. 

Selain gagasan secara lisan, ia juga menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara, yaitu: ketuhanan Yang Maha Esa, kebangsaan persatuan Indonesia, rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mohammad Yamin (sumber: liputan6.com)

Kedua, Dr Soepomo mengungkapkan rancangan soal dasar negara meliputi : persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir bathin, musyawarh dan keadilan sosial.

Dr Soepomo(sumber:brainly.co.id)

Ketiga, Ir Soekarno menyampaikan rumusan pada tanggal 1 Juni 1945, yaitu 3 rumusan yaitu Pancasila, Trisila dan Ekasila.  Namun yang disetujui oleh anggota BPUPKI adalah Pancasila, yaitu kebangsaan Indonesia atau nasionalisme, internasionalisme atau peri kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial dan ketuhanan. 

Waktu penyampaian pidato Soekarno inilah yang dijadikan peringatan hari lahir Pancasila.
"Saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita, ahli bahasa saya, namanya Pancasila. Sila antinya asas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi".
Ir Soekarno (sumber:printerest.com)

Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapatkan sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh mantan Ketua BPUPKI Dr Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku berisi pidato yang kemudian di bukukan oleh BPUPKI.

Dr Radjiman Wedyodiningrat (sumber:batam.tribunnews.com)

Rumusan Pancasila dari Soekarno itu selanjutnya masih di musyawarakan dengan berbagai tokoh naional, hingga teksnya seperti yang kita kenal sekarang.
Jadi, Pancasila dirumuskan melalui sidang BPUPKI yang berlangsung sejak tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945.

Hari lahir Pancasila tahun ini yakni tanggal 1 Juni 2019 artinya Pancasila berumur 74 tahun.

Hari lahir Pancasila setiap tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional. Hari libur nasional ini dimulai sejak tahun 2017 berdasarkan keputusan Presiden RI No. 24 Tahun 2016. Presiden Joko Widodomenyampaikan ketentuan ini melalui pidatonya pada peringatan "Pidato Bung Karno 1 Juni 1945" di Gedung Merdeka Bandung pada 1 Juni 2016 lalu.

Ir Joko Widodo(Presiden RI) (Sumber:printerpolitik.com)

Nah, mengingat kembali sejarah lahirnya Pancasila dimaksud agar kita belajar akan semangat perjuangan tokoh-tokoh bangsa yang telah menghadirkan suatu landasan bagi bangsa dan negara kita. Saatnya kita menyadari terutama generasi milenial bangsa bahwa Pancasila adalah filosofi dasar yang menjadi komitmen elemen bangsa yang perlu di jaga dan di lestarikan. Pancasila adalah dasar sekaligus benteng pemersatu dalam membangun negeri ini. Marilah kita jaga dan lestarikan itu secara bersama-sama.

Selamat memperingati Hari Lahir Pancasila ke 74.

JM.Manado, 31 Mei 2019.

Sumber: batam.tribunnews.comgoodnewsfromindonesia.idKompasiana.Com 

0 komentar:

Posting Komentar