Rabu, 30 September 2015 17:36
Presiden Jokowi. | Wartakotalive/Henry Lopulalan
WARTA KOTA, PALMERAH -- Sebelumnya beredar
kabar konser dua jari terkait pembubaran DPR dengan didukung relawan dua
jari di antaranya, Slank, di GBK, Rabu (30/9/2015).
Konser itu dilakukan bertepatan dengan tragedi G 30 S PKI, yang secara langsung ingin membenturkan Jokowi dengan pihak tentara dan kepolisian.
Selain itu, ada isu yang tersebar luas, Jokowi akan minta maaf kepada PKI.
Terkait hal itu, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menyatakan bahwa pihaknya telah memiliki data mengenai penyebar fitnah terhadap Presiden Joko Widodo. Fitnah tersebut tentang Jokowi yang disebut akan mewakili pemerintah Indonesia meminta maaf pada keluarga Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Tapi, kita sudah tahu (pelakunya)," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Pramono mengungkapkan, penyebar fitnah diketahui berkat kerja sama dengan Polri. Pelaku diduga menyebarkan pesan berantai pada Selasa (29/9/2015), yang menyebut agenda pertemuan Jokowi dengan keluarga PKI serta Gerwani di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Ia melanjutkan, ada satu pelaku yang pertama kali menyebarkan pesan tersebut kepada orang di sekitarnya. Selanjutnya, pesan itu tersebar secara luas dan menimbulkan keresahan.
Konser itu dilakukan bertepatan dengan tragedi G 30 S PKI, yang secara langsung ingin membenturkan Jokowi dengan pihak tentara dan kepolisian.
Selain itu, ada isu yang tersebar luas, Jokowi akan minta maaf kepada PKI.
Terkait hal itu, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menyatakan bahwa pihaknya telah memiliki data mengenai penyebar fitnah terhadap Presiden Joko Widodo. Fitnah tersebut tentang Jokowi yang disebut akan mewakili pemerintah Indonesia meminta maaf pada keluarga Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Tapi, kita sudah tahu (pelakunya)," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Pramono mengungkapkan, penyebar fitnah diketahui berkat kerja sama dengan Polri. Pelaku diduga menyebarkan pesan berantai pada Selasa (29/9/2015), yang menyebut agenda pertemuan Jokowi dengan keluarga PKI serta Gerwani di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Ia melanjutkan, ada satu pelaku yang pertama kali menyebarkan pesan tersebut kepada orang di sekitarnya. Selanjutnya, pesan itu tersebar secara luas dan menimbulkan keresahan.
"Ada juga mesin sosial media. Sebenarnya orangnya itu-itu
saja, kepentingannya membuat resah, dan (ingin) mendiskreditkan
Presiden," kata Pramono.
Sementara itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya memastikan, pemerintah tidak akan menyampaikan permintaan maaf terkait peristiwa PKI.
"Tidak ada pikiran untuk meminta maaf, minta maaf kepada siapa? Siapa memaafkan siapa karena kedua pihak ada terjadi, kalau boleh dikatakan, korban. Jadi, saya pikir tidak sampai ke situ," ujar Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Ketika isu soal PKI itu menyebar, Pengurus Pusat Muhammadiyah meminta klarifikasi Presiden. Kepada Muhammadiyah, Jokowi membantah isu tersebut.
"Dengan demikian, isu yang berkembang bahwa pemerintah akan meminta maaf sudah diklarifikasi. Presiden tak akan melakukan itu, apalagi sampai membuat permintaan maaf," kata Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti, seusai menemui Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/9/2015).
Sementara itu, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya memastikan, pemerintah tidak akan menyampaikan permintaan maaf terkait peristiwa PKI.
"Tidak ada pikiran untuk meminta maaf, minta maaf kepada siapa? Siapa memaafkan siapa karena kedua pihak ada terjadi, kalau boleh dikatakan, korban. Jadi, saya pikir tidak sampai ke situ," ujar Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Ketika isu soal PKI itu menyebar, Pengurus Pusat Muhammadiyah meminta klarifikasi Presiden. Kepada Muhammadiyah, Jokowi membantah isu tersebut.
"Dengan demikian, isu yang berkembang bahwa pemerintah akan meminta maaf sudah diklarifikasi. Presiden tak akan melakukan itu, apalagi sampai membuat permintaan maaf," kata Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti, seusai menemui Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (22/9/2015).
0 komentar:
Posting Komentar