Rabu, 30/09/2015 11:39 WIB
Ilustrasi boneka jailangkung. (Ennio morricone via Wikimedia Commons)
Jakarta, CNN Indonesia --
“Kalau sudah kepepet apalagi dalam keadaan susah, segala cara akan dipakai.”
Demikian dikatakan Jane Luyke, istri mendiang Oey Hay Djoen -anggota Sekretariat Pusat Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang pernah ditahan di Pulau Buru lantaran tuduhan terlibat Gerakan 30 September 1965.
Kala geger tragedi 1965 berakhir, banyak orang kesulitan mencari anggota keluarga mereka. Saking sulitnya, hal yang di luar akal sehat pun ditempuh. Termasuk bertanya kepada jelangkung.
Jane menuturkan, bukan dirinya yang mencari keberadaan Oey saat itu. Sebab Oey kala itu tak hilang, suami jane itu dipenjara dan ia tahu di mana suamainya itu dibui.
Berawal dari permainan iseng empat temannya sekitar satu tahun setelah tragedi itu terjadi. "Diajak main jelangkung buat cari duit, awalnya tanya nomor (kode buntut) ke jelangkung," kata Jane kepada CNN Indonesia.
Jane diajak oleh seorang istri anggota Lekra lain saat itu. Namun Jane
tak mau ikut, ia hanya menunggu di luar rumah tempat para temannya
bermain jelangkung. Saat itu permainan digelar di sebuah rumah di
bilangan Jatinegara, Jakarta Timur.
Awalnya, boneka jelangkung yang dimainkan teman-teman Jane kemasukan roh yang mengaku orang Belanda, De Vrees. "Meneer De Vrees tinggal di pojokan ruangan rumah itu," ujar Jane yang geli sendiri dengan pengalamannya itu.
Teman Jane yang turut memegangi jelangkung saat itu iseng bertanya, "Saya punya kawan yang hilang, bisa tolong dicarikan, namanya Nyoto" kata Jane. Nyoto adalah Wakil Ketua Comite Central II Partai Komunis Indonesia yang jadi salah satu pendiri Lekra.
Tak lama jelangkung tersebut kembali bergerak, dan menuliskan nama tanda tangan Nyoto di kertas yang disediakan.
Teman-teman Jane tak percaya begitu saja. Mereka kemudian bertanya pada jelangkung tersebut nama alias milik Nyoto atau nama pena yang kerap dipakai saat membuat karya sastra. "Ditulisnya oleh jelangkung itu Iramani," ujar Jane. Sebuah kebetulan, nama pena Nyoto kala itu memang Iramani.
Seakan percaya bahwa arwah petinggi PKI itu yang merasuk ke jelangkung
yang dimainkannya. Lalu teman-teman Jane bertanya, "Bagaimana bung, di
mana saat ini?” jelangkung itu kemudian menulis lagi "Di dunia lain".
jelangkung itu kemudian kembali menulis permintaan agar anak-anak isteri
Nyoto dijaga.
Teman Jane yang bermain jelangkung sontak keluar dan menangis menemui Jane. Mereka mengadukan apa yang dialaminya. Jane mengaku kala itu dirinya antara percaya dan tidak. Namun saat itu keluarga memang sudah tak tahu harus kemana lagi mencari Nyoto.
Jane sendiri sesuai amanah suaminya kerap memberikan bantuan untuk keluarga Nyoto.
Tulisan hasil permainan jelangkung kemudian diserahkan pada suami salah
seorang teman Jane yang juga aktif di Lekra. Saat itu sang suami belum
tertangkap dan ikut dibui sebab ia masuk ke dalam gelombang kedua
penangkapan para anggota Lekra atau organisasi yang dituding terkait
dengan PKI.
Tentang Nyoto
Nyoto yang diaku-aku jelangkung adalah orang ketiga terpenting di PKI saat peritiwa G30S pecah tahun 1965. Ia menduduki jabatan Wakil Ketua II Comite Central PKI. Di atasnya ada nama Lukman sebagai Wakil Ketua I Comite Central PKI dan Dipa Nusantara Aidit sebagai Ketua PKI.
Nyoto disebut sangat dekat dengan Presiden Soekarno. Ia diangkat sebagai Menteri Negara sebagai wakil dari PKI.
Nyoto dijemput oleh sekelompok orang dan hilang, ada yang menyebut pada Desember 1965 ada pula yang menyebut tahun 1966. Sejak dijemput saat perjalan pulang itu, Nyoto tak lagi ditemukan.
Tak hanya Nyoto, militer saat itu juga menangkap isteri dan anak-anak Nyoto. Isterinya, Sutarni dan tujuh anaknya juga dipenjara meski tak tahu menahu soal kegiatan politik Nyoto. (sur/sip)
Demikian dikatakan Jane Luyke, istri mendiang Oey Hay Djoen -anggota Sekretariat Pusat Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang pernah ditahan di Pulau Buru lantaran tuduhan terlibat Gerakan 30 September 1965.
Kala geger tragedi 1965 berakhir, banyak orang kesulitan mencari anggota keluarga mereka. Saking sulitnya, hal yang di luar akal sehat pun ditempuh. Termasuk bertanya kepada jelangkung.
Jane menuturkan, bukan dirinya yang mencari keberadaan Oey saat itu. Sebab Oey kala itu tak hilang, suami jane itu dipenjara dan ia tahu di mana suamainya itu dibui.
Berawal dari permainan iseng empat temannya sekitar satu tahun setelah tragedi itu terjadi. "Diajak main jelangkung buat cari duit, awalnya tanya nomor (kode buntut) ke jelangkung," kata Jane kepada CNN Indonesia.
|
Awalnya, boneka jelangkung yang dimainkan teman-teman Jane kemasukan roh yang mengaku orang Belanda, De Vrees. "Meneer De Vrees tinggal di pojokan ruangan rumah itu," ujar Jane yang geli sendiri dengan pengalamannya itu.
Teman Jane yang turut memegangi jelangkung saat itu iseng bertanya, "Saya punya kawan yang hilang, bisa tolong dicarikan, namanya Nyoto" kata Jane. Nyoto adalah Wakil Ketua Comite Central II Partai Komunis Indonesia yang jadi salah satu pendiri Lekra.
Tak lama jelangkung tersebut kembali bergerak, dan menuliskan nama tanda tangan Nyoto di kertas yang disediakan.
Teman-teman Jane tak percaya begitu saja. Mereka kemudian bertanya pada jelangkung tersebut nama alias milik Nyoto atau nama pena yang kerap dipakai saat membuat karya sastra. "Ditulisnya oleh jelangkung itu Iramani," ujar Jane. Sebuah kebetulan, nama pena Nyoto kala itu memang Iramani.
|
Teman Jane yang bermain jelangkung sontak keluar dan menangis menemui Jane. Mereka mengadukan apa yang dialaminya. Jane mengaku kala itu dirinya antara percaya dan tidak. Namun saat itu keluarga memang sudah tak tahu harus kemana lagi mencari Nyoto.
Jane sendiri sesuai amanah suaminya kerap memberikan bantuan untuk keluarga Nyoto.
|
Tentang Nyoto
Nyoto yang diaku-aku jelangkung adalah orang ketiga terpenting di PKI saat peritiwa G30S pecah tahun 1965. Ia menduduki jabatan Wakil Ketua II Comite Central PKI. Di atasnya ada nama Lukman sebagai Wakil Ketua I Comite Central PKI dan Dipa Nusantara Aidit sebagai Ketua PKI.
Nyoto disebut sangat dekat dengan Presiden Soekarno. Ia diangkat sebagai Menteri Negara sebagai wakil dari PKI.
Nyoto dijemput oleh sekelompok orang dan hilang, ada yang menyebut pada Desember 1965 ada pula yang menyebut tahun 1966. Sejak dijemput saat perjalan pulang itu, Nyoto tak lagi ditemukan.
Tak hanya Nyoto, militer saat itu juga menangkap isteri dan anak-anak Nyoto. Isterinya, Sutarni dan tujuh anaknya juga dipenjara meski tak tahu menahu soal kegiatan politik Nyoto. (sur/sip)
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150929175939-20-81659/kala-jelangkung-mengaku-sebagai-nyoto-petinggi-pki/
PERMAINAN ONLINE TERBESAR DI INDONESIA
BalasHapusWebsite paling ternama dan paling terpercaya di Asia ^^
Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat :)
Memiliki Banyak Permainan yang digemari oleh Penggemar Online
- SPORTBOOK
- TANGKAS
- LIVE CASINO
- TOGEL
- POKER DOMINO
- SLOT
Promo Yang Berlaku Di ANGKASA BOLA
HOT PROMO :
- Bonus Deposit Harian 10% (Maksimal Bonus 300,000) Minimal TO 2x
- Bonus Cashback Mingguan Di Sportbook 5% - 15%
- Bonus Refrensi 2,5% Seumur Hidup Di Permainan Sportbook
- Bonus Rollingan Casino 0.8%
- Bonus Rollingan Referral 0.1%
- Bonus Rolllingan Poker 0.2%
- Bonus Rollingan Slot 0,3 %
Discount 4D : 65% , 3D : 59% , 2D : 29%
Kombinasi = 5%
Shio = 12%
Colok Angka (1A) = 5%
Colok Macau (2A) = 15%
Colok Naga (3A) = 15%
Colok Jitu = 8%
Contact Us
Website : www.ligaangkasa(dot)com
WA : +6281247734816
Instagram : angkasabolaonline