Rabu, 30 September 2015

Pelukis Elite yang 'Tersingkir' dari Dunia Akademis


Endro Priherdityo & Rizky Sekar Afrisia, CNN Indonesia | Rabu, 30/09/2015 11:52 WIB

Basoeki Abdullah sering diminta melukis Soekarno. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Jakarta --Jika tidak banyak anak muda sekarang yang mengenal Basoeki Abdullah, itu bisa dipahami. Basoeki bukan hanya hidup di masa lampau, meski karya lukisannya masih abadi hingga kini. Pelukis yang dianggap kalangan elite itu juga "disingkirkan" dari dunia akademis.
"Di kuliah tidak dikenalkan. Saya tahu karena saya suka saja," kata Jerry Thung, pelukis lulusan Institut Kesenian Jakarta. Menurutnya, ada upaya pelabelan yang keliru dari sekitar masa 1930-an. Saat itu, Basoeki dianggap "menyempal" dari aliran umum yang berkembang.
Basoeki berbeda dari pelukis seperti Soedjojono dan Affandi. Ia disebut pelukis salon. "Gaulnya sama kaum elite, melukis potret tokoh-tokoh besar. Dia kan mainnya dari istana ke istana," kata Jerry saat diwawancara CNN Indonesia beberapa waktu lalu.
Sementara pelukis masa itu, lanjutnya, lebih banyak berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. "Kalau dia dianggap ningrat, kastanya beda," tutur Jerry. Kalau bukan potret tokoh seperti Bung Karno, ia melukis perempuan telanjang.

Namun di balik segala keglamoran itu, Basoeki punya kelebihan tersendiri. Dengan aliran realisme yang dianutnya, pelukis kelahiran 25 Januari 1915 itu ahli "memermak" figur seseorang. Ia bisa melukis seseorang dengan begitu mirip, bahkan lebih cantik dan gagah.
"Dia pelukis potret paling hebat, sampai sekarang enggak ada lawan," kata Jerry. Pelukis 53 tahun itu melanjutkan, "Dia bisa lukis wajah orang sangat persis, tapi karakter orang itu enggak hilang. Itu gaya dia."
Jerry sendiri mengenal Basoeki sejak lulus SMA. Ia pernah menganggur dua tahun sebelum mengambil kuliah karena harus mengumpulkan uang lebih dahulu. Caranya dengan melukis, dan Basoeki lah panutannya kala itu. Bahkan, Jerry meniru lukisan sang idola saat diminta membawa karya pada hari pertamanya berkuliah di IKJ.

Saat ditanya siapa pelukis yang ia tahu, Jerry menjawab hanya Basoeki dan Affandi. 

"Baru setelah kuliah saya tahu ada pelukis lain," ia bercerita. Uniknya, Basoeki justru tidak banyak diajarkan karena citra elite-nya.
Meski pribadinya terkesan eksklusif, tidak demikian dengan karyanya. Harga lukisan Basoeki memang mencapai miliaran rupiah. Namun lukisan itu begitu terkenal dan banyak diduplikasi pelukis lain. Dari situlah Jerry sendiri pertama mengetahui adanya Basoeki.
"Dia pelukis unik dan sangat populer waktu sama SMA, sekitar 1980-an. Banyak karya dia yang dibuat di kalender-kalender dan buku-buku, saking bagus dan populernya," ujarnya.
Karya itu bisa dinikmati seluruh lapisan masyarakat. "Sampai kawan saya yang enggak tahu lukisan, bisa langsung tahu tentang lukisan Nyi Roro Kidul, meskipun dia tidak tahu Basoeki Abdullah," kata Jerry.
Sosok-sosok yang pernah dilukis Basoeki dengan sangat ikoniknya, menurut Jerry, sudah merasuk ke memori banyak orang Indonesia. "Yang memasukkan itu ya Basoeki Abdullah," katanya. (rsa/rsa)

0 komentar:

Posting Komentar