11-10-2018 - 13:54
Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Dr Ari Sapto MHum saat memberi konfirmasi kepada awak media di Lab Sejarah FIS UM. (Pipit Anggraeni/MalangTIMES).
Seminar nasional yang akan diselenggarakan Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang (UM) pada 24 Oktober mendatang terpaksa ditunda. Gara-garanya, seminar itu dicurigai mengangkat tema kelompok kiri atau PKI. Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial UM Dr Ari Sapto MHum menyampaikan, penundaan tersebut dikarenakan banyak beredarnya isu yang menyebut jika seminar dengan tema Perubahan dan Kesinambungan Historis dalam Perspektif Keilmuan dan Pembelajaran tersebut mengangkat isu tentang kelompok kiri.
Isu tak sedap itu mulai banyak beredar di kalangan internal dan eksternal kampus UM sejak Sabtu (6/10/2018) siang melalui pesan singkat WhatsApp. Besar kemungkinan, ada kelompok tertentu yang memanfaatkannya untuk kepentingan tersendiri.
"Sehingga kami dari jurusan memilih untuk mengambil kebijakan menunda seminar tersebut," ujarnya kepada wartawan saat dikonfirmasi, Kamis (11/10/2018).
Penyebaran isu tersebut kemungkinan dikarenakan adanya subtema Materi Sejarah Kontroversial dan Pembelajarannya yang rencananya akan dimuat dalam seminar. Sehingga ada kelompok tertentu yang memanfaatkan celah untuk masuk di dalamnya.
Ari juga menegaskan, penundaan itu bukan karena ada tekanan dari pihak militer seperti yang beredar di masyarakat selama ini. Keputusan tersebut murni berasal dari dewan dosen dalam rapat yang diselenggarakan pada Senin (8/10/2018) lalu.
Pasca-melakukan rapat internal bersama dewan dosen, pertemuan dengan pihak militer -dalam hal ini Korem Baladhika Jaya dan Kodim 0833 Kota Malang- dilakukan pada Selasa (9/10/2018). Dalam pertemuan itu, pihak jurusan sempat meminta saran atas menyebarnya isu tersebut dan menyampaikan jika seminar ditunda.
"Jadi, itu bukan ada tekanan dari militer. Senin dalam rapat dewan dosen sudah kami putuskan untuk ditunda dan baru Selasa kami melakukan pertemuan dengan korem dan kodim," jelasnya.
Lebih jauh dia menyampaikan, setelah memutuskan untuk ditunda, surat pemberitahuan penundaan yang ia tandatangani pun dikirim kepada empat pemateri yang seyogyanya mengisi seminar pada Rabu (10/10/2018). Keempat pemateri itu adalah Prof Dr Asvi Warman Adam APU; Dr. Sri Margana MHun, MPhil; Dr Abd Syukur MHum; dan Dr. Ari Sapto MHum.
"Jadi termasuk saya juga dapat surat itu, karena saya memang akan jadi pemateri rencananya," imbuh pria ramah tersebut.
Ari pun sangat menyayangkan beredarnya isu yang menyebut jika penundaan seminar tersebut dikarenakan ada tekanan dari pihak militer. Dia berharap tidak ada lagi pihak tertentu yang memanfaatkan celah tersebut.
"Bulan September dan Oktober ini memang selalu saja ramai, dan kami tidak menyangka sampai ada yang menyebarkan isu tersebut. Kami dilingkungan akademisi sama sekali tidak merasa ada tekanan dari militer. Kami juga menyadari, saat menjelang pilpres, pasti saja ada isu yang seperti ini," papar Ari.
Sementara terkait anggapan yang menyebut jika seminar tersebut ditunda lantaran nama Asvi Warman diundang sebagai pemateri, menurutnya sama sekali tidak benar. Sebab, sejak dari awal, pihak panitia sudah memutuskan untuk mengundang sejarawan LIPI tersebut karena keilmuannya.
"Selain itu kami awalnya juga ingin mengenalkan mahasiswa seharah kami tentang LIPI. Kami ingin menjalin kedekatan dengan LIPI, itu saja," jelasnya.
Meski merasa dirugikan karena adanya isu tak benar tersebut, pihak jurusan menurutnya enggan mengusut lebih jauh terkait pihak yang menyebarkan isu tersebut untuk pertama kalinya. Pihak jurusan Sejarah saat ini memikirkan untuk melanjutkan aktivitas seperti biasanya.
Setelah ada penundaan, seminar nasional sejarah yang merupakan ajang kegiatan tahunan itu masih akan tetap dilakukan. Namun ia belum dapat memastikan kapan akan diadakan. Termasuk dengan tema dan narasumber yang akan mengisi acara tersebut.
"Sekarang belum kami bicarakan lagi karena jurusan masih banyak kesibukan. Mungkin nanti tema dan narasumbernya akan berubah dari yang sudah ditunda sekarang," papar pria berkacamata itu. (*)
Sumber: MalangTimes
0 komentar:
Posting Komentar