21 OKT 2018 21:35
WIB | OLEH: JOKO SANTOSO/WIED
Sutradara film “Sum” Firman Fajar Wiguna menerima penghargaan.
Film tersebut meraih dua penghargaan di Sodoc Tahun 2018. (Foto :Joko Santoso)
PURBALINGGA- Film
“Sum” karya sutradara Firman Fajar Wiguna produksi Brankas Film
SMA Negeri 2 Purbalingga menyabet dua penghargaan sekaligus diajang Solo
Documentary Film Festival (Sodoc) 2018.
Selain film terbaik kategori pelajar, film berdurasi 15
menit ini juga diganjar film favorit penonton. Penghargaan diterima saat malam
penganugerahan di Gedung Kethoprak Balekambang Surakarta, Sabtu (20/10)
malam.
“Sempat tidak menyangka akan dapat penghargaan film terbaik, ditambah film favorit pula. Penghargaan ini tentu didedikasikan bagi para penyintas tragedi ’65 yang tak pernah mendapat keadilan hingga saat ini,” ungkap Firman yang berangkat ke Solo tanpa mengantongi izin pihak sekolah.
“Sum” berkisah seorang perempuan penyintas ’65 yang
berlatar bekas aktivis Barisan Tani Indonesia (BTI). Setelah menghuni penjara
selama 13 tahun tanpa pengadilan, Sum yang bernama lengkap Suminah, hidup dalam
kesendirian. Hingga saat ini, ia terus menunggu berbaliknya realita zaman.
Ada 17 film dokumenter pelajar dari seluruh Indonesia
yang bersaing kemudian empat film terseleksi nominasi yang dinilai juri. Tiga
juri kategori pelajar antara lain Jason Iskandar, Steve Pillar Setiabudi, dan
Tomy Taslim.
Menurut Jason Iskandar, “Sum” menarik dan langka karena
menawarkan warna atau gaya baru film dokumenter pelajar tentang memori
seseorang yang memaparkan ingatannya kemudian di-capture pembuat film.
“Film ini bergaya dokumenter esai yang mengangkat isu penting di Indonesia, terlebih ketika dibahas oleh pelajar,” tutur juri yang aktif membuat dokumenter sejak masih pelajar.
Sebelumnya, “Sum” sempat menyabet film dokumenter terbaik
di ajang Festival Film Purbalingga (FFP) 2018 dan nominasi dokumenter pelajar
di Festival Film Kawal Harta Negara (FFKHN) 2018.
Sumber: Wawasan.Co
0 komentar:
Posting Komentar