Salah seorang wartawan mendapat perlakuan kekerasan oleh aparat.
Pagi tadi (21/03/2016) sekitar jam 10.00, massa aksi piket #TagihJanjiJokowi, langsung turun angkot di lampu merah bergegas menuju portal depan Istana. Para polisi yang sudah bersiap dari sejak jam 07.00 pagi langsung mengejar massa aksi, ada 6 orang massa aksi yang berhasil mencapai titik portal depan pintu gerbang Istana Negara. Tampak juga dari belakang pos jaga di dalam halaman Istana, ada tiga orang yang berseragam biru gelap dengan senjata laras panjang.
Ada satu teman media, Fiqi dari warta kota yang mendokumentasikan proses polisi mengamankan dan mengevakuasi massa aksi mendapat perlakuan kasar, leher dikunci dengan siku tangan oleh satu polisi dan dia dikurung oleh beberapa polisi, polisi menginginkan foto yang ia ambil untuk dihapus.
Ketika kejadian tersebut posisi Bagus dari Urban Poor Consortium (UPC) ada di seberang jalan depan Istana, dia sempat mendokumentasikan video ketika massa aksi turun dari kendaraan, mengevakuasi massa aksi dan tindakan aparat melakukan kekerasan dengan wartawan. Sayangnya keseluruhan video tersebut dihapus oleh polisi, ketika posisi dia terkunci dikurung tiga orang polisi.
Upaya me”recovery” video tersebut dengan beberapa software gagal. Sementara Fiqi dari Warta Kota sempat menyelamatkan beberapa foto hasil bidikannya ketika proses evakuasi massa aksi dilakukan.
Fiqi, M. ditemani Ibnu Idris (Redaktur Pelaksana) dan Bagus melaporkan kejadian ini ke Polsek Metro Gambir, Jakarta Pusat. Kemudian dilakukan visum di RS Tarakan. Menurut keterangan Fiqi, kata dokter, " Ini hanya luka biasa, untuk tulang anda tidak ada pengerasan".
Fiqi akan melaporkan kejadian ini atas kebrutalan aparat kepada wartawan saat meliput di depan Istana Negara ke Dewan Pers dan LBH Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar