Jumat, 1 Juni 2018 16:51Reporter : Hari Ariyanti
Aktivis HAM
Haris Azhar. ©2018 Liputan6.com/Immanuel Antonius
Pertemuan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan peserta aksi Kamisan yang merupakan
keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu dianggap hanya bertujuan politis
karena berdekatan dengan tahun politik. Pertemuan berlangsung di Istana pada
Kamis (31/5).
Aktivis HAM, Haris Azhar
mengatakan, isu HAM hanya dijadikan komoditas politik oleh Jokowi mengingat
perhelatan Pilpres sebentar lagi berlangsung. Ia mengatakan isu pelanggaran HAM
masa lalu ini kemungkinan akan mencuat kembali jelang Pilpres 2019 untuk
menyerang Prabowo Subianto jika Ketua Umum Gerindra itu bertarung kembali di
Pilpres 2019. Seperti diketahui, Prabowo diduga terlibat dalam beberapa kasus
pelanggaran HAM saat peristiwa kerusuhan Mei 1998.
"Isu ini akan dipakai Jokowi kalau Prabowo naik (jadi capres). Sekarang posisinya sama, Jokowi dan Prabowo adalah orang-orang yang sama bermasalah dengan isu HAM," jelasnya kepada merdeka.com, Jumat (1/6).
Pertemuan peserta aksi Kamisan
dengan Presiden menurutnya tak ada hasilnya. Presiden hanya mengumbar janji
akan memenuhi permintaan para keluarga korban sebagaimana yang pernah
dijanjikan dulu saat kampanye. Haris menambahkan, para peserta aksi akan tetap
melanjutkan aksinya tiap Kamis walaupun telah bertemu dengan Presiden.
"Lanjut dong. Apalagi ini sudah bergenerasi," ujarnya.
Haris kembali menegaskan, jika dikaitkan dengan persoalan
HAM, Jokowi dan Prabowo tak ada bedanya.
"Jokowi dan Prabowo sama saja. Dua sosok yang anti HAM," pungkasnya. [rnd]Sumber: Merdeka.Com
0 komentar:
Posting Komentar