2016/10/01
Diterdjemahkan dari versi asli (bahasa Inggris), ke dalam edjaan Suwandi, edjaan jang paling disukai oleh Oom Ben, penulis analisa ini.
Kedjutan sering muntjul tatkala seseorang mem-bongkar2 gudang jang penuh sesak dan berdebu. Ketika membolak-balik ribuan halaman hasil fotokopi laporan stenografi pengadilan Letnan Kolonel Penerbangan Heru Atmodjo di depan Mahkamah Militer Luar Biasa, saja menemukan beberapa dokumen jang merupakan lampiran berkas2 pengadilan.
Ini adalah laporan jang disusun oleh sekelompok ahli forensik medis, beranggotakan lima orang, jang telah memeriksa djenazah enam orang djenderal (Yani, Suprapto, Parman, Sutojo, Harjono dan Pandjaitan) dan seorang letnan muda (Tendean) jang dibunuh pada dinihari 1 oktober 1965. Laporan seadanja ini setjara tepat dan objektif menggambarkan bagaimana tudjuh orang ini tewas, tidak ada laporan lain jang bisa menandinginja. Berkaitan dengan kontroversi lama tentang masalah ini, dan pelbagai laporan kepada chalajak ramai jang ber-beda2 seperti dilakukan oleh ber-matjam2 koran dan madjalah, menurut saja akan bermanfaat untuk menerdjemahkan semuanja demi kepentingan ilmiah.
Pada setiap kepala laporan jang tertera visum et repertum (otopsi) menundjukkan bahwa kelompok ini dibentuk pada hari senin 4 oktober, sebagai pelaksanaan perintah tertulis Majdjen Soeharto, komandan KOSTRAD, kepada kepala Rumah Sakit Angkatan Darat. Tim itu terdiri dari dua dokter Angkatan Darat (termasuk jang terkenal Brigdjen Dr. Roebiono Kertopati) dan tiga orang sipil spesialis forensik medis pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tokoh jang paling senior di kalangan sipil ini, Dr. Sutomo Tjokronegoro, adalah ahli forensik medis terkemuka Indonesia. Kelompok ini bekerdja selama delapan djam, pada tanggal 4 oktober dari djam 16:30 sampai djam 00:30 pada tanggal 5 oktober, di kamar bedah RSPAD.

Masing2 laporan jang mentjapai tudjuh ini mengikuti pola jang sama: 1) pernjataan Majdjen Soeharto jang berisi instruksi kepada lima pakar; 2) identifikasi djenazah; 3) uraian tentang keadaan djenazah, termasuk pakaian atau hal2 lain jang didjumpai pada djenazah; 4) perintjian luka2 jang bisa diamati; 5) kesimpulan mengenai waktu dan penjebab kematian; serta 6) dengan bersumpah kelima pakar menjatakan bahwa pemeriksaan djenazah telah mereka lakukan setjara menjeluruh dan sesuai dengan ketentuan jang ada.
***
Oleh karena itu kita akan bisa beladjar banjak djika membandingkan pemberitaan koran militer dengan isi laporan ahli forensik jang ditugasi oleh militer, dari lampiran jang ada bisa disimpulkan bahwa laporan ini selesai ditulis pada hari selasa tanggal 5 oktober 1965.

Pada hari jang sama tanggal 7 oktober itu Angkatan Bersendjata lebih landjut memberitakan bagaimana djenderal2 Harjono dan Pandjaitan tewas akibat hudjan tembakan di rumah2 mereka sendiri, dengan djenazah jang ditumpuk di dalam truk jang kemudian menghilang di malam buta dan “deru mesinnja jang seperti harimau haus darah”. Namun Berita Yudha djuga mentjatat bekas2 siksaan di tangan Harjono.
Pada edisi 9 oktober, Berita Yudha melaporkan bahwa walaupun wadjah dan kepala djenderal Suprapto telah dipukul oleh “pen-teror2 biadab”, sosoknja masih bisa dikenali. Tubuh letnan Tendean mengalami luka irisan pisau pada dada kiri dan perutnja, lehernja telah dimutilasi dan kedua matanja ditjungkili. Pada edisi hari berikutnja Berita Yudha mengutip beberapa orang saksi mata penggalian kubur jang mengatakan bahwa beberapa korban telah ditjungkili mata mereka, sementara beberapa korban lain
“Ada jang dipotong tanda kelaminnja dan banjak hal2 jang sama sekali mengerikan dan diluar perikemanusiaan”. Pada edisi 11 oktober Angkatan Bersendjata lebih memerintji kematian Tendean dengan menjatakan bahwa dia telah mengalami beberapa kali penjiksaan di Lubang Buaja, tempat dia diserahkan kepada Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia onderbouw PKI). Dia didjadikan “permainan djahat” oleh wanita2 ini.

Dan djelas bukan hanja ini. Karena Antana jang dikontrol tentara pada edisi 30 november mewartakan bagaimana para anggota Gerwani tanpa pandang bulu telah menjerahkan diri kepada para personil Angkatan Udara jang terlibat Gerakan 30 september. Sedangkan harian Angkatan Bersendjata edisi 13 desember memberitakan bahwa para anggota Gerwani ini telah menari tarian harum bunga setjara telandjang bulat di bawah arahan D.N. Aidit pemimpin PKI sebelum mentjeburkan diri pada tindakan tjabul massal bersama anggota Pemuda Rakjat.
Di antara semua pengakuan jang memenuhi pemberitaan surat kabar sepandjang bulan2 oktober, november dan desember, sementara tengah berlangsung pembunuhan massal terhadap mereka jang dituduh berafiliasi dengan PKI, terdapat dua hal jang sangat menarik.
Pertama adalah desakan bahwa tudjuh pria jang dibunuh itu telah mengalami penjiksaan jang mengerikan, jaitu pentjungkilan mata dan pemotongan “tanda kelamin”, sedangkan hal kedua adalah penekanan bahwa kalangan sipil anggota organisasi komunis merupakan pelaku tindakan kedjam ini.
***
Lebih dari itu, mungkin bermanfaat untuk membagi para korban ini dalam dua kelompok: mereka jang menurut bukti2 non-forensik ditembak mati di rumah sendiri oleh para pentjulik, jaitu para djenderal Yani, Pandjaitan dan Harjono; serta mereka jang baru dibunuh setelah dibawa ke Lubang Buaja, masing2 djenderal2 Parman, Soeprapto dan Sutojo, demikian pula letnan Tendean.

Laporan forensik hanja membenarkan sebagian penggambaran ini.
Para ahli mengamati bahwa luka2 pada tubuh Yani hanja 10 tembakan baru dan tiga tembakan lama. Pandjaitan terkena tiga tembakan di kepala dan luka irisan pisau ketjil di tangan. Di pihak lain, tjedera jang dialami Harjono malah menimbulkan pertanjaan, karena tidak disebut adanja luka tembakan. Penjebab kematiannja ternjata luka tusukan pandjang dan dalam di bagian perut, jang bisa terdjadi karena tusukan bajonet, pisau lipat atau pisau tjukur. Luka serupa jang tidak mematikan terlihat pada punggung korban.
Satu2nja tjedera lain disebutkan sebagai “di tangan kiri dan pergelangan tangan, luka karena trauma tumpul.” Tidak ada kemungkinan lain untuk menafsirkan semua ini ketjuali menjatakan bahwa tidak mungkin luka2 itu muntjul akibat siksaan —tukang siksa djarang memilih tangan sebagai sasaran ulah mereka— dan bisa djuga merupakan akibat djenazah jang dibuang ke dalam sumur sedalam 12 meter di Lubang Buaja.

Empat orang inilah jang memperoleh pemberitaan mengenai penjiksaan seks kedji. Sedangkan laporan forensik mengungkapkan hal2 berikut:
1) S. Parman terkena lima luka tembakan, termasuk dua jang mematikan pada kepala; dan, tambahan lagi, “luka iris dan tulang patah dibagian kepala, rahang dan kaki kiri bawah, masing2 merupakan akibat trauma tumpul”. Tidak mungkin mengetahui apa penjebab memar (trauma) tumpul ini —popor senapan, atau kena tembok dan lantai sumur— tapi djelas bukan luka “siksaan”, tidak djuga muntjul akibat irisan pisau lipat atau pisau tjukur.
2) Soeprapto tewas akibat sebelas tembakan jang mengenai pelbagai bagian tubuhnja. Luka lain terdiri dari enam irisan dan patah tulang karena trauma tumpul di sekitar kepala dan wadjah; satu karena trauma tumpul di betis kanannja; kemudian luka dan patah tulang akibat “sebagai akibat trauma tumpul jang sangat keras disekitar pinggang dan paha kanan atas”; dan tiga irisan jang, berdasarkan ukuran dan dalamnja, kemungkinan disebabkan oleh bajonet.
Lagi2 “trauma tumpul” menandakan telah terdjadi benturan dengan objek keras jang besar dan tanpa bentuk djelas (popor bedil atau batu sumur), djadi bukan akibat pisau tjukur atau pisau biasa.
3) Sutojo terkena tiga tembakan peluru (termasuk jang mematikan di kepala), sementara “tangan kanan dan batok kepala hantjur karena trauma tumpul”.
Lagi2 di sini terbatja kombinasi aneh tangan kanan, tempurung kepala dan trauma tumpul jang menandakan popor senapan atau tembok sumur.
4) Tendean tewas karena luka tembakan. Selain itu, para pakar forensik menemukan luka goresan di dahi dan tangan kiri, demikian pula “tiga luka mengaga akibat trauma tumpul terhadap kepala”.

Hal jang sangat mentjolok adalah bahwa bagian tubuh jang biasanja merupakan sasaran para penjiksa seperti bidji pelir, dubur, mata, kuku djari, telinga dan lidah tidak pernah disinggung.
Dengan begitu dapatlah dikatakan dengan kepastian jang masuk akal bahwa enam korban menemui adjal karena tembakan (hanja kematian Harjono di rumahnja sendiri jang merupakan tanda tanja), dan kalaupun tubuh mereka mendjadi sasaran kekerasan lain, maka itu akibat hempasan popor sendjata jang sebelumnja telah melepaskan tembakan jang mematikan terhadap mereka[1], atau kerusakan tubuh itu tampaknja merupakan akibat djatuh ke dalam sumur berdinding batu sedalam 12 meter jang kira2 setara dengan gedung tingkat tiga.
***
[1] Menariknja pada edisi 16 november, harian Angkatan Bersendjata menampilkan pengakuan seorang jang bernama Suparno jang berkata bahwa lima dari enam korban hanja ditembak; dua jang lain —Suprapto dan Tendean— disiksa sedjauh hanja terkena hantaman popor senjata. Bandingkan laporan forensik tentang tubuh dua pria ini.
[2] Lihat Suara Islam, 13 Desember 1965 dan FBIS (nomer 239), 13 Desember 1965.
alih bahasa Joss Wibisono
https://gatholotjo.wordpress.com/2016/10/01/bagaimana-para-djenderal-gugur-oleh-benedict-r-og-anderson/
I am very grateful for this enlightening article. I am new to this issue, but for me it elucidated several questions. Congratulations on your knowledge on the subject. Thank you very much. ID Photos Pro 8.0.2.6
BalasHapusVery helpful suggestions that help in the optimizing website. Thank you for valuable suggestions.RealVNC Enterprise 6.1.1
BalasHapus